Dalam Universitas Kehidupan
Dulu sewaktu kami masih tinggal di Pasar Tanah Kongsi dan hidup melarat, seringkali saya bertanya kepada Tuhan dalam doa:" Ya Tuhan, begitu besarkah dosa saya, sehingga sudah bertahun tahun nasib kami tidak kunjung berubah?" Saya tidak pernah absent beribadah. Bahkan hujan lebat saya tetap ke gereja. Bukan hanya sekali seminggu, melainkan setiap hari. " Â Begitulah kira kira pikiran naif saya pada waktu itu.
Untuk sebungkus nasi ramas yang akan kami makan bertiga bersama anak isteri, tidak jarang saya hsrus menebalkan kulit muka untuk berhutang.
Kenangan pahit getir yang tidak pernah akan terlupakan.Â
Semua Akan Indah Pada Waktunya
Kalau dulu setiap kali mendengar ada yang mengatakan bahwa:"Semuanya akan indah pada waktu nya" hati saya berontak
Tetapi setelah Tuhan membuka jalan untuk mengubah nasib kami dan kehidupan kami berubah total, saya baru memahami apa yang di maksud dengan akan indah pada waktu nyaÂ
Persiapkan Diri Sedini Mungkin
Hidup menderita selama bertahun tahun menghadirkan:
rasa peduli pada penderitaan orang lain
menghargai setiap butir nasi
menyadari bahwa butuh tekad dan kerja keras serta doa untuk mengubah nasib
disiplin diri agar tetap hidup sederhana
Sebagai orang yang pernah hidup melarat dan menderita belasan tahun, Jatuh bangun dalam usaha,maka saya sudah bertekad,agar jangan lagi menderita dihari tua kami.Â