Perlu Pertimbangan yang Matang Sebelum Alih Profesi Jadi Pengusaha
Melihat teman yang dulu sama-sama hidup melarat kemudian berhasil mengubah nasibnya, tentu membuat banyak orang ingin menempuh jalan yang sama. Ada yang langsung banting setir, resign dari pekerjaan, lalu mencoba terjun ke dunia usaha.
Namun, kenyataannya tidak sedikit yang baru sebentar menekuni usaha, sudah terbentur berbagai masalah yang sama sekali tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Mau kembali ke pekerjaan lama? Rasanya sulit. Bisa jadi posisi sudah digantikan orang lain. Akhirnya, dengan setengah hati, usaha tetap dijalankan. Padahal, apa pun yang dikerjakan dengan setengah hati, hampir pasti tidak akan berhasil secara maksimal.
Perlu Mendata Masalah Sebelum Terjun ke Dunia Bisnis
- Saat masih menjadi karyawan, hidup terasa lebih ringan:
- Pagi berangkat ke kantor, sore pulang.
- Setelah itu bisa bersantai bersama keluarga.
- Masalah perusahaan bukan urusan kita.
- Malam pun bisa tidur nyenyak tanpa beban.
Berbeda ketika mulai membuka usaha sendiri. Ada banyak hal yang harus dipikirkan:
- Persiapan modal yang memadai.
- Menentukan komoditas yang akan dijual.
- Memahami kualitas produk dan target pasar.
- Mengurus perizinan.
- Mencari karyawan yang bisa dipercaya.
- Pulang kerja bisa larut malam, bahkan masalah kantor terbawa ke rumah.
- Malam sulit tidur karena beban pikiran.
- Waktu bersama keluarga berkurang drastis.
- Risiko kerugian selalu mengintai.
- Harus mengurus pembukuan, pajak, utang-piutang, dan seterusnya.
Singkatnya, dunia bisnis bukan hanya tentang "bebas atur waktu sendiri", tapi juga penuh tanggung jawab dan tekanan.
Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan Agar Usaha Stabil?
Saya sendiri memulai usaha dari nol besar. Dengan modal seadanya, saya dan istri merangkap semua jabatan: Direktur sekaligus karyawan. Kami belum mampu menggaji staf tetap, hanya buruh harian lepas yang dibayar berdasarkan pekerjaan.
Setelah ada pemasukan, barulah kami merekrut seorang sekretaris merangkap juru bayar. Setahun kemudian, jumlah karyawan bertambah, baik di kantor maupun di gudang produksi.
Butuh waktu tiga tahun hingga usaha kami bisa berjalan lebih mantap, meski tetap saja rutinitasnya berangkat pagi dan pulang malam.Â