Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Menyingkap Tabir The Power of Mind

6 Oktober 2025   19:11 Diperbarui: 6 Oktober 2025   19:11 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi 

"Sudah waktunya duduk di kursi goyang."

Pemikiran seperti ini secara perlahan akan mematikan semangat hidup. Sesekali bersantai sambil menyeruput kopi di teras rumah tentu tidak masalah. Itu adalah bagian dari menghargai diri sendiri. Tetapi jika pikiran terus terbius dengan anggapan bahwa hari tua hanya untuk bermalas-malasan, maka yang lahir hanyalah penyesalan. Masa tua pun akan diisi dengan duduk termenung, tanpa semangat, dan kehilangan makna.

The Power of Mind: Menggerakkan Hidup Hingga Usia Menua 

Di sinilah letak pentingnya The Power of Mind. Pikiran manusia adalah kekuatan luar biasa yang bisa membentuk realitas hidupnya. Apa yang kita pikirkan terus-menerus, akan perlahan menjadi kebiasaan, lalu membentuk sikap, dan akhirnya menentukan kualitas hidup kita.

Jika kita memilih untuk terus berpikir positif, menjaga semangat belajar, dan membuka diri terhadap hal-hal baru, maka masa tua bukanlah masa penurunan, melainkan puncak kedewasaan hidup. Banyak orang membuktikan bahwa usia hanyalah angka. Selama pikiran tetap hidup, maka tubuh pun akan ikut bergerak, berkarya, dan bermanfaat.

Kisah Nyata yang Menginspirasi

Kolonel Sanders ,Pendiri KFC ini baru menemukan kesuksesan besar di usia 65 tahun, setelah gagal dalam banyak usaha sebelumnya. Ia membuktikan bahwa usia senja bukan penghalang untuk meraih mimpi.

Nelson Mandela ,Setelah 27 tahun dipenjara, Mandela tetap memiliki semangat hidup yang luar biasa. Ia terpilih menjadi Presiden Afrika Selatan pada usia 75 tahun. Pikiran positif dan tekadnya menjadi energi besar untuk mengubah sejarah bangsanya.

Ibu.ibu di kampung, Banyak kita jumpai para lansia yang tetap aktif berkebun, menjual kue, atau mengajar mengaji. Mereka tidak menyerah pada usia, justru memberi teladan bahwa hidup akan lebih bermakna bila tetap bergerak dan bermanfaat bagi sesama.

Pengalaman pribadi .Saya sering melihat sahabat sebaya yang memilih terus berkarya. Ada yang rajin menulis, melukis, berkegiatan sosial, bahkan belajar teknologi digital meskipun usianya sudah kepala tujuh. Energi mereka seakan tidak pernah padam, karena mindset-nya selalu positif: hidup harus terus belajar dan memberi.

Menyongsong Masa Tua dengan Semangat Baru

Masa pensiun seharusnya bukan akhir perjalanan, melainkan awal dari babak baru kehidupan. Saat anak-anak sudah mandiri, kita justru memiliki kesempatan untuk melakukan hal-hal yang mungkin tertunda semasa muda: menulis, belajar keterampilan baru, mengajar, berkebun, melukis, atau bahkan memulai usaha kecil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun