Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hafal Pancasila lalu Bangga? Jangan Buru-buru Berbangga Diri

9 Maret 2020   08:31 Diperbarui: 9 Maret 2020   09:56 673
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi :https://www.bahasakita.com/about/the-history/pancasila/

Mari  Tanya Hati Kita

Menghafal teks Pancasila apa sih sulitnya? Tidak berlebihan bila dikatakan bahwa menghafal teks Pancasila yang hanya 5 baris itu adalah semudah membalikkan telapak tangan. 

Saya sudah hafal diluar kepala teks ini sejak masih duduk di SMP hingga kini ,walaupun sudah belasan tahun tinggal di negeri orang, tapi teks Pancasila masih saya hafal tanpa harus berpikir lagi. 

Bahkan seandainya tengah malam saya dibangunkan dan ditodong untuk mengucapkan Pancasila, saya bisa menyebutkan secara runut. Tapi apakah hal ini merupakan alasan bagi saya untuk berbangga diri? 

Ntar dulu, Menghafal dan mengaplikasikan adalah hal yang berbeda bagaikan siang dan malam. Kalau Sila Pertama, "Ketuhanan Yang Maha Esa" mungkin tidak perlu dibahas karena sangat sensitif berhubungan dengan keimanan masing masing kepada Tuhan.

Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

Nah sampai disini, mari kita sama sama merenungkan diri khususnya bagi yang selama ini berteriak teriak sebagai sosok yang Pancasilais. Pertanyaan sederhana:

Suatu waktu menyaksikan korban tabrak lari dan tidak ada yang menolong. Maukah kita menghentikan kendaraan dan membantu korban, membawanya kerumah sakit dengan resiko mengeluarkan dana pribadi?

Ketika sedang berjalan bersama istri di pasar, tiba tiba seorang penjual cendol tanpa sengaja menyenggol kita dan seluruh barang dagangannya hancur berserakan dilantai. Walaupun sama sekali bukan salah kita, maukah kita membantunya dengan merogoh dompet kita agar Penjual cendol dapat mengganti kembali barang dagangannya yang sudah hancur?

Tengah malam, hujan lebat, diri kita sedang demam, tiba tiba pintu di gedor tetangga Minta tolong, putrinya mau melahirkan, sedangkan suaminya sedang diluar kota. Maukah kita lupakan demam kita dan bangun untuk mengantarkan istri orang, ke rumah sakit?

Hanya contoh pertanyaan sangat sederhana yang tentu dapat diperpanjang menurut versi masing masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun