Mohon tunggu...
Tobias Gunas
Tobias Gunas Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

"Cogito Ergo Sum" (Rene Descartes)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sekilas Kesan di Balik Pernikahan Kaesang Pangarep dan Erina Gudono

15 Desember 2022   08:50 Diperbarui: 15 Desember 2022   09:15 609
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pekan lalu, tepatnya 10 Desember 2022 dilangsungkan pernikahan Kaesang Pangareb dan Erina Gudono. Peristiwa ini serentak menjadi topik trending di media televisi, media cetak, dan media sosial. 

Tentu hal itu sangat wajar karena pasangan yang menikah, khususnya pengantin pria, adalah putera bungsu dari Bapak Presiden Jokowi.  Biasanya, kesan dan imaginasi  publik tentang pesta pernikahan anak dari keluarga istana kental dengan kemewahan dan eksklusivisme. 

Pandangan tersebut boleh jadi benar karena didukungi oleh berbagai sumber daya yang ada. Namun, kalau kita lihat desain pernikahannya mengkombinasi budaya Jawa Keraton Solo dan pesta rakyat. Apakah tampilan itu menampilkan branding kemewahan atau budaya inklusivitas?

Hakekat pernikahan adalah menyatukan dua pribadi (pasangan nikah) dalam ikatan cinta yang sakral. Kesakralan pernikahan mengikat keduanya untuk hidup bersama sebagai suami-istri. 

Karena itu, siapa pun pasangan yang menikah pasti diliputi perasaan bahagia dan penuh sukacita. Esensi pernikahan berlaku sama pada setiap pasangan terlepas dari masalah perbedaan budaya, suku, ras, dan agama. Yang membedakannya adalah cara mengekspresikan kebahagiaan pasangan nikah dalam beragam desain pesta. 

Bagi kaum borjuis, upacara pernikahan selalu mahal dan eksklusif. Desain pestanya serba mewah dan penuh aroma fantastis. Yang diundang biasanya orang-orang bangsawan atau sekelas.  Berbanding terbalik dengan pernikahan kaum proletar yang sangat sederhana dan terbatas baik rancangan pesta, undangan, dan menu. 

Lalu bagaimana dengan pesta pernikahan putera Presiden Jokowi? 

Pernikahan Kaesang Pangareb yang dilaksanakan pekan lalu terkesan kuat mengusung budaya Jawa Keraton Solo yang jauh dari kesan kelas borjuis-eksklusif. 

Warna budaya Jawa Solo menjadi ornamen dan latar utama dari seremoni pernikahan tersebut. Prosesi pernikahan kental dengan adat Solo. Tidak ada kesan branding kemewahan; semua menggunakan tradisi budaya lokal yang masih lestari. 

Ada hal positif yang mau ditampilkan bahwa keunikan budaya Jawa Solo dalam upacara pernikahan merupakan modal sekaligus kekuatan dalam menghadapi dampak modernitas dan budaya asing. 

Secara ekplisit, upacara pernikahan berbalut budaya lokal mengajarkan kepada kita selaku anak bangsa untuk senantiasa mempertahankan vitalitas nilai-nilai budaya yang diwariskan oleh leluhur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun