Namun, pasukan STy yang kalah postur, juga punya kelebihan skill individu dan kecepatan. Inilah senjata nyata hingga Australia tersengat dua gol.Â
Prediksi saya, di laga kedua yang akan tetap tersaji di Stadion Republican Central Dushanbe, Tajikistan, pada Jumat (29/10/2021), bila Morgan benar-benar membuktikan ucapannya akan konsentrasi membenahi barisan depan dan belakang timnya, ancaman bagi anak asuh STy adalah akan menjadi lumbung gol dan sengatannya akan mudah dijinakkan oleh anak-anak Australia.
Padahal dengan regulasi AFC bahwa tidak ada perhitungan agreget gol tandang dan kandang, kesempatan Indonesia untuk mengajak adu pinalti terbuka lebar, minimal hanya dengan menang 1-0. Bila tak mau adu pinalti, maka minimal harus menang 2-0 atau 3-1 atau 4-2.
Yang pasti, Morgan sudah tahu kualitas tim Indonesia. Sebaliknya, STy yang sebelumnya tidak pernah kalah dari Australia saat membela Korea Selatan baik saat menjadi pemain maupun menjadi pelatih, juga sudah tahu kelebihan dan kelemahan Australia.
Bila taktik dan strategi STy tepat di leg kedua dan diterjemahkan oleh pemain dengan benar di lapangan nanti, apa pun perbaikan Morgan pada timnya, maka Australia tetap akan merasakan sengatan penggawa Garuda.
Yang pasti, sesuai data dan catatan statistik tentang Australia dan Indonesia, bila Australia kembali menang adalah wajar. Tetapi bila sebaliknya, Indonesia mampu menyengat dan membalikkan keadaan, metafora tentang David dan Goliath akan terbukti, karena faktanya timnas Australia U-23 memang masih lebih unggul segalanya dari timnas Indonesia U-23.
Kita tunggu, apakah ucapan Morgan yang akan terbukti dan membawa pasukannya melenggang? Atau sebaliknya, pasukan STy akan membikin tercengang dunia. Harapannya, tuah STy akan membikin Garuda tambah menyengat, dan Australia yang jewama tersingkir.Â
Terpenting, jangan ada pemain Indonesia yang lemah intelegensi dan personaliti hingga bikin masalah lagi di daerah pertahanan yang tidak perlu hingga lawan dapat tendangan bebas. Juga tidak ada pemain yang menonton saat lawan menggiring bola sampai membikin gol.
Peluang Australia memang lebih besar, tetapi tidak ada yang mustahil dan Indonesia masih ada kesempatan untuk berjuang membalikkan keadaan.
Â