Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menggali Etos Kerja dan Falsafah Tiongkok Lewat Wawancara dengan Professor dari Shanghai

14 Agustus 2014   18:26 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:34 575
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_338041" align="aligncenter" width="461" caption="Prof,sedang layani pembeli./ft,tjiptadinata effendi"][/caption]

Wawancara dengan Professor dariShanghai University tentang Etos Kerja dan Falsafah Hidup

Berbicara dan menggali secara langsung dari mulut seorang Professor dariJiao Tung Shanghai University, sungguh merupakan suatu keberuntungan. Karena dalam waktu singkat ,banyak hal yang dapat disimak dan diserap ,untuk dapat diterapkan dalam kehidupan. Tentang etos kerja orang Tiongkok dan falsafah hidup , yang mencakup tidak hanya sisi materi, tetapi merangkap tentang kebahagiaan dalam sebuah rumah tangga.

Kalau selama ini, image ,bahwa orang Tiongkok ,dikenalsebagai bangsa yang ulet dan tekun dan tak pernah putus asa, hari ini Sang Professor sudah melengkapi dengan sepotong kisah hidupya.

[caption id="attachment_338042" align="aligncenter" width="576" caption="dari satu toko ,jadi 5 toko/ft.docpri"]

14079899341656097939
14079899341656097939
[/caption]

SudahLama Kenal

Kami sudah lama menjadi langganan tetap di sebuah Asean Shop ,yang hanya berjarak tempuh sekitar 7 menit dari kediaman kami di Mount Saint Thomas. Toko yang memakai merk :”WAN LONG” ini, beberapa tahun lalu hanya sebuah toko kecil ,yang khusus menjual bahan bahan masakan dari Asia. Termasuk Super Mie dan Indo Mie serta bumbu rendang Padang ,serta kelengkapan lainnya untuk masakan Padang.Namun baru hari ini kami tahu,bahwa ada sesuatu yang sangat istimewa dalam kehidupan wanita setengah baya, yang bernama Mrs.Yen ,yang melayani pembeli di Mini Market nya,yang berlokasi di persimpangan Crown Street dan Atchison strees,kota Wollongong

Karena pagi ini bertepatan dengan pembeli masih sepi, maka pada awalnya saya hanya menanyakan ,kenapa putranya sudah lama tidak kelihatan. Ternyata pertanyaan ini ,bersambung menjadi pembicaraan yang mengasyikkan.

[caption id="attachment_338044" align="aligncenter" width="572" caption="hasil kerja keras Prof,Yen dan keluarga/ft,doc,pri"]

14079900511253569945
14079900511253569945
[/caption]

Ternyata seorang Professor di Bidang Einginerring di Shanghai

Mrs. Yen mengatakan bahwaputeranya melanjutkan study di Sydney ,untuk mengambilS3 nya,setelah menamatkan studynya di University of Wollongong,mengambil jurusan Einginerring.

“Saya dulu mengajar di Universitas Jiao Tung di Shanghai.Kemudian karena suami saya ,yang sudah terlebih dulu berada di Wollongong, mengajak saya dan anak kami untuk pindah kesini. Karena toko yang dikelolanya sudah cukup menghasilkan untuk kami bertiga bisa hidup."

"Saya dan anak datang kesini, 15tahun lalu . Mengajukan lamaran kerja dan diterima untuk mengajar disini. Tapi dua tahun mengajar, saya mulai berpikir, bila saya melanjutkan hidup dengan mengajar, saya tidak mungkin bisa membiayai anak kami untuk melanjutkan studynya.Anda tahu, jadi seorang Guru Besar,tentunya memberikan kebanggaan ,bukan hanya untuk diri saya, tetapi juga untuk keluarga saya.

Tetapi setelah saya renungkan secara mendalam.,saya mengambil kesimpulan bahwa:


  • ".sebuah kebanggaan tidak bernilai ,apabila hanya membuat diri saya dihormati dimana mana ,tapi tidak membawa manfaat untuk keluarga saya. Karena gaji sebagai pengajar,tidak banyak
  • .titel atau gelar Professor yang diberikan kepada saya,tidak boleh jadi beban dalam menata hidup keluarga saya..
  • Karena kita belajar dan menuntut ilmu adalah untuk meringankan kehidupan ,bukan malah membebani

Maka saya akhirnya memutuskan untuk berhenti mengajar. Teman teman saya, mencoba mencegah keputusan saya, mengingat untuk mencapai posisi seperti yang sekarang ini, orang harus menjalani proses pembelajaran belasan atau mungkin puluhan tahun. Koq bisa saya memutuskan untuk berhenti mengajar.But, for me. familly is number one" Bagi saya keluarga adalah nomer satu.

Dipersimpangan Kita Harus Tegas Mengambil Keputusan

“Effendi, anda tadi nyetir sendiri datang kesini ?” Pada awalnya saya tidak bisa meraba, kenapa dari kisah hidupnya ,tiba tiba meloncat menanyakan ,apakah saya mengendarai mobil, apa hubungannya? Namun,saya tidak usah berlama lama dalam kebingungan.

Karena Mrs.Yen sudah melanjutkan pembicaraanya :’ Nah,bila anda sedang berada dipersimpangan jalan, anda sudah harus memutuskan ,arah mana yang akan diambli. Kalau anda berhenti ditengah jalan.,pasti akan sangat berbahaya bagi anda dan penumpang di mobil anda. Begitu juga dalam hidup ini, suatu saat, kita dihadapkan pada suatu pilihan. Mau kemana? Dan saya harus berani mengambil sikap dan saya sudah memutuskan :” Saya keluar dari University dan mau fokus untuk mengembangkan usaha ini bersama suami saya”

Keputusan yang tidak enak, tapi merupakan keputusan yang tepat

Mrs,Yen ini biasanya jarang berbicara,tapi hari ini tanpa diminta, ia berbicara panjang lebar ,tentang kehidupan berkeluarga dan falsafah hidup yang di jadikan pedoman dalam mengambil sebuah keputusan

"Suami saya senang, karena ada saya di toko. Kami berkerja keras siang malam. Dan seperti yang anda lihat, dulu 4 tahun lalu, ketika pertama kali anda datang kesini ,toko kami baru satu dan kini sudah jadi 5 toko.Kami tidak mengambil barang dari distributor lagi, melainkanimpor sendiri dan langsung jadi distributor.Kami pesan Indomie dan Supermie dari Indonesia satu container dan dalam waktu 2 bulan sudah terjual ,melalu toko toko yang ambil disini."

“Maaf Effendi,ada tamu yang datang, nanti kapan kapan kita ngobrol lagi ya”.Panggil saja saya seperti biasa :" Yen," Profesor itu sudah tinggal kenangan saja," kata Mrs.yen dengan ramah dan wawancara singkat kamipun berakhir pagi ini.

Catatan Penulis

Sepanjang jalan pulang kerumah, masih terngiang dengan sangat jelas dalam hati saya


  • Kebanggaan yang tidak membawa kebahagiaan dalam hidup keluarga, adalah kebanggaan semu,yang tidak bernilai”
  • Ada saatnya dalam hidup ini kita dihadapkan pada sebuah persimpangan, dimana kita harus berani mengambil sebuah keputusan. Keragu raguan ,bisa mendatangkan petaka bagi diri sendiri dan keluarga..
  • Sebuah keputusan yang diambil ,pasti mengadung sebuah resiko
  • Kepentingan keluarga adalah nomer satu.
  • Titel apapun yang kita sandang, jangan sampai menjadi beban yang mengganjal kehidupan berkeluarga kita.

Saya merasa beruntung berbelanja disini, karena selain dapat membeli Indomie dan bumbu masakan Padang, kami juga dapat kuliah gratis tentang etos kerja dan falsafah hidup ,yang sangat bermanfaat.Semoga tulisan ini mampu menjadi sumber inspirasi bagi setiap orang yang membacanya. Ada berberapa pesan moral, yang patut dijadikan acuan dalam mengambil sebuah keputusan yang sulit.

Mount Saint Thomas , 14 Agustus, 2014

Tjiptadinata Effendi


Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun