Ketinggalan Zaman Bila Tidak Tahu
Judul ini ditulis berdasarkan petunjuk secara virtual yang diberikan oleh Prof Felix Tani ,yang aslinya bernama: "Fei Lie Tan" dan juga berdasarkan ramalan dari Peramal dari Timur pak Rudy Gunawan. Walaupun tidak secara tertulis disampaikan ,tapi berdasarkan daripada apa yang tersirat, maka karena saksi saksi tidak dapat dihadirkan, maka menimbang dan memutaskan secara sendiri sendiri kesimpulan di atas.
Kalau mainan pria lemah gemulai tentu berbeda dengan permainan pria jantan, Maka pilihan terbaik dan terkini adalah Drone. Mengapa? Karena merupakan mainan yang mampu menembus batas kemampuan orang yang mengontrolnya.Â
Sebagai Pengontrol Drone, orangnya hanya bisa berdiri dan mondar mandir, tapi tidak berdaya mengikuti terbangnya Drone, yang bisa mencapai ketinggian yang mencemaskan.
Pertama kali saya diajak oleh Putra pertama kami Irmansyah Effendi. "Papa, kita main Drone ya". Nah, kalau dulu saya yang bilang sama anak: "Yuk anak anak, kita main layangan ya" Tapi itu sudah kuno. Karena dalam pendengaran saya awalnya,nmau diajak makan lagi, maka saya ulangi bertanya: "Hmm kita makan di mana?" Tapi putera kami tertawa: "Bukan makan papa, mau diajak main"Â
"Oya ya" jawab saya penuh antusias dan tentu saya ajak belahan jiwa saya ikut. Kalau saya pergi sendirian dengan sebelah jiwa, mana kuat?Â
Dalam waktu tidak sampai 3 menit kendaraan hadiah dari putera kamisudah saya kemudikan meluncur di Romano street dan parkir didepan rumah putera kami.Â
Di sana sudah menunggu putera kami dengan Drone ditangan. Memberikan petunjuk penggunaan Drone dan dengan gaya orang sok tahu saya bilang :"Ya ya papa sudah tahu" Maka Alat pengontrol diserahkan ketangan saya. Dan dalam hitungan detik, pesawat tanpa awak sudah mengudara. Tetiba Drone mengilang dari pandangan mata saya. Aduh, saya ingat, kata putera kami: "Papa ini saya beli di Amerika 1.400 dolar. Hati-hati mainkan ya pa"Â
Aduh keringat dingin mulai merembes. Walaupun jelas putera kami tidak akan minta ganti, tapi 15 juta rupiah hilang dalam sekejab ,wuuih sayang amat" Maka saya teriak teriak, memanggil putera kami. Dan dari dalam rumah putera kami bergegas keluar. Tanpa menunggu ditanya, saya terus bilang: "Drone nya hilang"
Sebagai orang yang gaptek,tentu saja mainan kekinian ini membuat saya amat antusias. Menurut putera kami,k emampuan Drone adalah:
- terbang selama 27 menit
- bisa dikendalikan untuk mengambil foto diperlukan
- merekam seluruh penerbangannya
- bila low battery, otomatis akan kembali ke pangkalan
- hasil foto yang sangat jernih
Mainan Drone, menurut saya, jauh lebih bermakna dan bermanfaat, ketimbang main game atau sejenisnya, karena mengoperasikan Drone, dibutuhkan pengetahuan dasar, bagaimana menggunakan remote control,untuk mengontrol  keberadaan Drone. Â
Lampu merah yang menyala, memberikan kita kemudahan, untuk menentukan bahwa itu adalah bagian depannya. Bagaimana mengesernya untuk naik lebih tinggi atau turun kebawah.Â
Hasil pemotretan oleh Drone rasanya tidak kalah dari hasil jepretan fotographer profesional. Karena begitu bersih dan jelas. Termasuk jalan jalan di gang perumahan dan begitu juga taman-taman, tampak sangat indah.
Manfaat Main Drone Antara lain belajar:
- tehnik remote control
- Â mengendalikan Drone
- mengambil foto dari udara
- membuat peta lokasi
Walaupun dalam bentuk sebuah miniatur, setidaknya  sudah membuka cakrawala lebih luas ,tentang bagaimana Drone melakukan aksi mengikuti perjalanan sebuah mobil, serta merekam seluruh perjalanannya dan bisa pulang sendiri ke Pangkalannya, ketika batterainya sudah menipis. Nah, bapa ibu,k etimbang membelikan hadiah mahal untuk ultah anak anak, mengapa tidak dibelikan Drone? Jauh lebih bermanfaat. ketimbang Gawai secanggih apapun.
catatan: semua foto adalah dokumentasi pribadi
Tjiptadinata Effendi