dokumentasi pribadi
Hendaknya Dimaknai Secara Bijak
Banyak orang menilai peribahasa "Bahasa menujukan bangsa" secara litteraly yakni kalau yang berbahasa Mandarin adalah orang Cina, kalau berbahasa Jepang, hampir pasti orang Jepang. Begitu seterusnya. Sehingga lama kelamaan, peribahasa ini tergerus maknanya serta dianggap tidak ada kaitannya dengan kehidupan pribadi kita. Padahal sesungguhnya bukan itu pesan moral yang ingin disampaikan melalui peribahasa tersebut.
Pesan moral yang ingin disampaikan adalah "Bahasa menunjukkan bangsa" seharusnya dapat dimaknai esensialmya dengan pengertian:
- kesopansantunan seseorang menunjukkan asal keluarganya dan pendidikannya
- dari kata kata yang diucapkan orang bisa menilai bahwa orang terpelajar ,belum tentu terdidik
- contohnya,ada orang yang titelnya berbaris,tapi tutur katanya ,tidak menunjukan bahwa dirinya pantas dihormati
- candaan atau humor murahan ,menunjukan kualitas diri pelakukanya
- tutur kata verbal maupun dalam bentuk tulisan seseorang menunjukan karakter penulisnya
Bahasa Tubuh (Body Language) dan Bahasa Verbal
Salah satu penyebab, orang bertutur kata seenaknya, karena merasa diri dalam posisi yang tinggi dan di hadapannya berdiri orang orang yang tidak selevel. Merasa diri menyandang sebaris titel sehingga ketika berbicara di hadapan orang banyak, keluarlah kata-kata yang biasanya digunakan oleh para pereman pasar atau calo-calo di perhentian bis. Maka secara tanpa sadar keluarlah ucapan ucapan yang sesungguhnya hanya akan mempermalukan diri sendiri
Temukan kata ganti diri yang santun dan mengena. Sebagai contoh,di Sumatera Barat orang mengenal 4 suku kata yang merupakan kata ganti :"Saya".,yakni
- Ambo
- Awak
- Denai
- Aden
Bila diurut dari yang paling sopan hingga paling kasar. Kata “ambo” berasal dari kata “hamba”, kata ganti orang pertama yang paling sopan dan rendah hati seseorang. Walaupun diri kita berada dalam posisi yang lebih tinggi atau lebih tua daripada lawan bicara,dengan menggunakan kata :"Ambo" ,maka lawan bicara akan tahu bahwa ia berhadapan dengan orang yang berpendidikan, Kata “awak” adalah kata ganti yang umum digunakan untuk semua kalangan .Sedangkan kata :"denai" jarang digunakan dan lebih banyak dipakai dalam sastra atau lirik lagu.
Kata :"Aden" hanya digunakan oleh kalangan preman pasar atau para calo di perhentian bis. Dalam tutur kata yang lebih akrab dalam komunikasi dengan orang yang dihormati , orang dapat menggunakan nama sendiri. Dalam keluarga kami, anak mantu dan cucu cucu,kalau berbicara selalu mengunakan nama masing masing sebagai kata ganti :"Saya" atau "Ambo" Bahkan isteri saya,kalau berbicara dengan saya,selalu menggunakan nama sendiri. Tetapi secara umum.kata :"ambo" sudah mewakili nilai kesopanan dalam bertutur kata.
Membahasakan Lawan Bicara