Selain diuntungkan oleh 2 tim yang mundur, sebenarnya penampilan pasukan yang dibesut oleh Rudy Eka Priyambada ini banyak yang wajib dibenahi. Catatannya, walau mampu mengatasi Singapura, 2 kemenangan atas Singapura juga terjadi dari bola mati.
Selain itu, di setiap sektor, masih nampak kelemahan pemain Garuda Pertiwi dari segi Teknik, Intelegensi, Personaliti, dan Speed (TIPS) pemain. Akan berat bagi Zahra dan kawan-kawan bila kemampuannya baru selevel timnas Singapura, saat tampil di India nanti.Â
Kelemahan yang sangat mencolok dari Timnas Pertiwi jelas dalam hal intelegensi, fisik, dan teknik, jadi Rudy Eka wajib membenahi sektor ini bila tidak mau Zahra dan kawan-kawan menjadi bulan-bulanan lawan di India.
Lihatlah tim yang sudah lolos di antaranya dari Grup E, Juara Grup Korea Selatan yang sempat membantai Mongolia dengan 12-0 dan menyingkirkan Uzbekistan 4-0. Sementara Filipina juga lolos sebagai runner-up.
4 tim lain yang sudah lolos adalah tuan rumah India dan tiga lainnya diisi oleh Jepang yang merupakan juara di edisi 2018, kemudian Australia sebagai runner up 2018, dan China yang menjadi tim dengan peringkat ketiga terbaik pada perhelatan edisi 2018. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa, 6 tim tersebut adalah lawan-lawan yang levelnya.1-2-3 kelas di atas Indonesia, dan tim kelas dunia.
Namun begitu, tetap wajib disyukuri, bahwa terlepas karena diuntungkan oleh Korea Utara dan Irak yang mundur, terpenting catatan sejarah sudah menggores, Indonesia kembali lolos ke putaran final AFC setelah menanti 32 tahun.Â
Yang pasti, tidak akan ada lagi keberuntungan bagi Timnas Putri di putaran final. Yang ada adalah perjuangan agar tak jadi bulan-bulanan lawan. Karena itu Zahra dan kawan-kawan wajib lebih dipersiapkan dengan matang. Mungkin butuh masukan Shin Tae-yong untuk masalah fisik. Dan, yang pasti lagi, masih tersisa waktu menuju putaran final sekitar 3/4 bulan. Itu tidak lama, lho.