Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat dan Praktisi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mengalirdiakunketiga05092020

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Gagal Ujian Praktik SIM C, Dapat Diulang Hari itu Juga!

1 Februari 2023   23:57 Diperbarui: 2 Februari 2023   00:00 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Rabu (1/2/2023) beberapa media di tanah air memberitakan kabar gembira bagi rakyat Indonesia. Kabar tersebut adalah menyoal perubahan ujian/tes pembuatan Surat Izin Mengemudi (SIM) C.

Seperti diwartakan berbagai media, Direktur Registrasi dan Identifikasi (Dir Regident) Korlantas Polri Brigadir Jenderal Yusri Yunus mengatakan bahwa masyarakat yang gagal dalam pelaksanaan ujian praktik pembuatan SIM C diberi keringanan beberapa kali untuk bisa mencoba kembali di hari yang sama.

Pernyataan ini, adalah jawaban dari keresahan masyarakat yang selama ini merasa dipersulit untuk mendapatkan SIM C.

Sebelumnya, saya kutip dari Kompas.com (28/10/222), warganet malah mengunggah narasi protes soal tes praktik membuat SIM C. Menurut warganet, ujian SIM perlu dibuat masuk akal.

"Ga perlu lah lintasan angka 8, zigzag, atau putar balik dgn kaki ga boleh nyentuh tanah. Kita cuma mau naik motor biar sampe, bukan biar bisa ngisi sirkus," tulisnya.

Sejatinya, masalah tes praktk pembuatan SIM C sudah lama dikeluhkan masyarakat. Namun, menurut hemat saya masyarakat baru bisa bersuara leluasa di zaman medsos ini.

Keluhan yang sering saya dengar adalah saat praktik melintasi angka 8, pembuat SIM langsung dianggap gagal saat kakinya jatuh menginjak tanah. Lebih parahnya lagi, pembuat SIM juga wajib menggunakan motor yang disiapkan Kepolisian untuk ujian praktik. Dan, sudah barang tentu, motornya pasti akan terasa asing. Karakter motor yang berbeda tentu tidak akan dengan cepat diadaptasi oleh pemohon SIM.

Zaman itu, belum ada motor matic lagi. Bisa dibayangkan, handle gigi motor juga menjadi kendala, karena sangat mudah nyangkut di kaki/sepatu dan membuat keseimbangan tidak terjaga.

Yang tidak habis pikir, tidak logis sama sekali, mengapa melintasi angka 8, kakinya tidak boleh sampai jatuh menyentuh tanah. Padahal dalam praktiknya, justru kaki berjaga menjadi faktor utama untuk keselamatan. 

Namun, seiring waktu, polisi melonggarkan aturan. Pembuat SIM C boleh menggunakan motor sendiri. Tetapi, aturan kaki tidak boleh menyentuh tanah masih berlaku sampai sekarang.

Pantas saja ada warganet yang begitu pas memprotes. Membuat SIM C, ujian praktiknya seperti untuk persiapan main sirkus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun