Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Hemat Tidak Sama dengan Pelit, Benar Nggak Ya?

10 November 2020   20:13 Diperbarui: 10 November 2020   20:32 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ket.foto: ke pantai tidak harus duduk di Cafe,bisa bawa kursi sendiri/dokumentasi tjiptadinata efffendi


Tinggal di Australia,Tapi Gaya Hidup Tetap Gaya Indonesia

Kebanyakan orang Indonesia yang datang berkunjung ke Australia untuk tengok anak cucu,baru sebulan sudah tidak betah , Alasan paling banyak adalah "Belanja sebulan di Australia,bisa untuk hidup setahun di kampung halaman"  . 

Salah satunya adalah Pak Tomy (bukan nama sebenarnya) yang tinggal berdekatan dengan kami di Burns Beach. Kalau di jakarta, orang terlalu sibuk untuk sekedar saling menyapa. Buktinya,kami tinggal di Apartement Mediteranean Lagoon di Kemayoran selama bertahun tahun,tapi sesama tetangga tidak saling kenal. 

Paling ,bila kebetulan sama sama duduk di lobi menunggu jemputan,hanya sekedar saling mengucapkan :"Selamat pagi " atau "Selamat sore" dan selanjutnya masing masing sibuk atau menyibukkan diri. 

Bahkan terkadang ,saat berada dalam satu lift,wajah hampir saling menyentuh,tapi hanya sekedar basa basi dan dan kemudian senyap Beda banget bila sesama orang Indonesia saling bertemu di negeri orang,khususnya Australia. Dalam hitungan detik,sudah saling akrab ,bahkan saling bertukar nomor Ponsel. Dan saling bercerita dari hilir ke mudik . Rasanya terasa banget,bahwa kita itu sebangsa dan setanah air. 

ket.foto:makanan bawa dari rumah,/dok pri
ket.foto:makanan bawa dari rumah,/dok pri
Kembali ke Judul

Keluhan yang paling sering kami dengar,termasuk keluhan dari pak Tomy adalah :"Baru  sebulan di Australia,kami sudah menghabiskan lebih dari 2000 dolar  ,yang kalau dirupiahkan ,sudah 20 juta rupiah " ."Bayangkan pak Effendi , kami baru sebulan disini tengok anak mantu dan cucu . 

Pagi mereka sudah keluar. Anak dan mantu kerja dan cucu cucu kami sekolah. Maka kami berdua jalan jalan ke pantai. Minum kopi dan sarapan di Cafe .Aduh,untuk sarapan pagi saja,kami berdua kena 40 dolar. Hanya untuk masing masing secangkir Capucinno dan sepotong kue Belum lagi untuk makan siang.di restoran tepi pantai ,kami menghabiskan hampir  50 dolar. Sehari menghabiskan uang satu juta rupiah,hanya untuk sarapan dan makan siang"

Kami ceritakan,bahwa kami sarapan dirumah dan siang hari,kami bawa makanan dari rumah,untuk dimakan ditepi pantai atau di taman. Kami bawa termos yang berisi kopi. Bukan karena pelit.kami kami ingin hidup berhemat. Kami hanya makan di restoran,bila ada tamu yang datang dari Indonesia atau kami diundang anak cucu, Selebihnya ,kami bawa makanan dari rumah. 

dokpri
dokpri
Kami Hampir Setiap Hari ke Pantai atau ke Taman

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun