Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menjadi Penyebab Orang Patah Hati

25 November 2020   06:56 Diperbarui: 25 November 2020   07:05 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: hipwee.com

Menyisakan Penyesalan Mendalam

Bersikap baik terhadap siapa saja tentu merupakan hal yang patut diapresiasi. Baik terhadap pria maupun terhadap wanita, muda ataupun sudah tua. Hingga saat ini, setiap kali saya menyaksikan ada nenek nenek yang  akan ikut masuk ke lift, selalu saya bantu menahan pintu lift agar jangan sampai terbentur Karena lift secara otomatis akan menutup bila sudah terbuka dalam sekian detik.

Begitu juga sudah berada dalam lift, saya tanyakan mau kelantai berapa dan terus membantu menekan tombol dimaksud. Walaupun mungkin kakek nenek yang saya maksudkan mungkin saja dari segi usia masih jauh lebih muda dibandingkan kami, tapi kondisi tubuhnya sudah tidak mendukung. 

Nah sifat ini saya bawa sejak saya masih kecil. Para emak emak tetangga sangat senang bila saya membantu mengangkatkan keranjang belanjaannya yang cukup berat dan mengantarkan kerumahnya tanpa mengharapkan mendapatkan apapun. 

Hal ini berlangsung hingga saya masuk ke SMA, setiap kali mengayuh sepeda onthel dari rumah orang tua kami menuju kesekolah selalu harus lewat didepan rumah salah seorang siswi yang beda kelas tapi sama satu sekolahan. Setiap kali saya lewat didepan rumah Laila (bukan nama sebenarnya) ternyata pas pada waktu itu Laila juga sedang keluar dengan sepedanya. Maka kami beriringan mengayuh sepeda menuju kesekolah yang sama.

Bagi saya, sikap ini tidak ada istimewanya dan saya anggap hal yang sangat biasa karena tidak pernah membonceng gadis tersebut dan juga tidak pernah bertandang kerumahnya hanya sekedar naik sepeda barengan. Hal ini terus berlanjut setelah saya menentukan pilihan hati saya pada seorang siswi yang bernama Lina.

Salah Sangka

Ternyata  hal ini telah menimbulkan salah sangka pada diri Laila, karena dikira sikap saya menemani naik sepeda bareng ini dimaknai bahwa saya jatuh hati pada dirinya. 

Hingga suatu hari saat hujan lebat dan semua  siswa terkurung di aula sekolah, adik saya datang membawakan payung untuk saya, Tapi payung tersebut tidak saya gunakan bagi diri sendiri, melainkan saya berikan kepada gadis yang bernama Lina .

Semua yang hadir disana bertepuk tangan menyaksikan. Dan Laila juga hadir disana. Ternyata menyaksikan hal ini menyebabkan hati Laila terluka. Dan sejak saat itu, setiap kali berpapasan naik sepeda, kalau biasanya Laila memperlambat laju sepedanya,agar bisa jalan bareng, tapi sejak penyerahan "payung cinta" tersebu ,Laila memacu sepedanya cepat cepat dan saya sama sekali tidak berusaha untuk mengejarnya. 

Ternyata hal ini semakin melukai hatinya, karena saya sama sekali tidak merasa mencintai dirinya, karena itu tidak pernah berusaha menjelaskan apa apa. Dan setiap kali bertemu tidak pernah lagi mau menyapa, hanya air matanya tampak mengalir. Dan saya tidak pernah merasa perlu untuk membujuk dirinya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun