Mohon tunggu...
Toni Pamabakng
Toni Pamabakng Mohon Tunggu... Administrasi - Pengamat Sosial, Hukum dan Pemerintahan

Tenang, Optimis, Nasionalis dan Idealis.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pilpres adalah Kegembiraan Rakyat

6 November 2014   22:17 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:27 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Orang pintar selalu mengatakan bahwa setiap warga negara memiliki hak untuk dipilih dan memilih. Saya adalah salah satu Warga Negara Indonesia yang pada saat pemilu 2014 yang lalu, baik saat pileg maupun pilpres, tidak terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT). Saya tahu bahwa saya diberi kesempatan untuk mengajukan diri ke KPU setempat agar dimasukkan dalam data pemilih, namun saya pikir gak usahlah terlalu repot mengurusi persoalan pemilu tersebut. Apalagi saya memang tidak begitu peduli dengan pemilihan anggota legislatif, mungkin karena saya memang tidak percaya sama sekali dengan para calon wakil rakyat yg bertarung dalam pileg tersebut. Kenyataannya memang benar, wakil rakyat yang terpilih saat Pileg yang lalu ternyata tidak memiliki jiwa kenegarawanan, sampai sekarang DPR masih berkonflik dengan sesamanya. Semua mementingkan diri sendiri dan kelompoknya, janji untuk mengabdi pada kepentingan bangsa dan Negara hanya isapan jempol belaka. Jujur, saya sama sekali tidak menyesal tidak menggunakan hak pilih saat pileg yang lalu. SALAM GIGIT JARI kepada semua pemilih hehehe……..

Lain pileg lain pula pilpres. Jika saat pileg saya “golput”, pada saat pilpres saya dan istri sangat semangat untuk memilih. Saatnya berpartisipasi, orang baik harus ikut memilih, agar orang baik pula yang akan terpilih sebagai pemimpin (baca: Presiden). Berbekal KTP dan KK, saya dan istri ikut mencoblos saat pilpres, bahkan sekiranya diijinkan, anak-anak kami pun yang masih balita pengen mencoblos juga hehehe….Mereka sangat fasih memanggil-manggil nama Calon Presiden kesukaannya yang kerap muncul di televisi. Bagi saya, Pilpres waktu itu benar-benar kegembiraan rakyat, partisipasi pemilih sangat luar biasa. Euforia kampanye para Calon Presiden sangat terasa, baik di dunia nyata maupun di dunia maya. Rakyat sangat antusias mendukung Capresnya masing-masing. Militansi pendukung Capres Pemilu 2014 sungguh luar biasa, sangat jauh berbeda dengan situasi pilpres-pilpres periode sebelumnya.

Kini, saat-saat menegangkan pilpres 2014 telah berlalu. Presiden Terpilih telah ditetapkan oleh KPU dan bahkan telah dilantik serta mengucapkan Sumpah Jabatan di hadapan Yang Terhormat Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Siapapun yang terpilih adalah Presiden Republik Indonesia, bukan Presiden Koalisi Indonesia Hebat ataupun Presiden Koalisi Merah Putih. Pertarungan hebat saat kampanye dan saat pemungutan suara telah usai, Jokowi dan Prabowo pun sudah bertemu dalam suasana penuh kehangatan dan kekeluargaan. Mereka berdua telah sepakat untuk saling mendukung, demi kemajuan bangsa dan Negara kita Indonesia tercinta. Kiranya para pendukung fanatik kedua kubu pun demikian, mari kita tinggalkan saling caci-maki, saling ejek, saling menjelekkan dan saling hina, baik di dunia maya maupun dunia nyata. Memang masih banyak pendukung yang kalah dan masih belum bisa move on, karena kekalahan itu pastilah menyakitkan. Namun demikian, sekali lagi, kenyataannya kita sudah memiliki Sang Presiden, maka dialah Presiden kita semua. Maka, pasanglah fotonya di kantor anda, janganlah memasang foto orang lain yang notabene bukan Presiden menjadi seolah-olah sebagai Presiden kita hehehe…

Kini, pilpres 2014 telah usai. Saya bergembira telah melaksanakan hak saya untuk memilih Sang Presiden, terlepas calon yang saya pilih itu menang atau kalah. Saya bergembira karena proses pilpres 2014 berjalan lancar dan aman, tanpa ada gejolak yang berarti. Semua pihak akhirnya menerima hasil pilpres dengan legowo. Saat pelantikan Presiden pun rakyat sangat bergembira yang diwujudkan dengan Pesta Rakyat saat pelantikan Presiden. Mungkin masih ada sebagian rakyat yang tidak bergembira, masih kecewa karena calonnya kalah, tapi itu semua tidak mengurangi kemeriahan Pesta Rakyat menyambut Presiden baru. Konon khabarnya sambutan terhadap Presiden baru ini mendapat penghargaan dari MURI, sebagai sebuah pesta penyambutan Presiden yang paling meriah sepanjang sejarah Indonesia. Sampai saat ini, rakyat masih bergembira dan sangat antusias menyambut Sang Presiden, hal ini dapat kita saksikan saat Presiden “blusukan” ke Sinabung dan Sulawesi Selatan.

Kini, Presiden telah memangku jabatannya untuk masa lima tahun ke depan. Saatnya kita semua untuk mengawal pemerintahan ini, mendukung segala kebijakan Pemerintah yang baik dan benar, sebaliknya tanpa ragu mengkritisi kebijakan Pemerintah yang salah dan mengkhianati rakyat. Kita gembira jika Presiden mampu melaksanakan janji-janjinya saat kampanye, mampu membawa bangsa kita ke arah yang lebih baik dan maju, dan mampu mewujudkan cita-cita kita dalam berbangsa dan bernegara sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, yang juga diucapkan Presiden Jokowi dalam pidato pertamanya saat pelantikan di MPR. Tentunya sebagai rakyat yang baik kita berharap kegembiraan kita saat Pilpres akan berlangsung terus, paling tidak sampai lima tahun ke depan. Namun demikian, kita pun harus sadar dan siap menghadapi situasi sebaliknya. Presiden adalah manusia biasa yang tidak luput dari kekurangan dan kekhilafan. Apalagi pemerintahannya harus berhadapan dengan Parlemen yang sebagian besar “beroposisi”. Bisa saja di tengah jalan kita justru dilanda kesedihan. Saya sebagai seorang rakyat pemilih, tentu saja berharap, kita akan terus bergembira bersama Presiden kita, Jokowi. Semoga demikian. AMIN.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun