Pada awal Kekaisaran Ottoman, sesaat setelah menaklukan Konstantinopel di tahun 1453 oleh Sultan Mehmed II, Gereja Hagia Sophia, gereja terbesar di dunia di era Byzantium, dikonversi menjadi Masjid Hagia Sophia (Ayasofia).
Hagia Sophia yang dibangun antara tahun 532-537, kini telah difungsikan sebagai Museum Ayasofia, setelah mantan presiden pertama Republik Turki Mustafa Kemal Ataturk menetapkan perubahan fungsi itu pada tahun 1935.
Salah satu karya fenomenal di masa sang Sultan adalah Masjid Suleymaniye yang dibangun tahun 1550-1557 dengan arsitek ternama saat itu Mimar Sinan. Masjid ini juga disebut-sebut sebagai sebuah karya masterpiece dari Sinan.
Selain Masjid Suleymaniye, kota Istanbul juga menjadi saksi berdirinya Masjid Sultan Ahmed atau kondang dengan nama 'Blue Mosque'Â (Masjid Biru) yang dibangun antara tahun 1609 sampai 1616.Â
Sebutan ini muncul karena warna biru dari ubin yang menghiasi dinding interior masjid ini. Masjid Biru, yang memiliki 5 kubah dan 6 minaret ini, berdiri berseberangan dengan Hagia Sophia. Saat ini bisa dikatakan, Masjid Biru adalah masjid paling terkenal di seluruh Turki.
Kemegahan masjid-masjid dengan arsitektur Islam yang memesona terus berkembang di mana-mana, dari negara-negara di Afrika utara, Jazirah Arab, hingga Asia Tenggara. Sayang sekali, dengan berbagai keterbatasan yang ada, saya tidak dapat mengunjunginya secara langsung.
Meskipun demikian, saya tidak harus kecewa. Keindahan arsitektur masjid di Indonesia juga tidak kalah mencengangkan. Saya sungguh terpesona dengan Masjid Raya Baiturrahman yang berdiri megah dan anggun di kota Banda Aceh.Â
Didirikan tahun 1878-1881, masjid ini tidak hanya sebagai simbol agama dan budaya, tapi juga semangat, kekuatan, perjuangan dan nasionalisme rakyat Aceh.Â
Gaya arsitekturnya berkiblat ke gaya 'Mughal revival', yang mirip dengan Taj Mahal di Agra, India. Inilah salah satu bangunan bersejarah yang selamat tanpa kerusakan berarti pada saat tsunami tahun 2004.