Suatu ketika seseorang dikejar harimau. Dalam ketakutan yang amat sangat, dia berlari cepat dan berhasil memanjat seutas tali yang bergantung di satu tebing. Dengan terengah akan tetapi gembira karena terlepas dari maut, dia memandang ke atas dan melihat hal yang kembali membuat jantungnya berdegup keras.Â
Beberapa meter di atas tebing, dua ekor tikus hitam dan putih bersemangat menggigiti tali tersebut. Kelihatannya hampir putus karena ditambah berat tubuhnya. Kembali ketakutan yang amat sangat menyelimuti dirinya.
Saking takutnya kepada harimau di bawah dan tikus hitam-putih di atas, orang ini tidak menyadari bahwa di depannya terdapat lubang di dinding yang cukup lebar tapi tertutupi tanaman merambat.Â
Tetapi dalam kepanikan, orang ini bukannya melihat kesempatan tersebut, melainkan mencoba memanjat tali dengan tergesa. Hal ini malah membuat talinya putus dan dia akhirnya menjadi mangsa harimau.
Harimau melambangkan masa lalu (ML) yang seringkali membayangi bahkan menghantui di masa sekarang. "Harimau" ini bisa berupa kesalahan, kegagalan, atau penyesalan yang telah lewat. Â Kebaikan apa yang kita peroleh dengan membebani diri dengan ML?
Tikus hitam-putih melambangkan masa depan (MD) yang mungkin baik, bisa juga tidak baik. Kita selalu kuatir akan masa depan kita, keluarga, sanak saudara, dan lain-lain. Adakah gunanya selalu menguatirkan atau berharap berlebihan terhadap MD?Â
Jangan sampai kita dikejar oleh "harimau" dan kuatir dengan "tikus hitam-putih" sehingga melupakan "lubang penyelamat" di depan mata. "Lubang penyelamat" itu adalah masa sekarang (MS).
Berikan totalitas kita kepada MS. Berkonsentrasilah kepada apa-apa yang sedang dihadapi di MS. Jika saat sekarang, dari waktu ke waktu kita berikan diri kita yang terbaik, bukankah hasilnya akan yang terbaik bagi kita?
Kata-kata bijaksana yang patut direnungkan, "Orang-orang seharusnya tidak terkungkung pada ML, juga tidak berharap secara berlebihan pada MD. MS adalah yang paling berharga. Menyesali ML, merindukan MD, orang seperti ini ibarat si dungu yang akan merana dalam kehidupan ini seperti ilalang dibabat."
(Toni Yoyo on MIR [Motivation ~ Inspiration ~ Reflection])