Mohon tunggu...
Thomas Jan Bernadus
Thomas Jan Bernadus Mohon Tunggu... Penulis - A Freelance Blogger

blogger free lance

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Integrasi Transaksi Tol Berdampak Besar ke Pengusaha Truk

26 September 2018   16:08 Diperbarui: 26 September 2018   16:11 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Johannes Samsi Purba Ketua Aptrindo, foto : fmb9

Kalau kita naik atau menggunakan jalan tol, dan dikit-dikit harus bertransaksi di pintu tol kan memang suka menyebalkan. Selain harus dikit-dikit nempelin kartu di pintu toll, tentunya kita juga suka kesal karena suka ada antrian panjang. Nah bagaimana sih pemerintah menyiasati ini?

Akhir Bulan September 2018, atau tepatnya pada 29 September 2018, integrasi transaksi tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) mulai diberlakukan. Sebelumnya, integrasi transaksi tol sudah diberlakukan di empat ruas tol, yakni Jakarta-Palimanan-Brebes Timur (2016), Jakarta-Tangerang-Merak (2017), Jakarta-Bogor-Ciawi (Jagorawi), dan Tol Semarang seksi ABC (2018).

Apa gunanya sih sebenarnya integrasi transaksi toll ini? Tujuan dari Integrasi transaksi tol JORR ini utamanya adalah meningkatkan pelayanan dan mendukung sistem logistik nasional agar lebih efisien dan berdaya saing. Pemerintah memastikan bahwa kebijakan integrasi transaksi tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) akan lebih memberikan keuntungan kepada berbagai pihak, yakni publik pada umumnya dan industri pada khususnya, di mana dalam hal ini terkait pergerakan logistik (barang dan jasa).

Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR Herry Trisaputra Zuna di acara FMB 9 menegaskan  bahwa kebijakan integrasi ini merupakan satu kesatuan, satu kebijakan dalam rangka meningkatkan pelayanan. Dengan kebijakan ini, tentu akan terjadi ada yang mengalami kenaikan dan juga penurunan (tarif). Namun demikian, yang mengalami penurunan lebih banyak dan itu sesuai peruntukkan dibangunnya jalan tol (JORR).

Herry menjelaskan,  kendaraan dari Simpang Susun Penjaringan yang menuju Tol Akses Pelabuhan Tanjung Priok, untuk Golongan I membayar sebesar Rp34.000, sedangkan kendaraan Golongan V sebesar Rp94.500. Dengan pemberlakuan integrasi transaksi tol JORR, tarif tol untuk jarak jauh akan lebih murah. Untuk golongan I cukup membayar Rp 15.000 atau turun sebesar 19.000, , sedangkan Golongan V turun sebesar Rp64.500. Jumlah yang tidak sedikit.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Johannes Samsi Purba menambahkan bahwa terkait Integrasi tol, merupakan bagian dari integral mengurai transportasi lalu lintas yang lebih profesional dan modern. Dan dampaknya akan sangat besar bagi para pengusaha transportasi.

Menurut Johannes, bukan tanpa alasan para pengelola jasa transportasi, salah satunya truk, mendukung kebijakan integrasi tol, karena kebijakan ini akan menurunkan cost logistik. Dengan integrasi tol, sudah bisa dipastikan volume kendaraan juga akan banyak menurun. Karena volumenya menurun, menurut Johannes, jarak tempuh juga akan lebih cepat. Dan ini merupakan keuntungan berikutnya lagi.

"Dampaknya sangat besar bagi kami, pengelola transportasi truk. Selain terjadi penurunan harga, juga mempercepat jarak tempuh. Akhirnya, biaya maintanance kita pun semakin menurun," ungkap Johannes.

Kalau melihat dari pengelolaan tol di luar negeri, Johannes menambahkan bahwa pendapatannya sangat luar biasa. "Bisa sangat membantu untuk memberikan suntikan pendapatan untuk pembangunan infrastruktur," pungkas Johannes

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun