Secara obyektif, rakyat yang cerdas intelegensi dan emosi di seluruh Republik Indonesia (RI), apa pun kedudukan, pekerjaan, hingga jabatan dari tingkat jelata hingga elite, tentu dapat mengkalkulasi apa yang sudah amanah dilakukan oleh Presiden Jokowi kepada rakyat, dan apa yang belum amanah kepada rakyat.Percuma dan omong kosong bagi pendukung dan relawan Jokowi yang terus membelanya, sebab faktanya ada sikap dan tindakan sebagai pemimpin yang belum amanah.
Percuma dan omong kosong pula bagi pihak yang tak mendukung Jokowi yang terus mencibir, sebab faktanya memang sudah ada sikap dan tindakan sebagai pemimpin yang sudah amanah bagi rakyat.
Jadi, baik bagi pendukung dan relawan Jokowi serta pihak bukan pendukung Jokowi, tidak usah terus saling bernarasi membela dan melemahkan. Keduanya memang seharusnya justru bersatu, sama-sama mengingatkan Jokowi kepada hal yang belum amanah kepada rakyat.
Bila yang bukan pendukung kecewa karena Jokowi masih ada yang belum amanah, itu artinya diingatkan oleh rakyat. Maka, para pendukungnya pun sewajibnya turut mengingatkan Jokowi.
Pengingatan dari BEM UI, anak ke bapak
Di tengah pandemi corona yang semakin merajalela di NKRI, BEM UI yang mewakili  dan representasi dari rakyat yang melihat dan merasakan bahwa Jokowi harus diingatkan dan ditegur karena ada sikap dan tindakan yang tidak amanah, terlebih ke luar dari rel janji-janjinya selama kampanye Presiden, maka sewajibnya, dengan kepala dingin dan cerdas pula, para pendukung dan relawan Jokowi juga melihat permasalahan secara obyektif sesuai substansi kritik. Bukan malah membela mati-matian Jokowi.
Menurut saya, saat anak dan anggota keluarga mengritik dan memberi masukan kepada pemimpin keluarga karena tidak amanah, bukan berarti anak dan anggota keluarga tidak menghargai, tidak mencintai, dan tidak menghormati sang pemimpin keluarga.
Justru dengan pengingatan dalam bentuk kritik atau sindiran, itu adalah tanda menghargai, mencintai, dan menghormati  dari anak kepada bapaknya.
Artinya, belum tentu BEM UI dan para anggotanya adalah pihak yang berseberangan dan bukan pendukung Jokowi. Tetapi, sebagai anak=rakyat, sebagai sebuah anggota keluarga=bangsa memang wajib mengingatkan bapak=presiden yang dilihat tidak amanah dan membahayakan keluarga=negara!
Bagi seorang bapak yang cerdas intelegensi dan emosi, bila dikritik anaknya atau anggota keluarga lainnya, tentu tak akan sekadar menanggapi dengan santai, tetapi juga akan melakukan pembuktian terhadap sikap dan perbuatan yang dianggap belum amanah.
Namun, dalam kasus kritik-mengkritik terhadap pemerintahan RI sekarang atau kritik langsung kepada Presiden Jokowi, nyatanya hampir belum ada kritik yang ditanggapi dengan perubahan sikap dan tindakan.