Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Makan Bersama Terakhir, Kemudian Berpisah Selamanya

13 Maret 2018   18:15 Diperbarui: 13 Maret 2018   18:58 1001
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://depositphotos.com

Tanggal 24 Pebruari,2018 ,kami masih berkumpul bersama sama di Rumah Makan Sari Minang ,yang berlokasi di Jalan Juanda ,jakarta Pusat. Kali ini,mantan murid murid saya 52 tahun lalu,hadir bersama istri,kecuali Anton,yang istrinya sudah berpulang beberapa tahun lalu. Diantara yang hadir ada Eduard,yang juga datang bersama istri .

Suasana terasa sangat hangat dan ceria.Kami berebutan bercerita tentang nostalgia masa lalu dan juga perkembangan masing masing. Tak ada perasaan aneh pada waktu itu,semua berjalan dalam suasana persahabatan ,kendati mereka dulunya ,adalah murid murid saya sewaktu di SD St.Fransiscus RK IIdi Padang.

Kami bergabung dalam Grup WA St.Fransiscus. sejak tahun lalu dan terus berlanjut. Namun,seperti yang sudah saya tuliskan kemarin,Ponsel saya dirampok orang ,ketika saya sedang berada dalam bajay,bersama istri,menuju ke Mangga Dua .Sejak saat itu,saya putus hubungan dengan seluruh kontak. Walaupun ada Ponsel baru,yang dikasih oleh putra kami,sehari setelah HP saya hilang,tapi karena SIM card  Australia dan Indonesia,keduanya ada di dalam HP yang hilang,maka saya harus mulai menyalin,satu persatu nomor kontak .Praktis hubungan saya dengan teman teman,terputus,termasuk dengan seluruh grup WA

murid-5aa7bdc7cbe52365ed1403e2.jpg
murid-5aa7bdc7cbe52365ed1403e2.jpg

keterangan foto: yang duduk disamping bu Roselina ,adalah Eduard (Kian Liang) /dokumentasi pribadi

Malam Tadi Dapat Berita Eduard Sudah Pergi Selamanya

Karena Ponsel saya hilang bersama SIM card Australia dan Indonesia,maka otomatis ,saya putus kontak keseluruh teman teman dan kerabat. Saya mencoba menghubungi satu persatu ,via SMS dan minta agar saya di add kembali di Grup WA,agar bisa berkomunikasi kembali.Salah satu nomor yang saya hubungi via SMS adalah  nomor Ponsel Eduard,yang  akrab dipanggil dengan sebutan :" Kian Liang"

Saya tulis pesan:" Kian Liang,Ponsel saya hilang.Tolong di add lagi di Grup WA ya,agar kita bisa lanjut komunikasi. " Tapi jawaaban yang masuk,membuat saya tertegun ,yakni ada pertanyaan :" Maaf,ini dari siapa?"Karena itu,kembali saya jelaskan bahwa yang mengirim pesan  adalah saya. Karena Ponsel saya hilang,berikut semua data kontak.

Malam tadi saya baru dapat kabar duka dari istri Eduard.yang berbunyi:" Pak Tjip. saya Istri Eduard . Eduard sudah meninggalkan kita untuk selama lamanya sejak tanggal 7 Maret ,2018. .Mohon doanya agar diterima di dalam surga"

Saya duduk terpana.Serasa tidak percaya akan apa yang saya baca.Tapi kemudian ada susulan foto  di Rumah Duka jelambar.jakarta,maka saya yakin,memang Eduard sudah berpulang.

Eduard atau Kian Liang,adalah murid saya di SD ,51 tahun lalu.Anak baik ,sopan dan cerdas.Hubungan kami dengan Eduard dan begitu juga dengan teman teman sekelasnya,bukan hanya sebatas belajar dan mengajar.Mereka sering datang bermain dirumah dan sudah menjadi bagian dari keluarga kami. Perjalanan waktu ,yang sudah lebih dari setengah abad,ternyata tidak memudarkan hubungan baik yang sudah terjalin. Mereka kini,bukan lagi anak SD,melainkan sudah menjadi kakek ,karena rata rata sudah diatas 60 tahun. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun