Mohon tunggu...
Tonny Trimarsanto
Tonny Trimarsanto Mohon Tunggu... -

saya http://trimarsantofilms.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ada Anak Berjalan di Dasar Laut

8 Februari 2012   00:59 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:56 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

" Tidak ada satupun yang bisa menghentikan kemarahan laut !" Kata Kapten kapal Billy Tyne ( George Clooney ). Ketika kemarahan itu muncul, maka pergilah para burung burung hitam. Segumpal punggung gelap akan menghancurkan siapapun. Lanjutnya. Itulah potongan dialog pendek  dari film Perfect Storm. Sebuah film yang berangkat dari kisah nyata, karya Wolfgang Petersen. Film tentang amuk laut, yang siapapun tak akan bisa mencegahnya. [caption id="attachment_161242" align="alignright" width="246" caption="Kampung Sampela Wakatobi penakluk ombak laut ( foto Tonny Trimarsanto )"][/caption] Ganasnya laut, memang tak bisa ditaklukan. Tak ada seorangpun yang bisa memprediksi, bahwa ombak laut bisa membunuh -kapanpun. " Ketika kamu menjadi takut, maka ketakutan itu akan lebih menakutkan dari kenyataan itu sendiri. Dan ketakutan itu akan menjadi kenyataan terburuk bagimu !" Inilah perkataan bijak Bohdi ( Patrick Swaezy) kepada Johny Uttah (Keanu Reeves). Bohdi, mencoba meyakinkan Johny untuk bisa menaklukan ombak lau. Dan penantian 10 tahun Bohdi untuk menaklukan ombak laut Pasifik, ia lakukan. Itulah sepenggal kisah dari film Point Break, film tentang peselancar yang berusaha menaklukan laut. Film karya Kathryn Bigelow ini, cukup sukses era 1990-an. Dengan bujed sebasar USD 24 juta, namun mampu menghasilkan keuntungan bersih sebanyak USD 97 juta. Kitapun disodori oleh fakta fakta laut yang penuh misteri. Di dalamnya menyimpan : sejuta mitos -bisu-, yang tak terjawab. Kemurkaan dan keangkuhan, namun menyimpan kesejahteran,  melekat dalam tubuh : laut ! Kisah kisah laut, tak akan pernah selesai untuk dituturkan. Seperti sebuah kotak pandora, penuh misteri dan teka teki. Teka teki laut, membuat saya kagum. Ketika saya menyusuri kehidupan masyarakat Bajo, kekaguman itu terungkap. Saya bertemu dengan sosok sosok yang biasa berjalan di dasar laut. Tidak saja berjalan. Mereka menari dengan komposisi ritmik dan artistik di dasar laut. Itulah anak anak Bajo, yang sejak kecil sudah melakukan penaklukan dasar laut. [caption id="attachment_161241" align="alignleft" width="269" caption="Anak anak Sampela Kaledupa Wakatobi penakluk dasar laut (foto Tonny Trimarsanto)"]

13286625231235689555
13286625231235689555
[/caption] Mereka sejak kecil sudah diajar untuk menjaga laut. Mengambil yang boleh dan tidak dari  dasar laut. Mereka percaya bahwa dasar laut mempunyai roh. Punya spirit untuk melahirkan kesejahteraan. Mereka tak akan pernah mau mengangkap lumba lumba. Karena lumba lumba adalah teman dan penyelamat nelayan. Lumba lumba adalah jiwa yang senantiasa menunjukan ada arah mata kehidupan dan kesejahteraan. Mereka tak akan mengambil telur ikan. Mereka tak akan mau menangkap ikan ikan kecil. Karena ikan ikan kecil inilah yang punya masa depan. Anak yang berjalan di dasar laut, (seharusnya) membuat banyak kalangan  belajar. Sadar akan sikap arif bagi kelangsungan masa depan bumi, juga yang hidup di dalamnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun