Mohon tunggu...
Tonny Syiariel
Tonny Syiariel Mohon Tunggu... Lainnya - Travel Management Consultant and Professional Tour Leader

Travel Management Consultant, Professional Tour Leader, Founder of ITLA

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Kala Bandara Heathrow Membatasi Jumlah Penumpang

16 Juli 2022   18:54 Diperbarui: 16 Juli 2022   19:02 485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kepadatan penumpang di Bandara Heathrow-London. Sumber: Henry Nichols /Reuters / The Guardian

Lautan bagasi yang terlantar di Heathrow. Sumber: Stuart Dempster / lbc.co.uk
Lautan bagasi yang terlantar di Heathrow. Sumber: Stuart Dempster / lbc.co.uk
Masalah bagasi penumpang yang terlantar (unclaimed baggage) di Heathrow, misalnya, membuat Delta Airlines sampai mengatur penerbangan unik dalam sejarahnya. Maskapai besar asal AS itu menerbangkan salah satu pesawatnya dari Heathrow ke Detroit-AS khusus mengangkut sekitar 1,000 bagasi ex-penumpangnya yang tertinggal di bandara itu. 

Hanya bagasi tanpa ada satu pun penumpang dalam penerbangan khusus itu. Bagasi yang diangkut dengan DL9888 ke Detroit itu selanjutnya dikirim ke alamat masing-masing penumpangnya di AS. Bandara Detroit termasuk salah satu hub dari Delta Air Lines.

London Heathrow International Airport (LHR) sejatinya adalah salah satu bandara tersibuk di Eropa. Menurut data dari situs AeroAffaires, Heathrow menduduki posisi pertama dalam "Europe's 20 Biggest Airports in 2019".

Pada tahun 2019, sebelum covid-19 menerjang dunia, bandara Heathrow-London melayani lebih dari 80 juta penumpang. Sedikit lebih banyak dari bandara Charles de Gaulles di Paris dan bandara Schipol di Amsterdam, yang masing-masing berada di posisi ke-2 dan ke-3.

Akan tetapi, sejak pandemi melanda dunia, jumlah penumpang yang melalui bandara Heathrow merosot drastis. Industri pariwisata global memang termasuk yang  paling terdampak. Mulai dari maskapai penerbangan, perhotelan, hingga berbagai bandara di seluruh dunia. Tidak terkecuali Heathrow.

Staf maskapai penerbangan pun banyak yang terpaksa menerima berbagai opsi pemutusan hubungan kerja. Nasib yang sama harus diterima jutaan petugas bandara di mana-mana. Dengan pertimbangan bahwa ketika industri pariwisata pulih, rekrutmen akan dilakukan kembali secara bertahap.

Kenyataannya, laju pertumbuhan jumlah penumpang pasca pandemi ternyata di luar dugaan. Melesat tinggi melampaui semua prediksi. Itulah yang harus dihadapai bandara Heathrow- London. 

Lihat saja pencapaian Heathrow hingga Juni 2022 lalu. Di bulan Juni saja, Heathrow yang memiliki 5 terminal, tetapi saat ini hanya terminal 2 - 5 yang beroperasi, sudah melayani 6 juta penumpang. 

Dan sepanjang Januari-Juni 2022, Heathrow telah mencapai angka 25 juta penumpang. Bandingkan dengan tahun 2021 yang total hanya 19.4 juta penumpang.

Pembatasan jumlah penumpang serta kekacauan di bandara Heathrow akhir-akhir ini, yang sebetulnya belum kembali ke kapasitas normal pasca pandemi, pun menuai kecaman. Maskapai ternama asal Dubai- Uni Emirat Arab, yakni Emirates, menyebutnya sebagai "Airmageddon".

Tidak hanya Heathrow, bandara ternama lain di Eropa, yakni Schipol- Amsterdam pun sama saja. Kekacauan yang terjadi di Schipol tidak jauh berbeda. Kombinasi dari membludaknya penumpang dan kurangnya petugas bandara menyebabkan antrian panjang hingga terlantarnya ribuan bagasi penumpang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun