Mohon tunggu...
Toekang Tjoekoer
Toekang Tjoekoer Mohon Tunggu... Buruh - Buruh Pena

... dibawah puun sengon pinggir kali tjiliwoeng ...

Selanjutnya

Tutup

Money

Anomali Utak-atik Direksi BUMN ala Rini

22 Januari 2018   21:55 Diperbarui: 22 Januari 2018   22:10 1087
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: jawapos.com

Menteri BUMN Rini Soemarno nampaknya kian getol merotasi beberapa direksi BUMN produktif secara serampangan. Tanpa alasan yang jelas Rini beberapa waktu lalu mengganti Dirut Holding Perkebunan (PTPN III) Dasuki Amsir dan menempatkannya menjadi Dirut Distribution & Network Bank Tabungan Negara (BTN).

Entah apa yang menjadi pijakan dasar berpikir Rini, mengganti Dasuki yang kinerjanya tengah moncer mengangkat PTPN III menjadi salah satu BUMN terbaik ini. Dan hingga kini pun posisi Dasuki masih dibiarkan lowong, tanpa pengganti yang jelas.

Selepas mengobrak-abrik PTPN III, aksi Rini berlanjut dengan mencoba merusak PT KAI yang juga kinerja beberapa tahun belakangan cukup mumpuni, namun tak seperti PTPN III, aksi Rini di PT KAI hanya berlangsung singkat, Dirut PT KAI Edi Sukmoro yang habis masa jabatannya, selang satu hari dicopot malah diangkat kembali menjadi Dirut tanpa adanya proses pemilihan baru lagi.

Langkah Rini jelas tidak mencerminkan sosok menteri yang mempunyai kredibilitas dan sense of crisis. Bagaimana tidak, BUMN yang tengah menunjukkan performa terbaiknya bisa ia atur serampangan tanpa memperhatikan kondisi internal BUMN tersebut. Soliditas perusahaan pun terganggu atas ulah Rini tersebut.

Pergantian direksi BUMN semestinya bisa dipahami, terutama jika peralihan tersebut dimaksudkan untuk menjamin kelangsungan pengelolaan dan kinerja BUMN ke arah yang lebih baik. Namun, jika ditinjau dari kepentingan negara dan publik yang lebih luas dan komprehensif, kadang-kadang pergantian tersebut menjadi tidak logis dan mengundang banyak pertanyaan.

Selain beberapa BUMN yang coba diusik oleh Rini, terbersit kabar Pertamina pun kini tengah diincar Rini untuk mengganti salah satu direksinya. Adalah rencana pergantian Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina dalam beberapa hari ke depan, konon Rini kembali akan menunjuk pejabat yang berasal dari BUMN lain di luar Pertamina. Jelas rencana ini kembali mengundang tanda tanya dan menimbulkan kekhawatiran, jangan-jangan motif politis dan perburuan rente justru lebih dominan dalam penetapan direksi BUMN. Jika ini terjadi, demotivasi pekerja akan kembali muncul dan rasa keadilan akan kembali terusik, sehingga kinerja perusahaan dapat saja terganggu.

Selain faktor-faktor "anomali" yang kurang menghargai peran pekerja internal Pertamina di atas, penempatan pejabat-pejabat dari luar BUMN dapat pula menimbulkan berbagai persoalan yang mengganggu kepentingan negara dan publik. Misalnya, Direktorat Pemasaran Pertamina berkaitan dengan hajat hidup orang banyak dan tingkat pengelolaan yang pelik dan rumit. Untuk itu, direktur yang menjadi pimpinan selayaknya merupakan pejabat karier profesional yang paham dan menguasai benar sektor pemasaran dan distribusi Pertamina.

Karena Direktorat Pemasaran dan Niaga adalah sebuah direktorat yang sangat terkait langsung dengan hajat hidup orang banyak. Karena itu wajar pula jika pemimpin direktorat ini adalah pejabat karier yang terbukti pernah dan mampu bekerja sama dengan pekerja serta menguasai seluk beluk bisnis, pemasaran dan niaga seluruh produk Pertamina.

Direktorat Pemasaran dan Niaga Pertamina memiliki posisi dan peran yang khusus dan strategis, serta terkait sangat kuat dengan stabilitas ekonomi, sosial dan politik nasional. Kenaikan harga BBM atau LPG umumnya terkait dengan kehidupan sosial-politik masyarakat. Isu atau riak kecil yang terjadi pada direktorat ini dapat saja berdampak terhadap jalannya distribusi BBM dan LPG, yang dapat pula menimbulkan persoalan bagi pemerintah dan negara. Apalagi, tahun 2018 ini dan tahun 2019 adalah tahun politik berkaitan dengan pilkada serentak, pemilu dan Pilpres.

Mungkin hal ini yang menjadi faktor dibalik langkah Rini mengobrak-abrik beberapa BUMN, Rini mencoba berusaha mengumpulkan logistik demi eksistensinya agar tetap dalam orbit kekuasaan. Tak peduli siapapun nanti yang akan bertarung nanti dalam gelaran Pilpres, yang terpenting adalah dirinya harus tetap berada dalam lingkar inti kekuasaan.

Dengan mengubah formasi manajemen BUMN, Rini bisa saja menempatkan orang-orang yang bisa ia tekan dan atur untuk menuruti kehendaknya nanti. Dengan begitu apapun permintaan Rini nanti bisa dipenuhi oleh orang-orang pilihannya tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun