Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Alun Takilek Alah Takalam

11 Juni 2021   19:22 Diperbarui: 11 Juni 2021   19:44 6209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi : detik.com

Arif Membaca Situasi dan Kondisi

Alun takilek alah takalam ini biasanya disampaikan sebagai ungkapan rasa terima kasih dan kagum. Kata :"Alun" artinya "Belum" .Takilek artinya "terkilat" atau "dikatakan" .Sedangkan "alah" berarti sudah dan "takalam" artinya "tertulis" tapi disini artinya adalah " tahu " atau "paham " 

Untuk memudahkan untuk dipahami, izinkanlah saya menuliskan sebuah contoh ketemu Ayah Tuah

Suatu hari kami berkunjung ke rumah Ayah Tuah  di Celegon. Dan setibanya di rumah Ayah Tuah yang konon  namanya sama dengan nama adik saya alm ,yakni :"Firdaus" .Jadi untuk mempermudah mengingatnya,ingat saja Taman Firdaus.  

Nah,begitu tiba didepan rumah pak Firdaus yang megah,kami langsung disambut dengan ceria ,sambil berkata :" Onde mande Uda Tjip dan Uni Rose nan tibo. Iyo sabana sanang bana hati awak." 

Sambil menyalami dan mempersilakan kami masuk ,pak Firdaus memperkenalkan seorang pria ganteng dengan rambut agak gondrong,sambil berkata:" Lai kenal Uda dan Uni jo kawan awak ko? Iko nan namonyo Zaldy Chan" 

Bagi kami berdua sungguh sebuah surprise, sekali mendayung,dua tiga pulau terlampaui" Maksud hati mau ketemu satu orang,tapi ternyata ada 2 orang sahabat berada di lokasi yang sama. Kami langsung bersalam salaman ,bukan berpeluk pelukan seperti kalau ketemu sahabat di Australia. 

Sedang melangkah masuk kedalam ruangan yang megah,ee tetiba terdengar suara 2 orang pria lagi tertawa .Dan begitu kami masuk,terjadi kejutan lainnya,karena ternyata dalam ruangan tersebut adalah  seorang pria muda  ,yang sudah kita kenal yakni Sirajul Huda yang juga orang Padang dan tinggal di Air Tawar,tapi sedang tugas di Cilegon dan disampingnya duduk Ellazuardi yang juga berasal dari Padang. Maka walaupun tidak seheboh bila sesama orang Batak saling bertemu,seperti dalam kisah Poltaknya pak Felix Tani,tapi suara orang Padang jelas mengalahkan suara orang Jawa.

Maka disamping kami berdua ,ditambah dengan Ayah Tuah ,Zaldy Chan dan Sirajul Huda serta Ellazuardi, suasana dalam ruangan ini jadi semakin semarak. Saking asyiknya saling bercerita, perut tetiba mengirimkan signal dengan berbunyi :"kriuk keriuk" Syukur karena suara orang ketawa,maka suara protes dari perut tidak terdengar. 

Perut saya sudah terasa lapar,maklum sudah hampir jam 12.00 siang tapi masa iya datang bertamu mau minta makan? Gengsi dong. Maka saya melirik ke isteri saya ,ternyata isteri saya memberikan isyarat yang sama,yakni:"sudah lapar" . Tetiba ada bel berbunyi dan Ayah Tuah bergegas keluar. Beberapa saat kemudian masuk ,sambil menenteng bungkusan dan berkata:" Uda Tjip dan Uni Ros, Nasi Padang ala tibo,makan awak yo"

Tentu saja saya menyambut dengan senang hati dan mengatakan:" Onde mande .Alun takilek alah takalam" Dan Ayah Tuah,senang mendapatkan pujian dari saya,sambil membagikan nasi Padang sekotak seorang 

Sambil Menyelam Minum Kopi

Seperti kata peribahasa :"Sambil menyelam minum air',kali ini kami merasakan sebagai :"Sambil menyelam minun kopi" Maksud hati awalnya ingin bertemu dengan Ayah Tuah. Tapi ternyata disana sudah menunggu teman teman lainnya.yakni Zaldy Chan,Sirajul Huda dan Ellazuardi dan tidak hanya sampai disana,ternyata kami ditraktir makan nasi Padang.

Kebetulan ,sudah lama kami tidak makan nasi Padang dengan samba jariang balado dan gulai Gajebo. Sedangkan isteri saya menemukan dalam kotak nasi yang dibagikan ada Udang jo patai balado,kesukaan isteri saya banget. 

Beginilah gambarannya bila sesama Penulis di Kompasiana saling bertemu.apalag sesama orang sekampung di rantau orang.Begitu nikmatnya kami makan,sehingga mertua lewat dibelakang tidak tampak,karena yang lewat itu adalah mertuanya Zaldy Chan. 

Kelak.kalau kami berkunjung ke rumah si Poltak,saya tidak berani mengajak Ayah Tuah,Zaldy Chan dan Sirajul Huda serta Ellazuardi,karena kuatir disuguhkan Bipang oleh si Poltak. Lagi pula urusan undang mengundang ke Tanah Batak ,itu kan hak preogatifnya pak Felix Tani atau yang juga dikenal dengan nama asli :"Fey Lie Tan"

Tjiptadinata Effendi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun