Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ubah Penghinaan Jadi Turning Point, Mungkinkah?

16 Oktober 2021   20:22 Diperbarui: 16 Oktober 2021   20:36 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: transitionandthrivewithmaria.com

Titik Balik Kehidupan Tidak Jatuh Dari Langit,Melainkan Harus Kita Temui

Sebuah suntikan terkadang terasa  menyakitkan, tetapi suntikan itu perlu agar kita bisa sembuh dari gangguan kesehatan. Hal ini dapat dianalogikan bagaikan sebuah penghinaan.

Memang terasa menyakitkan apalagi bila kondisi ekonomi kita lagi terpuruk, bahkan dapat meracuni jiwa dengan kebencian dan dendam, bila tidak disikapi secara dewasa. Tetapi bila disikapi secara baik, maka dapat menjadi suntikan agar kita bangun dari keterpurukan dan mengejar ketinggalan dalam berbagai sudut kehidupan

Berbagi Pengalaman Hidup  
Lima  puluh tahun yang lalu,saya dan istri masih menjadi guru. Isteri saya mengajar di bidang Paspal, yang dulu namanya jurusan ilmu Pasti. Sedangkan saya di bidang sosial budaya.

Pada waktu itu,sebagai guru,gaji kami berdua, hanya cukup untuk makan 3 minggu. Padahal istri saya sudah mengajar di sekolah dan siangnya masih memberikan privat les. Jam 3 pagi kami sudah bangun, untuk jualan kelapa. Sementara anak pertama kami yang baru berumur 4 tahun, sudah membantu, sebisanya. 

Kami tinggal di tengah tengah pasar ,yang kalau hujan lebat pasti kebanjiran. Tikus dan kecoa,serta binatang merayap lainnya, mundar mandir di dalam ruangan, yang rangkap sebagai tempat usaha,ruang makan dan kalau malam, menjadi ruang tidur kami.sudah merupakan pemandangan sehari harian Hidup yang morat marit, mendorong kami untuk berpikir untuk masa depan anak anak. 

Karena itu kami bertekad untuk mengubah hidup ,dengan mengubah profesi, Saya berhenti mengajar, sementara istri tetap melanjutkan mengajar.

Alih Profesi Merupakan Sebuah Keputusan Berat 

Saya memutuskan untuk beralih profesi, dari seorang guru,menjadi pedagang. Sejujur pada awalnya saya merasa  gamang memasuki suatu ruang lingkup,yang sama sekali  belum dikenal  menjadi pedagang,tidak cukup hanya mengandalkan kemauan dan kerja keras saja, tetapi juga butuh modal kerja. 

Yang  berarti sejumlah uang dan saya tidak memiliki nya.Namun  tekad  untuk mengubah nasib sudah bulat. Pokoknya apapun rintangannya akan saya hadapi dan yakin: "where there is a will,there is a way".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun