Mungkin kita semua sudah pernah mengalami ketika menyalami orang penting atau pejabat penting, maka walaupun kita sudah mengulurkan tangan kita secara santun, tapi hanya dibalas dengan salaman ujung jari. Dan yang lebih menyinggung perasaan kita adalah orang yang disalami, sama sekali tidak menengok ke arah kita ,tapi sibuk dengan memandang sekeliling.Â
Memang tidak elok kalau kita memberikan penilaian secara global hanya karena mendapatkan perlakuan tak menyenangkan dari beberapa orang pejabat. Tapi setidaknya inilah gambaran yang sering terjadi dalam berinteraksi dalam hidup bermasyarakat.
Bahkan contoh tak elok ini, celakanya ditiru secara meluas termasuk ketika menghadiri acara ulang tahun atau sebuah pertemuan. Ketika kita menyalami, tuan rumah seakan akan menyambut kita dengan penuh rasa sukacita sambil setengah berteriak, "Wah, terima kasih sudah datang. Mari silahkan masuk".Â
Namun, menengok mata tuan rumah sama sekali tidak menengok kepada kita, maka hati kita terasa menjadi tawar. Dan ketika hati sudah tawar, maka selanjutkan kehadiran kita dalam ruangan pesta, tidak menghadirkan kegembiraan,karena merasa sama kehadiran kita sama sekali tidak dihargai oleh tuan rumah.
Eye Contact adalah Queens of Body LanguageÂ
Orang bisa saja berbicara dengan tata bahasa yang sangat santun, tapi bilamana tidak didukung oleh bahasa tubuh, maka segala sopan santun yang disampaikan  melalui bahasa verbal sama sekali tidak ada nilainya. Karena orang bisa berbohong dengan kata kata, tapi pandangan mata tidak bisa berbohong.
Quote: " Your eyes is the window of your soul". Mata adalah jendela jiwa. Atau sering juga disebutkan, mata adalah cerminan hati yang tidak bisa berbohong.Â
Mau membuktikannya tidak harus melalui penelitian, coba saja tengok kalau ada murid yang menyontek dan ketika ditegur, ia akan membantah sambil berkata, "Saya tidak menyontek bu guru, sungguh", tapi matanya tidak berani menatap ke mata kita. Karena ia sadar, bila ia menatap  pandangan kita, maka kebohongannya akan terbaca di sana.Â
Tunjukan Bahwa Kita Menghargai Lawan Bicara Dengan Melakukan Eyes Contact
Bahasa tubuh memiliki nilai yang jauh lebih tinggi,dibandingkan bahasa verbal. Karena orang bisa berbohong dalam berbicara,tapi bahasa tubuh tidak dapat menyembunyikan apa yang ada dalam hati kita, terutama pandangan mata kita. Karena itu, alangkah eloknya setiap kali kita berinteraksi dengan siapapun, maka hargailah orang yang ada di depan kita.
Siapapun adanya melalui eyes contact, Tidak perlu menunduk nunduk, melainkan cukup dengan menyalami dan memandang lawan bicara sambil mengucapkan, "Apa kabar Mas? Atau apa kabar Mbak".