Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Berkendara 3 Jam untuk Menyaksikan Karya Seni

26 September 2020   19:28 Diperbarui: 26 September 2020   20:44 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hasil Kolaborasi Seniman Jepang dan Australia

Tahun lalu, kami juga berkunjung ke York-Conola yang berjarak tempuh sekitar 3 jam perjalanan dari kediaman kami tapi ternyata kali ini, musim semi tidak seperti biasanya. 

Walaupun musim semi belum lama dimulai, ternyata festival wild flower sudah berakhir. Tapi karena memang sudah niat untuk refreshing, maka kami memutuskan untuk alih destinasi, dari lokasi wildflower untuk menyaksikan dari dekat karya seni yang terbuat dari jerami. Hasil kolaborasi Seniman Jepang dan Australia Walaupun jarakknya cukup jauh, tapi daripada hanya dapat menyaksikan lewat gambar di berbagai brosur, maka kami  memilih untuk menyaksikan dari dekat.

Jam 09.00 pagi kami sudah berangkat dari rumah. Isteri saya mempersiapkan termos berisi kopi dan tentunya tidak lupa camilan untuk kami nikmati sepanjang perjalanan. Jalanan tampak sepi. Dan selama hampir tiga jam berkendara, tak tampak ada perumahan penduduk. Yang tampak hanya beberapa motel.

dok.pribadi
dok.pribadi
Tetiba Lampu Alert Menyala

Setelah hampir tiga jam berkendara,kami mengisi waktu dengan menikmati camilan dan bercerita hilir mudik, sambil menikmati padang rumput yang menghijau di samping kiri kanan jalan.

Tetiba lampu kuning di depan kemudi menyala dan ada tulisan "ALERT". Tentu saja saya agak kaget, karena mengira ada sesuatu kerusakan, padahal kendaraan masih baru. Karena itu saya menepi dan berhenti sejenak. Ternyata ada tulisan "TIME FOR DRIVER TO TAKE A BREAK".

Wah, ada instruksi dari kendaraan Nissan X trail yang merupakan hadiah ultah saya dari putra kami, telah mengingatkan agar saya berhenti untuk istirahat karena sudah hampir tiga jam mengemudi. 

Maka walaupun sesungguhnya saya masih belum merasa letih, tapi kami patuhi saran tersebut dan memarkir kendaraan di lokasi informasi agar aman dan tidak menganggu pengguna lalu lintas lainnya.

dokpri
dokpri
Setelah istirahat beberapa menit, sambil memanfaatkan kesempatan untuk mereguk kopi hangat yang dibawa isteri maka kami melanjutkan perjalanan ke lokasi dimana Kelinci Raksasa berada.

Dan tentunya, kesempatan ini tidak kami biarkan berlalu tanpa mengabadikannya. Di bawah Kelinci raksasa yang terbuat dari jerami ini, tampak ada tulisan yang menjelaskan tentang pernak pernik sehubungan dengan keberadaan Kelinci raksasa ini.

dokpri
dokpri
Yang ininya adalah bahwa Wara Art ini berasal dari Musashino Art University yang memang secara khusus mengajarkan bagaimana memanfaatkan sisa sisa jerami untuk membangun karya seni dari jerami.

Seni Wara di Australia dimulai di York dengan membangun patung kelinci raksana dengan memanfaatkan jerami gandum sehabis panen gandum. Dengan desain oleh pendiri Wara Art Jepang, ShingoMiyajima dan Masaharu Noguchi dan bekerja sama dengan Seniman Australia.

Karena memang background kami berdua tidak ada yang berlatar berlakang seni, maka kami hanya sebatas bisa mengagumi keindahan patung kelinci raksasa yang dibuat dari jerami ini. 

dokpri
dokpri
Mungkinkah di Indonesia sudah ada karya seni semacam ini?

Nah, hal ini ditanyakan oleh isteri saya. Tapi tentu saya tidak dapat menjawabnya karena belum pernah mendapatkan info mengenai adanya seni membangun patung dari jerami padi di Indonesia. Seumur hidup yang sudah kami lalui lebih dari tiga perempat abad,baru pertama kali ini menyaksikan karya seni yang begitu indah,terbuat dari jerami. Sehingga tidak sia sia saya mengendarai mobil selama lebih kurang enam jam pulang pergi. 

Mungkin ada di antara para pembaca yang dapat memberikan informasi tentang keberadaan karya seni yang terbuat dari jerami ini di Indonesia? 

Terima kasih

Tjiptadinata Effendi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun