Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Belajar Menghargai dari Seorang Penjaga Malam

22 Februari 2017   08:30 Diperbarui: 23 Februari 2017   18:24 629
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
keterangan foto: Pak Selamat ini,adalah Guru saya dalam ilmu kehidupan, Masih menyimpan mainan kunci yang saya berikan selama lebih dari 10 tahun lalu. Pak Selamat menjadi guru ,yang mengingatkan untuk menghargai pemberian orang ,sekecil apapun dan dalam bentuk apapun/foto dokumentasi pribadi

Hal yang mungkin bagi kita kecil dan tidak bernilai menurut pandangan kita, bisa jadi bagi orang lain diperolehnya dengan susah payah. Sehingga ketika pemberiannya kepada kita yang diberikannya dengan setulus hati dibiarkan tergeletak dilantai atau digudang dapat dibayangkan betapa menyakitkan baginya.

Pemberian Tidak Kasat Mata

Pemberian tentu saja  bukan harus dalam bentuk kasat mata dan berwujud fisik karena ada banyak pemberian yang sama sekali tidak tampak, namun sungguh-sungguh dapat dirasakan dan dibuktikan.

Ketika orang memberikan perhatiannya kepada kita terhadap tulisan kita, membantu memberikan informasi bila terdapat typo atau salah ketik juga merupakan sebuah pemberian yang sangat berharga. Memberikan saran dan nasihat untuk kebaikan kita juga merupakan sebuah pemberian yang tak ternilai.

Jangan lupa bahwa kalau kita ingin dihargai, maka orang lain juga ingin dihargai. Mengucapkannya atau menuliskannya memang sangat mudah, tapi mempraktikkannya dalam berinteraksi dalam kehidupan bermasyarakat sungguh tidak mudah.

Menjadikannya Koreksi Diri

Kendati kata orang dalam usia yang sudah cukup dewasa, seharusnya orang seusia saya sudah mampu mempraktikkannya secara utuh dalam keseharian. Ternyata tidak seperti kata teor karena dengan menjadikan rasa ketersinggungan diri sebagai koreksi diri ternyata masih banyak hal yang perlu diperbaiki dalam diri .

Sebagai contoh, ada sahabat yang menghadiahkan sebuah tulisan untuk diri saya tetapi ternyata luput dari perhatian. Baru setelah waktu berlalu cukup lama saya sadar bahwa ada hadiah, berupa sebuah tulisan yang terabaikan selama ini. Tentu saja hal  ini menghadirkan rasa sesal yang mendalam pada diri saya dan langsung mohon maaf lewat inbox kepada teman yang sudah begitu baik hati memberikan hadiah tak ternilai berupa sebuah tulisan.

Belum lagi masalah kunjung mengunjungi. Ketika saya mendapatkan  kiriman buku, maka dengan mudah saya juga dapat mengirimkan buku sebagai ungkapan rasa terima kasih karena bendanya ada di depan mata sebagai pengingat bila lupa.

Akan tetapi, dalam hal kunjung mengunjungi tulisan bagi saya pribadi banyak melakukan kesalahan, karena sering lupa membalas kunjungan. Hal yang tidak luput saya jadikan pelajaran dan introspeksi diri.

Menasihati Orang Sekaligus Menasihati Diri Sendiri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun