Sebagaimana yang pernah saya tuliskan sebelum nya, semasa kami berdua masih tinggal di Kota Padang, setiap bulan Puasa,rumah kami di jalan Bunda I/ 6 menjadi pilihan sahabat kami untuk tempat Babuko BasamoÂ
Alasannya, isteri saya piawai dalam memasak masakan khas Padang  Dan semuanya yakin kami tidak pernah memasak daging babi. Kalau mau makan babi panggang, kami ke salah satu restaurant di Kampung Cina.
Selain itu, dirumah kami ada ruang khusus untuk Solat. Lengkap dengan sajadah yang kami bawa semasa kami berkunjung ke Mesir.
Kami berdua merasa mendapatkan kehormatan dan kepercayaan penuh dari kawan kawan sesama hobbi ORARI.. Dan sama sekali tidak merasa terbebani untuk pengeluaran yang dibutuhkan Babuko Basamo sekitar 20 orangÂ
Pada waktu itu Ketua Orda adalah alm Kol.TNI.AD . Sedangkan Kakanwil Depparpostel yang membawahi ORARI adalah alm. Kol.Soegiri
Kembali KetopikÂ
Acara berbuka puasa adalah momen sakral yang tidak hanya mengakhiri penantian seharian penuh rasa lapar dan dahaga, tetapi juga menyematkan pesan yang begitu mendalam tentang kesetaraan dan kebersamaan.Â
Di balik seruan adzan dan detik-detik penantian, tersimpan makna yang melampaui sekadar ritual makan. Ini adalah waktu di mana setiap insan---tanpa memandang status, latar belakang, atau kekayaan yang berbeda,bertemu dalam satu ruang, berbagi kehangatan dan kebersamaan yang menghapus segala perbedaan.
Tidak ada kursi istimewa yang menandakan perbedaan, tidak pula piring mewah yang mengedepankan kemewahan.Â