Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Makan di Restoran Seporsi Berdua, Mengapa Tidak?

6 Februari 2019   08:48 Diperbarui: 6 Februari 2019   08:57 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Hidup Bertenggang Rasa

Kalau memang kondisi kita mampu makan satu porsi seorang,tentu saja sangat wajar bila kita menikmati makanan masing masing sepiring .Akan tetapi ,bilamana karena porsinya besar atau karena memang kondisi kita tidak mungkin menghabiskan masing masing satu porsni,mengapa kita harus memesan makanan  untuk kemudian dibuang separuhnya?

Banyak orang merasa gengsi ,kalau masuk restoran dan hanya memesan satu porsi makanan untuk dimakan berdua.Mereka lebih memilih,mutemesan 2  porsi dan kemudian membuang sisa makanan,karena tidak habis dimakan.Walaupun mungkin memiliki uang yang cukup banyak dan suh.ama sekali tidak keberatan membayar untuk 2 porsi,walaupun yang dimakan hanya separuhnya,tapi sesungguhnya sangat melukai hati orang yang hidup pas pasan,sehingga tidak mampu makan di restoran.

Apalagi kalau masuk ke restoran :"All you can eat',serasa geram kita menyaksikan, makanan diambil sepenuh penuh piring dan kemudian hanya dimakan sebagian dan sisanya ditinggal begitu saja di atas meja. Walaupun sudah ada restoran yang mengingatkan ,bahwa :"Makanlah sepuas puasnya,tapi jangan sampai anda menyia nyiakan makanan,hanya karena merasa sudah membayarnya"

Namun tetap saja tidak mampu menyadarkan banyak orang.Bahwa diluar sana ,ada jutaan otang,yang jangankan makan di restoran,bahkan untuk mendapatkan makanan yang layak dimakan saja,mereka harus  mau bekerja keras sepanjang hari. Tidak jarang kita saksikan, dengan menahan rasa malu,orang memungut sisa sisa makanan ditempat tong sampah restoran,karena ketiadaan biaya hidup

Tidak Perlu Gengsi  
Masuk ke restoran,termasuk ke restoran mewah,kita tidak perlu merasa gengsi untuk memesan satu porsi untuk dimakan berdua,Bukan karena tidak mampu membayar,namun karena tidak mungkin habis dimakan . Kami sudah mempraktikkan sejak dulu,termasuk di Autralia,setiap kali masuk ke restoran,selalu kami menanyakan,:"Apakah boleh kami pesan satu porsi untuk dimakan berdua? " Hingga saat ini,belum  pernah kami ditolak,karena alasan tersebut.

Tapi kalau kita masuk ke restoran ;"Buffet" atau "All you can eat",,memang ada aturan ,bahwa siapapun yang masuk harus membayar.Terserah mau makan banyak atau makan hanya sedikit.

Nah,bila kita memilih untuk makan di restoran :"All you can eat" , tetap saja kita hendaknya mampu  mengontrol  diri,yakni ambil sesuai kemampuan perut kita menampung makanan dan bila yang dipiring sudah habis,baru mengambil yang lainnya.. Hindarfi mengambil semau mau kita,walaupun kita sudah membayar,namun hanya mencicipi sedikit dan kemudian sisanya ditutupi dengan kertas tissue bekas dan dibuang. 

Etika Tidak Tertulis 
Ada etika tidak tertulis,untuk makan direstoran,manapun,untuk menunjukan bahwa walaupun kita memliki  cukup uang untuk menikmati makanan di restoran,namun diri kita adalah orang yang tahu tenggang rasa.Yakni menenggang rasa orang orang yang sangat membutuhkan makanan ,namun tidak memiliki keberuntungan seperti diri kita.

Bagi orang yang sudah pernah merasakan pahit getirnya hidup,seperti yang pernah kami alami selama bertahun tahun,maka tentu tidak perlu lagi diingatkan untuk hidup bertenggang rasa. Akan tetapi,khusus bagi mereka yang sejak lahir hidupnya enak,mungkin karena ada limpahan harta warisan nenek moyang,mungkin perlu diingatkan,agar sadar diri,bahwa membuang buang makanan,walaupun sudah dibayar,bukanlah cara baik, untuk menunjukkan bahwa diri kita dari kalangan  berada. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun