Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Merasa Asing di Negeri Sendiri

19 Februari 2018   21:25 Diperbarui: 20 Februari 2018   14:49 1557
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Depositphotos.com

Malam kemarin, tanggal 18 Pebruari, 2018,kami terbang dari Bandara Perth ke Bandara  Sukarno Hatta ,dengan menumpang pesawat Garuda. Mendarat dengan selamat pada jam 10.45.

Kami menunggu taksi sekitar 40 menit dan tiba giliran ,kami naik dan menuju ke kediaman kami di Mediterania Boulevard. Karena sudah cukup merasa cape, karena sejak mulai turun dari pesawat di terminal 3 harus berjalan kaki,menuju ke tempat penambilan bagasi dan kepintu keluar, harus jalan kaki hampir satu kilometer.

Lumayan cape, karena harus mengangkat barang barang bawaan kami, Karena itu,sehabis bersih bersih diri, kami langsung terlelap dalam pelukan malam. Dan baru terbangun ketika terdengar suara adzan dari Masjid di depan kediaman kami.

Ternyata Jakarta Belum Berubah

Karena ada banyak hal yang harus kami selesaikan,maka pagi hari ,sehabis sarapan  dan secangkis capuccinno,kami langsung  berkendara menuju ke Mangga Dua Mall.

Baru beberapa menit, keluar dari pintu gerbang Apartemen hampir saja diserempet oleh2 orang pengemudi kendaraan bermotr.yang tampak,seperti balap balapan. Istri saya berkali  kali mengingatkan saya,bahwa saya sedang menggemudi di Jakarta,agar ekstra hati hati.

Ketika akan memasuki jalur menuju ke Jalan Gunung Sahari,terlihat lampu kuning menyala.Dan sudah terbiasa,kaki bergerak otomatis. Menginjak  rem dan menghentikan kendaraan di depan Traffic Light.T

ernyata pengemudi persis dibelakang kami, tampak sangat berang,sehingga berkali kali membunyikan klakson kendaraannya.. Padahal semacam ini, belum pernah saya rasakan ,selama 10 tahun mengemudi kendaraan di negeri orang,

Memberikan Kesenpatan Pejalan kaki Melintas di  Zebra Cross Ternyata Juga Salah

Mendekati garis hitam putih yang  menjadi rambu rambu baku, agar memberikan prioritas pertama kepada para Pejalan kaki,maka kembali kaki saya otomatis,memperlambat kendaraan dan sebelum menyentuh garis pembatas,kendaraan berhenti secara total. Rupanya hal ini juga membuat pengmudi dibelakang saya menjadi berang dan membunyikan klakson berulang kali.

Dan  ketika lampu hijau menyala, memotong sangat dekat jaraknya dangan kendaraan yang saya kemdikan,sambil sekali lagi membunyikan  klakson berulag ulang kali.Benar kata istri saya,bahwa saya harus sadar diri,bahwa saya harus lebih berhati hati,ketika harus mengemudi dinegeri sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun