Mohon tunggu...
Tony Rosyid
Tony Rosyid Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengamat Politik

Pengamat Politik

Selanjutnya

Tutup

Politik

Reuni 212, Mengukur Kekuatan Oposisi

21 November 2019   11:37 Diperbarui: 21 November 2019   11:46 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Reuni 212, Mengukur Kekuatan Oposisi

Tony Rosyid
Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa

Pilpres sudah usai. Jokowi presidennya. Lepas kontroversi yang terus jadi memori, Jokowi sudah dilantik. Bahkan sudah juga melantik para pembantunya di kabinet.

Secara politik, Jokowi makin perkasa. Sementara oposisi wait and see. Silent. Beri kesempatan kabinet bekerja. Seperti apa kerja mereka? Baru berusia satu bulanan. Belum bisa diukur.

Prediksinya? Lihat pertama, SDM. Dan kedua, anggaran. Seberapa banyak menteri Jokowi punya kompetensi di posisi masing-masing. Dan seberapa besar anggaran untuk kementerian itu. Dari situ, hasil kinerja kabinet bisa diraba.

Dalam situasi silent, wait and see, tentu ini akan sangat mempengaruhi tensi dan spirit gerakan oposisi. Terutama bagi aktifis 212 yang selama ini dijadikan simbol oposisi terhadap Jokowi. Mampukah mereka menjaga soliditas massanya dalam situasi seperti sekarang. Sebuah situasi tanpa momentum yang bisa jadi trigger pergerakan.

Meski Prabowo dan Gerindra sudah gabung ke istana, 212 tetap konsiten mempertahankan posisinya sebagai oposisi. Ini disebabkan diantaranya karena gagalnya negosiasi tim istana dengan tokoh utama 212, yaitu Habib Rizieq Shihab (HRS). Dua jenderal berpengaruh yang diutus istana ke Saudi tak berhasil membuat kesepakatan dengan HRS.

Pasca pilpres? Jokowi tak butuh lagi HRS. Yang dibutuhkan Jokowi adalah Prabowo. Tapi, Prabowo minta ke Jokowi agar HRS dipulangkan. Permintaan ditolak. Setidaknya, hingga hari ini.

Akankah Reuni Akbar 212 awal desember nanti akan dihadiri HRS? Bergantung. Kepada siapa? Jokowi! Kalau Jokowi ijinkan, HRS pulang. Gak ada ijin, jangan berharap.

Berarti, yang mencekal HRS itu Jokowi? Tidak! Arab Saudi yang mencekal. Demi keamanan, itu bahasa halusnya. Bahasa halus, atau bahasa politik? Kepo ah! Emang apa kepentingannya pemerintah Saudi? Nah, anda sudah mulai kritis

Besar kemungkinan HRS gak bisa pulang sebelum reuni 212. Ini prediksi. Secara politis, kehadiran HRS akan jadi heroik. Reuni 212 akan kembali fenomenal dengan kepulangan HRS. Apalagi, isu Ahok sedang hangat-hangatnya muncul.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun