Film yang pada awalnya diciptakan hanya untuk hiburan masyarakat kini telah bertransformasi menjadi salah sektor ekonomi yang menggiurkan. Bahkan industri film global mampu mendapatkan miliaran dollar setiap tahunnya. Kesuksesan film tidak hanya berfokus kepada sisi ekonomi berupa penghasilan tetapi juga mampu melahirkan peluang bisnis baru di sektor terkait seperti pariwisata sampai merchandise. Dengan kondisi tersebut membuat film kini berbentuk kekuatan ekonomi yang memiliki potensi menjanjikan.
Nyatanya dibalik potensi besar dari film terkadang disalahgunakan oleh para oknum pelaku pada industri film. Para pelaku tersebut memaksimalkan keuntungan semata melalui produksi karya film berkulitas kurang. Fenomena tersebut biasanya penulis sebut dengan nama "film cepat saji". Label tersebut menandakan bahwa film yang dihasilkan hanya menekankan pada aspek komersial dibandingkan kualitas cerita. Memang terkadang banyak sekali film yang menerapkan label tersebut mendapatkan keuntungan besar dalam waktu singkat tetapi terdapat bayangan hitam yang menghantui. Bentuk dari bayangan hitam berupa penonton akan mulai bosan dan berpikir untuk tidak mau menonton sekuel film tersebut lagi dikemudian hari.
Untuk mencegah fenomena tersebut merajalela maka dibutuhkan solusi yang diambil seperti pemberian penghargaan. Adanya penghargaan yang diberikan mampu memberikan dorongan positif bagi pekerja industri film untuk mengutamakan kualitas dan inovasi disamping mengejar keuntungan semata. Dari sekian banyak penghargaan bergengsi yang memberikan dampak pada industri film bernama Oscar.
Oscar atau biasa disebut Academy Awards merupakan penghargaan bergengsi yang diberikan oleh oleh Academy of Motion Picture Arts and Sciences (AMPAS). Tujuan penghargaan tersebut untuk menghormati karya film yang luar biasa dari industri film dihasilkan. Jika melihat kemasa lampau penghargaan Oscar pertama kali diadakan pada tahun 1929 di Hollywood. Penghargaan Oscar cukup banyak kategori yang diperebutkan seperti Film Terbaik, Sutradara Terbaik, Aktor dan Aktris Terbaik, dan banyak lagi. Dari waktu tersebut dikombinasikan banyaknya kategori menjadi simbol penghargaan tertinggi pada dunia perfilman.
Disamping itu melalui penghargaan bergengsi yang bernama Oscar juga mampu memberikan pengakuan bagi individu yang terlibat didalam film yang dihasilkan. Selain itu terkadang adanya kemenangan penghargaan yang didapatkan mampu meningkatkan kredibilitas dan popularitas film tersebut. Sehingga secara tidak langsung akan berakibat pada lonjakan penonton yang membuat film mampu bertahan pada pasar lebih lama. Semua tersebut memberikan motivasi yang besar bgi para pembuat film untuk terus berinovasi dalam menghasilkan karya film yang lebih berkualitas demi memajukan industri film.
Menurut penulis penyelenggaran akan penghargaan Oscar menjunjung tinggi akan keberagaman. Buktinya dalam setiap tahun penyelenggaraan Oscar akan selalu melibatkan berbagai negara untuk berlomba memperebutkan beragam kategori. Hal tersebut menunjukan bahwa industri film tidak dikuasai oleh satu negara saja. Contoh seperti film berjudul Parasite yang diproduksi oleh Korea Selatan mampu meraih beberapa penghargaan pada tahun 2020. Selain itu film lainnya yang berjudul Amour yang diproduksi oleh Prancis juga mampu meraih penghargaan di tahun 2013. Kemenangan yang dimiliki oleh berbagai negara menunjukan bahw Oscar tidak hanya menjadi penghargaan bagi film Hollywood yang diproduksi di Amerika Serikat. Namun dapat dikatakan bahwa penghargaan Oscar merupakan wadah apresiasi bagi berbagai karya internasional dalam menambah warna industri film.
Memang harus diakui adanya ruang keberagaman seperti pada penghargaan Oscar harus dijunjung tinggi. Namun jika keberagaman yang diberikan mampu menimbulkan kontrovensi rasanya harus dipikirkan cukup dalam. Salah satu contoh keberagaman yang kontrovensi berupa penerimaan terhadap hal-hal yang terkait dengan LGBT dalam acara tersebut. Adanya hal tersebut bahkan membuat masyarakat terbagi menjadi dua kubu yaitu pro dan kontra. Untuk kelompok pro memiliki pondasi kuat berupa langkah utama dalam menghargaan hak asasi manusia dan kebebasan berekspresi. Namun untuk kelompok kontra memiliki pondasi berpikir berupa ancaman akan nilai tradisional yang dibentuk sampai merusak kodrat manusia yang telah diberikan oleh sang pencipta.
Bukti secara nyata akan penerimaan hal-hal terkait LGBT dalam penghargaan Oscar dapat dilihat pada momen penting dalam kurung beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2022 terlihat dari pemberian penghargan kepada film The Power of the Dog. Film tersebut memang cukup dalam akan mengangkat tema LGBT melalui karakternya yang orientasi seksual cukup beragam secara eksplisit. Ketika memasuki tahun 2023 penghargaan Oscar kembali menampilkan hal lain melalui kemenangan film Everything Everywhere All at Once. Bahkan memasuki tahun 2024 kembali lagi hal tersebut diangkat melalui film The Last Wish.
Memasuki tahun 2025 kembali lagi penghargaan Oscar menunjukan konsistensinya dalam mengangkat hal-hal terkait LGBT. Salah satu bukti nyata terlihat dari masuknya nominasi dari film berjudul Emilia Peres. Film tersebut merupakan film musikal komedi yang diperankan oleh Zoe Saldana hingga Selena Gomez. Tidak hanya itu saja film tersebut merupakan adaptasi dari novel karya Boris Razon berjudul coute.