Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Nyepi dan Refleksi Diri Memaknai Arti Sebuah Kehidupan

17 Maret 2018   08:19 Diperbarui: 17 Maret 2018   08:47 528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: id.krebsmethod.com


Hari ini,17 Maret,2018 , umat  Hindu  merayakan Hari Nyepi.

Jika kita perhatikan tujuan filosofis Hari Raya Nyepi, makna dan pelaksanaan Hari Raya Nyepi mengandung arti dan makna yang sangat relevan dengan tuntutan masa kini dan masa yang akan datang. Melestarikan alam sebagai tujuan utama ,yang  merupakan tuntutan hidup masa kini dan yang akan datang. Memiliki arti dan makna untuk memotivasi umat Hindu secara ritual dan spiritual agar alam senantiasa menjadi sumber kehidupan. Melepaskan sifat-sifat serakah yang melekat pada diri manusia ,untuk dapat mencapai keseimbangan jiwa..(sumber bacaan: www.hindu-dharma.org.)

Pentingnya Refleksi Diri Bagi Setiap Orang

Terlepas dari masalah agama yang kita imani , secara universal ,sesungguhnya setiap  orang perlu memberikan kesempatan kepada diri masing masing ,untuk merenung diri.Dengan memberi waktu beberapa saat bagi diri ,dengan meninggalkan seluruh runtinitas dan kebisingan hidup sehari hari. Menelusuri kembali jalan hidup yang sudah dilalui,untuk dapat memetik pelajaran hidup,tentang berbagai kesenjangan hidup yang telah dilakukan. Dan tentunya tidak terhenti hingga disini,melainkan membangun tekad diri,agar jangan lagi mengulangi kesalahan yang sama.

Memahami,bahwa antara sebuah harapan dan terwujudnya menjadi kenyataan ,ada rentang waktu .Bisa singkat dan bisa juga membutuhkan waktu yang panjang. Dan tidak tertutup kemungkinan ,harapan tersebut ,entah karena apa ,tidak pernah bisa diwujudkan .Dengan semakin memahami esensial hidup ,maka kita akan semakin mantap melangkah ,bekerja keras demi untuk mewujudkan setiap impian hidup .Dengan catatan,bahwa setiap langkah selalu mengusung dua hal ,yang berada secara pararel,yakni: "harapan dan resiko" .Dan setiap orang yang dengan niat baik,ingin mengubah hidup menjadi lebih baik,harus berani menerima keduanya,yakni harapan dan resiko. Yang bermakna :"keberhasilan atau kegagalan"

Memaknai kata :"kegagalan" ,berarti sabar menunggu. Bahwa tidak semua harapan kita akan terwujud,secepat atau persis seperti hasrat hati kita. Bahwa dalam hidup ini,tidak ada lampu Aladin, seperti dalam kisah 1001 malam,yang dapat mengubah hidup secara instant. Memahami secara arif dan bijak,bahwa setiap perubahan,butuh proses,waktu dan pengorbanan diri,berupa rasa sakit,kecewa dan sedih. Disaat saat seperti inilah kematangan jiwa setiap orang diuji  dan dinilai. Yang menguji kita adalah  kehidupan  itu sendiri dan waktu yang akan  menjadi saksi,apakah kita layak mendapatkan apa yang menjadi impian hidup kita atau tidak.

Serta memahami,bahwa kegagalan ,bukanlah akhir dari segala galanya.Melainkan justru merupakan satu langkah maju,untuk semakin dekat dengan cita cita hidup kita.Hal ini adalah merupakan tantangan hidup bagi setiap orang,yang mencari jalan menuju aktualisasi diri. Dalam kata lain,siapapun yang tidak berani menerima tantangan hidup,berarti tidak berbuat apapun dalam hidupnya. Dan konsekuensinya adalah jangan pernah berharap akan dapat meraih cita citanya.

Perjalanan Hidup Tidak Selalu Berwajah Ramah dan Manis

Dengan semakin arif dan bijak memahami ,bahwa perjalanan hidup tidak selalu menampilkan wajah ramah dan manis.Tidak jarang kita berhadapan dengan wajah kehidupan yang garang dan bengis  dan kita jangan pernah mundur. Setiap orang memiliki filosofi tentang hidup,sesuai dengan pengalaman hidup yang pernah dilaluinya.Bila bagi kita,hidup adalah sebuah ujian,maka pastikan kita lulus ujian hidup dengan nilai terbaik.Bilamana bagi kita ,hidup adalah sebuah penderitaan,maka atasilah penderitaan tersebut. 

Mungkin ada yang memiliki filosofi,bahwa hidup adalah Proses pembelajaran diri,maka jangan pernah berhenti belajar. Atau bisa jadi ada yang memiliki falsafah ,bahwa hidup adalah sebuah kesempatan,maka manfaatkanlah setiap kesempatan yang ada untuk berbuat sesuatu yang bermanfaat,baik bagi diri sendiri,keluarga dan orang banyak.

Selamat Hari Raya Nyepi Bagi yang Merayakan !

Tjiptadinata Effendi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun