Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sesal Sering Datang Setelah Terlambat

5 Oktober 2025   07:25 Diperbarui: 5 Oktober 2025   07:25 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi 

Muda Penuh Gaya, Tua Tak Berdaya

Hidup menjadi beban orang lain, termasuk anak cucu sendiri, sungguh sangat tidak nyaman, bahkan terkadang menyakitkan. Jika sampai hal ini terjadi pada diri kita, maka umur panjang bukan lagi menjadi berkat, melainkan bisa terasa bagaikan sebuah kutukan.

Belajar dari Kegagalan

Belajar dari kesuksesan seseorang tentu saja hal yang sangat positif. Tetapi tidak kalah pentingnya, kita juga harus belajar dari kegagalan orang lain. Dengan begitu, kita tidak perlu mengulang kesalahan yang sama.
Ada begitu banyak orang yang semasa muda hidup dalam berkecukupan. Mereka menikmati hidup, bergaya, dan kadang berfoya foya. Tetapi ketika usia menua, justru hidup menjadi tak berdaya. Bukan hanya dalam kondisi fisik, tetapi juga dalam bidang finansial. Ada yang sampai sekadar untuk singgah minum kopi saja, tidak punya uang. Bukankah ini sebuah ironi kehidupan?

Pentingnya Mempersiapkan Diri

Sejak anak anak kami masih kecil, saya dan istri bekerja keras demi masa depan mereka. Tetapi di samping itu, kami juga tidak lupa mempersiapkan masa tua kami sendiri. Setidaknya agar jangan sampai menjadi beban bagi anak cucu kelak.

Bahwa pada akhirnya anak-anak tumbuh menjadi pribadi yang sangat peduli kepada kami berdua, tentu merupakan sebuah kejutan yang indah dan membahagiakan. Namun kami sadar, kepedulian mereka bukanlah alasan untuk bersandar penuh. Tanggung jawab atas masa tua adalah tanggung jawab diri sendiri.

Kisah yang Menyentuh

Pernahkah sahabat mendengar kisah menyedihkan, ketika seorang kakek datang berkunjung ke rumah anaknya? Alih alih disambut dengan hati gembira, sang cucu justru berteriak:

 “Mamaaa… tuh kakek datang lagiii… pasti mau pinjam duit lagiii…”

Bayangkan betapa perihnya hati sang kakek. Jika hal itu sampai terjadi pada diri kita, alangkah malangnya nasib kita.

Agar tidak sampai terjebak dalam kondisi demikian, perlu sejak dini mempersiapkan masa depan anak-anak sekaligus mempersiapkan masa tua kita sendiri. Jangan lupa, suatu saat semua orang pasti akan menua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun