Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Murid Lulus 100 Persen Berarti Guru Sukses? No Way!

17 September 2020   09:32 Diperbarui: 17 September 2020   09:38 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ket.foto : makan bersama mantan murid murid .dokpri

Tugas Guru Bukan Semata Mencetak Murid Pintar, Tapi Juga Mendidik 

Secara kasat mata,kelulusan 100 persen murid muridnya,tentu saja merupakan sebuah kebahagiaan dan sekaligus kebanggaan bagi guru dan sekolah dimana ia mengajar.

Tapi sesungguhnya tugas guru bukanlah semata mata mencetak murid murid pintat,melainkan juga memberikan pendidikan agar kepandaian yang mereka peroleh dari proses pembelajaran selaras dengan bertumbuh kembangnya moral anak anak didik menjadi manusia yang bertanggung jawab dan bertenggang rasa.

mantan murid dan kel/kiriman Harifuddin Lalo
mantan murid dan kel/kiriman Harifuddin Lalo
Mengajar dan Mendidik Dengan Hati

Sebagai orang yang pernah menjadi guru ,gaji yang hanya 16 ribu rupiah plus tunjangan in natura dalam bentuk 9 kilogram beras ,bukanlah alasan bagi saya untuk mengajar dengan setengah hati. 

Kalau kita berkerja paruh waktu,tentu tidak menjadi masalah ,apapun alasannya. Tapi yang perlu dihindari adalah bekerja dengan separuh hati. 

Bilamana merasakan gaji yang diperoleh sebagai guru terlalu kecil.maka jalan terbaik adalah mengundurkan diri dan mencari pekerjaaan yang gajinya lebih menjanjikan. Tapi bila memang kita mengajar ,karena merupakan pekerjaan yang sesuai passion ,maka kita harus mau mengajar dan mendidik dengan sepenuh hati.

Karena bilamana tetap mengajar dalam perasaan keterpaksaan dikarenakan belum mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang lebih menjanjikan,maka kita memiliki tanggung jawab moral terhadap puluhan anak didik yang dipercayakan kepada kita

dokter Syamsu /mantan murid
dokter Syamsu /mantan murid
Bagaimana Mengajar Dengan Hati?

Menjadi guru tidak sama dengan Boss diperusahaan yang perintahnya adalah keharusan untuk dipatuhi. Kalau tidak dipatuhi,maka karyawan akan dipecat atau di skor. 

Menjadi guru, adalah melakukan personal approach dengan murid murid yang mengalami masalah dalam pelajaran. Memanggil mereka disaat waktu istirahat dan bertanya dari hati ke hati. Hal ini merupakan cara efektif merangkul hati murid murid. Mereka tidak takut kepada kita,tapi menaruh rasa hormat yang mendalam . 

Dan percayalah dibelakang kita juga mereka sangat menghargai dengan tidak memberikan gelar :"guru judes " atau" dosen killer" dan semacam itu

Bahkan mereka bebas boleh datang kerumah saya untuk bertanya apa saja .Dan hubungan baik ini terus berlangsung hingga saat ini, Padahal mereka kini sudah jadi "orang besar" ,yakni Pengusaha sukses, Pimpinan proyek, Pimpinan bank ,Perwira TNI AL dan lainnya.,tapi mereka tetap menghormati saya sebagai guru mereka. Bahkan kami hingga detik ini,setiap hari saling menyapa lewat WAG khusus antara saya sebagai guru dan mantan murid murid saya.

dokpri/foto tahun 1967
dokpri/foto tahun 1967
Karena selama mengajar,tak sekali jua saya menghukum mereka secara phisik,Bahkan saya menyayangi mereka seperti anak anak sendiri 

Bayangkan ketika tahun lalu kami bertemu untuk makan bersama, saya diberikan oleh oleh  dan ada yang memberikan angpau dalam nilai nominal 5 juta rupiah.

Bagi saya yang bernilai bukan barangnya,tapi kasih sayang yang mereka tunjukkan,walaupun saat saya mengajar mereka berusia sekitar 12-13 tahun dan kini rata rata mereka sudah berusia 65 tahun.Berarti 50 tahun sudah berlalu ,tapi hubungan baik tak lekang oleh panas dan tak lapuk dek hujan'

Tjiptadinata Effendi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun