Di sore hari, kawasan sepanjang The Bund selalu menjadi area favorit warga lokal dan wisatawan menikmati keindahan kedua sisi Shanghai dengan Sungai Huangpu di tengahnya.Â
Kapal-kapal pesiar hilir mudik di sungai ini hingga malam hari, ketika makan malam mulai disajikan. Shanghai mungkin menarik, tapi tanpa Huangpu, kota ini tidak lebih dari sekedar kota-kota modern lainnya.
Sedangkan peranan Sungai Gangga (Ganga) bagi orang India lebih dari sekedar menghidupi puluhan juta orang yang tinggal di sepanjang daerah aliran sungainya, tapi juga dari segi spiritual. Sungai ini sudah dianggap suci bagi pemeluk agama Hindu. Gangga dianggap sebagai "The Goddess Ganga" dalam Hinduisme.
Salah satu kota yang tidak terpisahkan dari Gangga ialah Varanasi, sebuah kota tua di India dan dianggap sebagai kota paling suci dalam ajaran Hindu. Kota di tepi Sungai Gangga ini bisa dibilang sama seperti Mekkah bagi umat Muslim atau Vatikan bagi umat Katholik.Â
Bagi umat Hindu di India, meninggal di Varanasi dan dikremasi di tepi Sungai Gangga adalah suatu cara mereka memperoleh keselamatan.
Dari banyak literatur, kita juga mengenal beberapa kota ternama di dunia dibangun persis di muara sebuah sungai. Muara sungai yang bertemu dengan laut adalah lokasi ideal bagi banyak kota-kota pelabuhan di dunia.
Sejarah kota Jakarta, misalnya, tidak pernah jauh dari Sungai Ciliwung yang mengalir membelah ibu kota ini. Bermula dari area sekitar Pelabuhan Sunda Kelapa, di muara Sungai Ciliwung, Bandar Sunda Kelapa pun berkembang hingga kini menjadi ibu kota negara Indonesia.
Kota Porto di Portugal juga dibangun di sekitar muara Sungai Douro. Sama juga dengan Kota Amsterdam yang didirikan di sekitar muara Sungai Amstel.Â
Pengalaman bangsa Belanda membangun negara Belanda yang berada di dataran rendah, secara tidak langsung mempengaruhi pembangunan kota Batavia dulu dengan kontruksi banyak pintu air dan kanal-kanal dalam kota.
Muara sungai ini merupakan pelabuhan tradisional Surabaya dan konon kabarnya, pada masa lalu juga digunakan sebagai pintu gerbang menuju ibu kota Kerajaan Majapahit di Trowulan.