Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tidak Pernah Ada Orang Mendirikan Patung untuk Tukang Kritik

22 Agustus 2021   06:20 Diperbarui: 22 Agustus 2021   08:40 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi 

There has never been a statue erected to honor a critic ! (Zig Ziglar)

Buku bacaan untuk orang dewasa ini,sudah tidak mulus lagi,karena keseringan dibaca ,bahkan disana sini tampak ada guratan sobekan  kecil,saking seringnya saya bolak balik membacanya Dan ditambah dengan perjalanannya mengikuti kami dari Amerika ke Indonesia dan saya bawa hingga ke Australia. 

Saya selalu menghargai pemberian orang lain,walaupun saya bisa saja beli di toko second hand book disini. Karena sebuah hadiah adalah bukti kasih sayang orang terhadap kita . Buku ini adalah hadiah dari Tour Guide kami sewaktu travelling ke Amerika dan Canada ,8 tahun lalu. 

Christin kagum,sebagai orang Indonesia,kami berdua berhasil menjelmakan mimpi kami menjadi kenyataan . Dan salah satu impian kami adalah menjelajahi Amerika dan Canada,pada tahun 2013 Buku hadiah Christin ini melengkapi ratusan buku yang sudah ada  dan menjadi salah satu buku favorit saya.

Sekilas tentang Zig Ziglar

Laki laki yang  bernama lengkap Hilary Hinton Ziglar ini lebih beken dengan sebutan Zig Ziglar. Seorang penulis, motivator, dan pengusaha asal Amerika. Zig lahir di Coffee County, Alabama, pada tanggal 6 November 1926 dan meninggal  28 November 2012.Diantara berjibun kata kata motivasi yang tertuang dalam buku tak ternilai ini,salah satu yang saya highlight kan adalah 

"There has never been a statue erected to honor a critic."

Dalam sejarah dunia,belum pernah ada patung yang didirikan untuk menghormati seorang kritikus. Pelajaran hidup yang terkandung dalam kalimat ini sungguh sangat mendalam,bila kita mampu memaknai dengan hati yang terbuka  Mengkritik kesalahan orang lain itu mudah, namun apakah diri kita mampu melakukan sesuatu yang lebih baik darinya? 

Seperti juga halnya,para penonton sepak bola,banyak yang merasa dirinya jauh  lebih hebat ketimbang Pemain sepak bola. Tidak jarang menghamburkan komentar yang miring dan menyakitkan. Padahal kalau disuruh berlari mengelilingi lapangan hijau  saja ,tidak mampu.  

Tipe manusia semacam inilah yang banyak beredar disekeliling kita. Kritik sana kritik sini,seakan akan dirinya adalah sosok terbaik dalam segala hal.Menemukan kesalahan pada orang lain,merupakan sebuah "kebahagiaan" bagi tipe manusia semacam ini. Akibatnya ia hidup dalam kebanggaan semu.

Agar Jangan Sampai Diri Kita Terjerumus Menjadi Tukang Kritik

Untuk mencegah ,agar jangan sampai kita terjerumus menjadi Tukang Kritik,yang hidup dalam kebanggaan semu karena merasa sukses dalam menghamburkan kritik sana sini,sesungguhnya kata kuncinya hanya satu,yakni:"Rendah hati" Kalau merasa diri kita pintar ,jangan lupa ada jutaan orang yang jauh lebih pintar dibandingkan kita. 

Dan bila merasa diri sudah kaya,karena punya rumah permanent,mobil baru dan uang segepok,jangan lupa bahwa bagi orang lain,harta yang kita banggakan,boleh jadi hanyalah uang recehan saja.

Orang yang senang mengritik orang lain,biasanya hidupnya sendiri morat marit .Hal ini disebabkan karena seluruh waktu yang ada bukannya dimanfaatkan untuk membangun diri dan rumah tangga,tapi dihamburkan untuk mengritik orang lain. 

Sudah begitu banyak contoh nyata yang ada dilingkungan kita,bahwa tidak ada Tukang Kritik yang sukses dalam hidupnya. Secara pribadi saya sudah menyaksikan betapa orang yang terkenal karena sukses menemukan  berbagai kesalahan orang lain,ternyata kehidupan keluarganya amburadul .

Karena itu ,daripada menghabiskan waktu yang tidak ternilai untuk mencari kesalahan orang lain,bukankah jauh lebih baik memanfaatkannya untuk membangun masa depan dan hari tua kita? Kalimat ini sekaligus mengandung pesan moral mendalam,bahwa di dunia ini tak seorangpun yang sempurna. 

Karena kesempurnaan hanyalah milik Tuhan. Tidak ada keluarga yang seratus persen tanpa masalah,termasuk dalam keluarga saya pribadi.Karena itu,kalau diri sendiri masih banyak kekurangan,mengapa membuang waktu untuk mengorek ngorek kesalahan orang lain? Bukankah jauh lebih baik memperbaiki kekurangan yang ada pada diri dan keluarga kita ?

Saran dan Kritik itu Berbeda

Kalau memang niat baik dan menyaksikan ada kesalahan atau  kekeliruan yang dilakukan oleh orang lain,alangkah eloknya

  1. memberitahukan tanpa mempermalukan 
  2. memberikan solusinya

Daripada hanya melempar kritik,hanya untuk menjatuhkan orang lain 

Begitulah kira kira ,yang dapat saya maknai dari kalimat :"Tidak pernah ada orang mendirikan patung,untuk menghormati Tukang Kritik" 

Tjiptadinata Effendi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun