Tidak Perlu Teori Ribet
Tulisan ini bukan humor dan juga bukan merupakan tulisan lawakan,melainkan dalam upaya berbagi pengalaman hidup. Walaupun mungkin bagi sebagian orang ,pengalaman orang tua sudah tidak lagi bergengsi,karena zaman sudah berubah,tapi saya yakin masih ada manfaatnya bagi beberapa orang. Â
Dan seperti yang pernah saya tuliskan seandainya setiap artikel saya bermanfaat untuk satu orang saja, maka saya akan terus menulis.Â
Orang yang hatinya sedang risau atau diliputi kemurungan,sudah pasti tidak dapat tidur nyenyak. Sudah mengikuti segudang aturan yang ditulis ilmuan,misalnya: lampu dipadamkan, hindari seluruh bunyi buyian dan air condition dibuka "full ac" ,tetap saja belum bisa tidur.Â
Ada lagi nasihat ,untuk menghitung satu sampai sejuta. Tapi sudah sampai menghitung dua juta,mata belum juga bisa tertidur. Nah,orang yang dalam kondisi semacam ini,apakah layak disebutkan "dalam kondisi berbahagia?"
Menikmati makan nasi hangat dengan sepotong ikan asin balado .wuiih nikmatnya mencapai pintu surga ... Apalagi ada dendeng balado atau rendang Padang,wuiih ...mertua lewat dibelakang dapur nggak keliatan .
Tapi makan terasa sangat nikmat sangat erat hubungan dengan tidur nyenyak. Â Bila susah tidur atau tidur terganggu mimpi buruk berkepanjangan masih bisakah kita menikmati makanan? Â
Mau tanya Mr.Google dulu ? Ah sia sialah Tuhan memberikan kita akal budi bila hal yang menyangkut kehidupan pribadi musti tanya ke pihak lain .Benar nggak teman teman?Â
Artikel ini ditulis berdasarkan pengalaman pribadi,sewaktu saya ditipu mitra dagang saya di Singapore ,dalam jumlah yang membuat saya mengalami insomnia selama hampir dua tahun,serta kehilangan selera makan. Pada waktu itu bobot tubuh saya merosot lebih dari 20 kilogram. Salah satu masa paling gelap yang pernah saya alami dalam hidup . Untuk bisa tidur saya minum obat obat penenang seperti valium dan megadon. Akibatnya saya jadi kecanduan dan selera makan merosot tajam Jadi antara tidur nyenyak dan makan enak sangat kental korelasinya. Â Â