Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kecil, tapi Disaat Dibutuhkan Menjadi Sangat Penting

19 Juni 2016   10:10 Diperbarui: 19 Juni 2016   10:22 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
keterangan foto: di stasiun kereta api Perth, di hampir setiap tiang, disediakan tempat untuk charge Hp dan Laptop,mengingat kedua benda tersebut, sudah merupakan kebutuhan vital,dalam berkomunikasi bagi warga. Kecil dan tampak sepele,namun disaat saat dibutuhkan,fasilitas ini menjadi sangat penting dan berarti,Semoga di Stasiun Kereta Api di Indonesia ,fasilitas sederhana seperti ini, dapat juga disediakan secara merata di seluruh Indonesia/foto : tjiptadinata effendi

Dipadang pasir, segelas air jelas lebih berharga dari pada segenggam emas. Karena disaat kehausan yang mendera, ternyata emas yang begitu berharga, sehingga tidak jarang orang mau melakukan apa saja untuk mendapatkannya, disini, di padang pasir, sama sekali tidak berguna untuk menjelamatkan hidup kita. Tapi segelas air ,dapat membuat orang mampu bertahan hidup ,untuk mencari jalan keluar.

Hal yang biasa biasa saja dan semua orang pasti memahaminya, hanya saja sering terlupakan. Berharga atau tidaknya sesuatu ,sangat tergantung pada situasi dan kondisi. Seutas tali yang harganya Cuma 10 ribu rupiah di pasar, ketika ada orang yang hampir tenggelam dalam lumpur, maka tali tadi bisa menjadi benda yang tak ternilai, karena dengan tali yang Cuma 10 ribu, kita dapat membantu menyelamatkan seseorang dari kematian.

foto : tjiptadinata effendi
foto : tjiptadinata effendi
Janji Ketemu di Stasiun Kereta Api Perth

Kemarin siang, seperti biasa kami jalan jalan ke  pusat kota di Perth.Dari rumah kediaman putra kami di Iluka, kami naik bis ke stasiun Kereta Api di Joondalup. Disini  kami naik kereta api  menuju ke Perth Train Station.Tiba di stasiun, kami berencana mau melanjutkan perjalanan ke Victoria Park ,dengan mengunakan  Kereta Api jurusan Thornlie.. Tapi menengok di  papan pengumuman, masih ada waktu 14 menit lagi, maka kami  duduk santai di kursi yang ada di stasiun.

Tiba tiba pandangan  mata saya tertuju pada seorang wanita yang tampak gelisah. Dari cara berpakaiannya, saya menerka, kalau bukan dari Indonesia, kemungkinan dari Malaysia. Berjalan mundar mandir dan menengok sekelilingnya, sambil tiap sebentar  melihat ke jam tangannya. Sementara disebelah tangan lainnya ,menyeret sebuah koper.Tidak tega menengok,saya berdiri dan berjalan mendatangi ibu tersebut;.

Baru saja saya mau bertanya, tiba tiba si ibu sudah mendahului bertanya:” Aduh, bapak dari Indonesia yaa?”. Mungkin menengok saya pakai baju batik, maka si ibu langsung menebak.

“Benar bu, saya dari Indonesia. Maaf, lagi menunggu siapa bu?” Jawab saya.

“Aduh pak, saya  janji  mau dijemput oleh Ponakan saya di sini. Tapi sudah satu hampir satu jam saya keliling tidak ketemu. Mau hubungi Hp nya,ternyata batterai Hp saya sudah drop.Lupa di cas sebelum berangkat. Mau numpang cas juga nggak tau dimana?”

“Bu, kalau mau cas Hp atau cas Laptop, tuh ditiap tiang ada bu.” Kata saya menunjukkan tempat cas yang memang ada dihampir setiap tiang di stasiun kereta api di Perth.

“Aduh, saya tidak tahu pak,Makasih ,,,makasih ,kata si ibu.sambil memasang colokan Hpnya untuk di cas. Dan sesaat kemudian mulai menelpon . Saya tentu tidak mendengarkan apa pembicaraan si ibu dengan ponakannya. Tapi selang beberapa detik ,si ibu melambaikan tangan dengan suara ceria.sambil berteriak:” Makasih pak..sudah kontak dengan ponakan saya.. ntar ia menuju kesini”

Saya juga melambaikan tangan, karena kami sudah harus berjalan menuju ke Terminal 4 untuk mengambil jurusan Thornlie,yang akan mengantarkan kami ke Victoria Park.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun