Tugas Guru Bukan Semata Mencetak Murid Pintar, Tapi Juga MendidikÂ
Secara kasat mata,kelulusan 100 persen murid muridnya,tentu saja merupakan sebuah kebahagiaan dan sekaligus kebanggaan bagi guru dan sekolah dimana ia mengajar.
Tapi sesungguhnya tugas guru bukanlah semata mata mencetak murid murid pintat,melainkan juga memberikan pendidikan agar kepandaian yang mereka peroleh dari proses pembelajaran selaras dengan bertumbuh kembangnya moral anak anak didik menjadi manusia yang bertanggung jawab dan bertenggang rasa.
Sebagai orang yang pernah menjadi guru ,gaji yang hanya 16 ribu rupiah plus tunjangan in natura dalam bentuk 9 kilogram beras ,bukanlah alasan bagi saya untuk mengajar dengan setengah hati.Â
Kalau kita berkerja paruh waktu,tentu tidak menjadi masalah ,apapun alasannya. Tapi yang perlu dihindari adalah bekerja dengan separuh hati.Â
Bilamana merasakan gaji yang diperoleh sebagai guru terlalu kecil.maka jalan terbaik adalah mengundurkan diri dan mencari pekerjaaan yang gajinya lebih menjanjikan. Tapi bila memang kita mengajar ,karena merupakan pekerjaan yang sesuai passion ,maka kita harus mau mengajar dan mendidik dengan sepenuh hati.
Karena bilamana tetap mengajar dalam perasaan keterpaksaan dikarenakan belum mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang lebih menjanjikan,maka kita memiliki tanggung jawab moral terhadap puluhan anak didik yang dipercayakan kepada kita
Menjadi guru tidak sama dengan Boss diperusahaan yang perintahnya adalah keharusan untuk dipatuhi. Kalau tidak dipatuhi,maka karyawan akan dipecat atau di skor.Â
Menjadi guru, adalah melakukan personal approach dengan murid murid yang mengalami masalah dalam pelajaran. Memanggil mereka disaat waktu istirahat dan bertanya dari hati ke hati. Hal ini merupakan cara efektif merangkul hati murid murid. Mereka tidak takut kepada kita,tapi menaruh rasa hormat yang mendalam .Â
Dan percayalah dibelakang kita juga mereka sangat menghargai dengan tidak memberikan gelar :"guru judes " atau" dosen killer" dan semacam itu
Bahkan mereka bebas boleh datang kerumah saya untuk bertanya apa saja .Dan hubungan baik ini terus berlangsung hingga saat ini, Padahal mereka kini sudah jadi "orang besar" ,yakni Pengusaha sukses, Pimpinan proyek, Pimpinan bank ,Perwira TNI AL dan lainnya.,tapi mereka tetap menghormati saya sebagai guru mereka. Bahkan kami hingga detik ini,setiap hari saling menyapa lewat WAG khusus antara saya sebagai guru dan mantan murid murid saya.
Bayangkan ketika tahun lalu kami bertemu untuk makan bersama, saya diberikan oleh oleh  dan ada yang memberikan angpau dalam nilai nominal 5 juta rupiah.
Bagi saya yang bernilai bukan barangnya,tapi kasih sayang yang mereka tunjukkan,walaupun saat saya mengajar mereka berusia sekitar 12-13 tahun dan kini rata rata mereka sudah berusia 65 tahun.Berarti 50 tahun sudah berlalu ,tapi hubungan baik tak lekang oleh panas dan tak lapuk dek hujan'
Tjiptadinata Effendi