Sore harinya saya langsung mendatangi kantornya yang berlokasi di jalan Diponogoro di kota Padang. Saya diterima dengan sangat baik .Jadi rasa kuatir yang ada pada diri saya bahwa sahabat yang sudah sukses itu biasanya sombong,tidak ditemukan dalam diri Syam.Â
Inti pembicaraan :" Pak Effendi,kalau terus berkerja sebagai Penjual kelapa,maka percayalah seumur hidup akan menjadi seperti ini. Kerja keras hanya untuk sesuap nasi.Â
Kalau mau ,saya akan membantu . Mulai hari ini belajarlah tentang seluk beluk biji kopi dan kulit manis .Bukan jadi karyawan saya,tapi akan saya bantu untuk mampu berdiri sendiri. "
Saya terpana,karena pikiran saya langsung terbentur masalah uang dan mengatakan kepada Syam,bahwa saya sangat ingin mengubah nasib,tapi sama sekali tidak punya dana .Jangankan untuk modal usaha,untuk makan saja terkadang saya harus berhutang.
Tapi dengan mantap Syam berkata:"Dalam dunia bisnis ,yang dinamakan modal bukanlah semata mata uang,tapi yang lebih penting adalah kejujuran dan menjadi orang yang dapat dipercayai." Â
Dan saya menjawab:" Kalau kejujuran saya punya " Inilah pembicaraan yang merupakan langkah awal saya menemukan turning point dalam hidup saya. Dan tidak mungkin saya tuliskan disini,karena terlalu panjang,
Singkat kisah , hidup kami berubah total. 3 tahun kemudian, tepatnya setelah 7 tahun tinggal di pasar kumuh, kami pindah ke rumah yang kami bangun di Jalan Kampung Nias I/14 A, Padang.Â
Dan selang 3 tahun kemudian, kami membangun rumah permanen di komplek perumahan di Wisma Indah I. Ulak Karang,lengkap dengan paviliun yang dibangun 3 lantai.Â
Kami bersyukur kepada Tuhan, setelah kerja keras dan mengalami penderitaan selama bertahun tahun, akhirnya menemukan turning point dan hidup kami berubah total.Â
Kelak ketiga orang anak anak kami, melanjutkan studi di Amerika Serikat dan dari hasil kerja keras ini,kami dapat menikmati masa tua kami dengan hidup secara layak,walaupun jauh dari sebutan :"kaya"
Tjiptadinata Effendi