Mungkin ada yang heran, mengapa tiba-tiba saya tertarik untuk menulis tentang transgender? Pasti bukan karena ketertarikan pada transgender.
Kami bersyukur, bahwa sejak dari nenek moyang hingga anak mantu cucu dan keponakan keponakan, setahu saya tidak satupun yang menjadi transgender ataupun memiliki ketertarikan akan dunia transgender.
Tulisan ini semata mata menengok dari sudut humanis atau sisi kemanusiaan, bahwa selama ini kesan yang mengemuka secara umum adalah bahwa kaum transgender ini, hanya menarik,karena dandanannya yang norak.
Tidak jarang tingkah laku, maupun jalannya yang meniru gaya orang lagi berjalan di cat walk, tampak lucu. Secara umum, gambaran terhadap kaum transgender di Indonesia,hanya sebatas itu .Â
Bagi yang sudah pernah berkunjung ke Tiffanny Show di Bangkok, pasti sudah menyaksikan bahwa kaum transgender di sana mendapatkan tempat terhormat.
Mereka dengan piawai menampilkan berbagai tarian yang tidak kalah menariknya dibandingkan dengan bila dilakukan oleh kaum wanita. Begitu juga dengan kemampuan tarik menarik suara yang membuat para penonton berdecak kagum .
Tertarik membaca ulasan singkat yang dipaparkan oleh tribun.news.style, tertanggal 24 Maret,2018 tentang seorang  transgender yang terkenal di dunia.
Bukan karena kegenitannya atau kepiawaiannya menggoda kaum pria, tapi karena mampu membuktikan bahwa kendati kondisinya termasuk "tidak normal" tapi Kim Petras, lebih dikenal sebagai Penyanyi Top di Jerman dan sekaligus sebagai Penulis lagu terkemuka.
Apalagi, setelah menerbitkan single independen dari album One Piece of Tape namanya meroket. Suka atau tidak suka, dunia mengakui kepiawaiannya dalam dunia menyanyi.Â