Mohon tunggu...
Ajeng Leodita Anggarani
Ajeng Leodita Anggarani Mohon Tunggu... Lainnya - Karyawan

Belajar untuk menulis. Menulis untuk belajar.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Lapangnya Hati Seorang Nyai Izzah di Balik Berdirinya Keraton Sumenep

1 Oktober 2023   17:37 Diperbarui: 1 Oktober 2023   17:54 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumenep merupakan salah satu destinasi wisata bagi orang-orang yang berkunjung ke tanah Madura. Banyak tempat yang bisa dikunjungi di Kota Keris ini, antara lain: Desa Wisata Keris "Aeng Tong-Tong", Pulau Gili Iyang, Masjid Agung Sumenep, Keraton Sumenep, dan masih banyak lagi.

Senang sekali saya bisa berkunjung ke salah satunya, yakni Keraton Sumenep. Sebenarnya keraton ini bukan satu-satunya keraton yang ada di Sumenep, sebelumnya pernah ada Karaton Pangeran Siding Puri di Parsanga, Karaton Tumenggung Kanduruan, Karaton Pangeran Lor dan Pangeran Wetan di Karangduak namun kini hanya tinggal sisa puing bangunannya saja.

Keraton Pajagalan atau Keraton Sumenep dibangun pada tahun 1762-1780, yaitu pada masa pemerintahan Panembahan Sumolo I atau Tumenggung Arya Nata Kusuma. 

Keraton ini merefleksikan beberapa unsur kebudayaan yakni, Jawa, China, Eropa dan unsur keIslaman. Desain keraton ini hasil tangan dingin seorang arsitek berkebangsaan Cina bernama Louw Phia Ngo. Saat itu jarang sekali ada etnis Tionghoa yang tinggal di Sumenep. Louw Phia Ngo merupakan salah satu dari 6 orang yang tinggal di sana.

Keraton ini bernuansa kuning muda. Hal itu bukan tanpa alasan, melainkan bentuk penghormatan terhadap sang permaisuri yakni, Raden Ayu Tirtonegoro, yang memiliki garis keturunan Tionghoa sehingga warna kulitnya kekuningan. Karena alasan tersebut keraton ini pun memiliki sebutan lain yaitu Potre Koneng atau Putri Kuning.

Berbeda dengan keraton Yogyakarta yang lebih terkenal hingga saat ini, Keraton Sumenep lingkupnya adalah kerajaan kecil setingkat dengan kadipaten. Walaupun begitu, para pemimpin kerajaan Sumenep tetap dipanggil Raja oleh rakyatnya.

Koleksi pribadi
Koleksi pribadi

Labhang Mesem / Pintu Tersenyum

Koleksi pribadi / Labhang Mesem
Koleksi pribadi / Labhang Mesem

Pertama kali masuk ke keraton ini kita akan disambut oleh Labang Mesem atau pintu tersenyum. Menurut tour guide kami saat itu hal tersebut dikarenakan pada jaman dulu, ada dua orang penjaga pintu yang memiliki tubuh kerdil. 

Keduanya akan menyambut para tamu keraton dengan gestur dan ekspresinya yang mengundang senyum sehingga siapapun yang akan masuk ke dalam keraton akan merasakan kebahagiaan.  Di bagian atas labang mesem, ada tempat di mana raja kerap memantau aktivitas yang terjadi di dalam keraton.

Mandiyoso

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun