Mohon tunggu...
Tonang Dwi Ardyanto
Tonang Dwi Ardyanto Mohon Tunggu... Dokter - Akademisi dan Praktisi Pelayanan Kesehatan

Dosen, Dokter, ... Biasa saja.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

OTG atau PTG (Pasien Tanpa Gejala)?

10 Juli 2020   13:09 Diperbarui: 10 Juli 2020   13:09 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

OTG (Orang Tanpa Gejala) itu sebenarnya tidak berarti semua orang dianggap OTG. Tidak berarti semua orang yang di daerah transmisi lokal harus serta merta disebut OTG.

OTG yang sebenarnya adalah orang yang terbukti ada KONTAK ERAT dengan seorang pasien positif. Terjadinya kontak erat itu adalah sejak 2 hari sebelum timbulnya gejala pada pasien positif tersebut. Batasnya sampai 14 hari sejak timbulnya gejala.

Terhadap OTG, harus diisolasi untuk memberi kesempatan memastikan status infeksinya. Sekaligus mencegah penularan. Ada dua penularan yang dicegah: terhadap orang yang menjadi OTG tersebut, agar jelas kapan kontak terakhirnya, dan kepada orang lain di sekitar OTG tersebut bila ternyata hasil pemeriksaannya positif.

Secepatnya kepada OTG dilakukan pemeriksan. Agar segera jelas status dan risiko penularannya. Dengan Rapid test Antibodi? BUKAN. Dengan PCR. Sekali lagi: PCR. Kalau terpaksa sekali, karena sulit mengakses PCR, pilihan berikutnya Tes Antigen. Bukan Tes Antibodi.

Bila PCR terbukti negatif, maka status OTG nya gugur. Menjadi tidak ada status khusus. Saya memilih istilah Status Kuning Waspada: belum terinfeksi tapi harus waspada dan hati-hati karena berisiko terinfeksi.

Bila terbukti positif, maka status OTG nya juga gubur, berubah menjadi PASIEN positif. Untuk mudahnya kita sebut Pasien Positif Tanpa Gejala (PTG). Terhadap PTG berarti dilanjutkan proses isolasinya.

Sampai kapan?

Dalam pedoman terakhir Kemenkes, sampai minimal 14 hari. Juga harus benar-benar tidak ada gejala. Kalau ada, berarti sudah beda perlakuannya.

Setelah 14 hari itu ada proses pemeriksaan evaluasi. Dengan Rapid Tes Antibodi? BUKAN. Dengan PCR. Bila sudah terbukti negatif, maka isolasinya selesai.

Nah, kalau tidak segera Negatif? Di sini ada diskusi tersendiri. Karena risiko tekanan mental, maka isolasi yang panjang juga berusaha dihindari. WHO memberi rekomendasi per 27 Mei 2020 kemarin. Diteruskan dengan penjelasan pada 17 Juni 2020. Untuk kelompok PTG ini, WHO merekomendasikan isolasi diselesaikan 10 hari sejak adanya hasil PCR positif.

Tapi itu sekali lagi, bila benar-benar tidak ada gejala. Bila ada gejala, sudah lain lagi ceritanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun