Orang Tua Kehilangan Tongkat Berkali Kali
Ada peribahasa mengatakan, "Jangan sampai orang tua kehilangan tongkat dua kali" Tapi yang saya lakukan adalah "kehilangan tongkat berkali kali." Saking antusias dan terobesesi untuk melakukan investasi demi hari tua mandiri, maka saya menjadi ceroboh dan tidak lagi waspada. Akibatnya main investasi sana sini, tanpa pertimbangan matang. Antara lain:
- Beli saham Lippo - uang ludas, hanya tersisa kertas pembungkus kacang goreng
- Beli tanah di Pekanbaru - nasibnya sama, yakni uang hilang dan nihil ganti rugi
- Beli tanah di Kinali   - Pegang sertifikat Hak Milik, tapi tanah dikuasai orang lain
- Beli rumah di Tiga Raksa - ee 30 tahun mau dijual nggak laku lakuÂ
- Beli ruko di Saphire Square di Yogyakarta - hasilnya bikin mules dan nihil pengembalian uangÂ
Baru Kapok
Setelah secara beruntun, kehilangan tongkat, baru sadar diri. Kalau semua uang yang ludes  dijumlahkan, bisa bikin saya jalan sambil berbicara sendirian di jalan raya, yang akan berakibat dievakuasi ke RSJ. Syukurlah ada isteri yang selalu setia memberikan support kepada saya, sehingga saya mampu melalui semuanya dengan selamat.
Jumlah uang yang hilang merupakan uang sekolah yang harus saya bayar agar jangan bertindak sebelum yakin selamatÂ
Sebuah pelajaran berharga yang sangat mahal
Investasi yang Menenangkan Hati
Sewaktu nilai Australian dollar masih berkisar antara Rp 3000 hingga Rp 4000 rupiah, putra kami bilang,
"Papa, daripada uang yang papa tabungkan susah payah hilang untuk membeli investasi bodong, bagaimana kalau beli dolar?"
Feeling saya nilai tukar dollar akan tembus hingga Rp 6000 per satu dollar. Dan setelah berunding dengan isteri, maka seluruh deposito rupiah, kami transferkan menjadi Australian Dollar. Ternyata memang feeling putera kami tepat. Karena hanya dalam hitungan bulan, kurs dollar Australia meroket hingga menembus angka Rp 6000, bahkan terus naik hingga mencapai angka Rp.10.000 .Â