"Ruang Parameswara siap menampung 150 peserta, dengan komposisi 75 orang dari unsur pemerintah dan 75 dari BPMSS serta masyarakat," tegasnya.
Tema Besar: Palembang Kota Layak Huni
Diskusi panel kali ini mengusung tema: "Palembang Kota Layak Huni", dengan fokus utama pada kesehatan, pendidikan, lingkungan, serta partisipasi aktif masyarakat.Â
Tema ini dipilih agar sejalan dengan arah pembangunan Kota Palembang, termasuk RPJMD 2025--2030.
Sejumlah narasumber utama telah disiapkan, antara lain:
- Prof. Dr. Tan Malaka (BPMSS): Kesehatan dan Sanitasi Lingkungan Metropolitan.
- Prof. Dr. Ir. H. Achmad Syarifuddin, M.Sc., PU-SDA. (BPMSS): Infrastruktur dan Penataan Kawasan Tepian Sungai Musi.
- Prof. Dr. H. Abdullah Idi, M.Ed. (BPMSS): Partisipasi Aktif Masyarakat dalam Menjaga Lingkungan Kota.
- Narasumber dari Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang, terkait pengembangan konsep Smart City dan tata kelola pembangunan.
Moderator diskusi akan dipandu oleh Ir. Hadenli Ugihan, M.Si pada sesi pertama, dan Dr. dr. Hj. Gema Asiani, M.Kes pada sesi kedua.
Gagasan untuk Masa Depan Kota
Dalam rapat, Prof. Achmad Syarifudin menyoroti urgensi penataan kawasan tepian Sungai Musi dan anak-anak sungai sebagai langkah strategis mengatasi banjir, kawasan kumuh, sekaligus membuka potensi wisata perikanan. Ia menekankan pentingnya keterpaduan aspek kebersihan, ekonomi, dan tata kelola agar pengembangan kota berjalan berkesinambungan.
Sementara itu, H. Toni Panggarbesi, S.H., M.Si. (Sekretaris Dewan Pengawas BPMSS), Â mengingatkan bahwa FGD ini merupakan kontribusi ikhlas BPMSS bagi kota. Ia menyinggung berbagai isu strategis, seperti kawasan industri, kawasan perbatasan, dan pengembangan ikon baru Palembang. "FGD ini adalah kesempatan Walikota berbicara langsung dengan masyarakat, dalam wadah BPMSS, untuk menghadirkan solusi nyata," ungkapnya. Ia juga mengusulkan adanya penandatanganan MoU antara Walikota dan BPMSS sebagai komitmen bersama.
Optimisme Kolaborasi
Ketua Umum BPMSS, Dr. H. Hadi Prayogo, M.Ikom., menyambut baik usulan tersebut. Ia bahkan mendorong agar kegiatan ini disiarkan secara massif, termasuk melalui kanal YouTube dan media lokal. "Dengan publikasi yang luas, gagasan yang lahir dari diskusi ini dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat luas, tidak hanya di Palembang, tetapi juga bagi kota-kota lain," tegasnya.