Mohon tunggu...
Tjan Sie Tek
Tjan Sie Tek Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengusaha, Konsultan, Penerjemah Tersumpah

CEO, Center for New Indonesia; Sworn Translator, member The Indonesian Translators Association (Ind. HPI)

Selanjutnya

Tutup

Money

Perang Besar antara Petroyuan dan Petrodollar semakin sengit

11 Februari 2018   13:42 Diperbarui: 7 Desember 2018   11:02 4811
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Update 7 Desember 2018:

A. Petroyuan semakin mengglobal melalui Bursa Energi Internasional Shanghai (INE), Bursa Berjangka Minyak Bumi ke-3 di Dunia

Perdagangan minyak bumi yang berdasarkan kontrak dalam CNY (renminbi; RMB) untuk penyerahan di hari kemudian (kontrak berjangka, futures) telah berjalan selama lebih dari 8 bulan sejak dibuka pada 26 Maret 2018 di Shanghai International Energy Exchange (INE; Bursa Energi Internasional Shanghai). Walaupun ada ramalan-ramalan dan tanda-tanda bahaya yang melengking, pasar-pasar minyak yang sudah ada tetap berfungsi  sedangkan futures minyak China semakin memantapkan diri dan, dalam hal volume, telah mengalahkan futures minyak dalam USD yang diperdagangkan di Singapura maupun Dubai.

Tentu saja volume perdagangan di INE masih di bawah volume futures minyak Brent yang diperdagangkan di London dan West Texas Intermediate di New York. Namun, kontrak futures China itu dianggap penting oleh para pedagang komoditi multinasional (misalnya Glencore) dan dihargai secara sebanding dengan indeks-indeks Brent dan West Texas Intermediate. Semua hal itu mengesankan bahwa kontrak furures minyak China dapat memasukkan CNY ke dalam bagian inti pasar-pasar komoditi global.

Peluncuran kontrak futures minyak China itu dapat diperkriakan akan memperlebar cakupan utnuk perdagangan komoditi global dalam CNY. Karena semakin banyak impor minyak oleh China dibayar dalam CNY, para pemasok asing akan memiliki lebih banyak tagihan dalam CNY yang dapat mereka pakai untuk membeli tidak hanya barang dan jasa China, tetapi juga sekuritas dan obligasi pemerintah China maupun swastanya. Dengan demikian, hal itu akan memperkuat pasar modal China dan membantu mendorong internasionalisasi CNY, atau setidaknya semakin majunya de-dolarisasi  pasar minyak dunia.

Selain itu, perdagangan di pasar-pasar komoditi yang lain akan semakin banyak dilakukan dalam CNY sehingga hegemoni USD menghadapi tantangan yang terberat selama ini.

Dalam waktu dekat, USD mungkin tidak lagi dianggaps ebagai jangkar system moneter dunia sehingga mengakhiri apa yang mantan presiden Perancis Valéry Giscard d’Estaing secara termasyur sebut “hak istimewa berlebihan” yang dinikmati oleh USD sebagai salah s tu hasil dari sifat sentral USD dalam perdagangan sedunia.

Saat ini China adalah importir minyak bumi, bangsa perdagangan dan manufaktur yang nomor satu di dunia. Jika China dapat menahan serangan balik dari AS, upaya-upaya China untuk menginternasional CNY akan meletakkan dasar keuangan untuk munculnya suatu dunia yang multipolar (banyak kutub). 

(South China Morning Post  4 Desember 2018, “China’s petroyuan is going global, and gunning for the US dollar,” oleh John A. Mathews, profesor manajemen di Fakultas Manajemen Program Pascasarjana Universitas Macquarie di Sydney, dan Mark Selden, anggota luarbiasa senior di bidang riset Program Asia Timur Universitas Cornell University dan editor The Asia-Pacific Journal: Japan Focus)

Catatan: INE berencana menangani tujuh macam minyak mentah Timur Tengah, yang mencakup Minyak Ringan Basra dari Iraq, minyak mentah Dubai dan Oman (Nikkei Asian Review 8 Februai 2018).

 B. Latar belakang pendirian INE:

1. China adalah importir terbesar minyak bumi di dunia karena mengimpor sekitar 8,44 juta barel per hari (bpd) sepanjang tahun (Reuters 2 Oktober 2017). Itu naik sekitar 12,3%, atau 950.000 barel per hari,  dibandingkan impor  selama tahun 2016. Angka itu juga diperkirakan akan naik sebanyak 0,5 juta barel per hari sepanjang tahun mulai 2018. Sebagai perbandingan, Indonesia mengimpor sekitar 800.000 barel minyak bumi rata-rata perhari. 

China sendiri memproduksi sekitar 7,5 juta barel minyak bumi per hari (www.oilandgas.com).

2. Pada tahun 2017, Badan Energi Internasional (IEA) melaporkan bahwa impor minyak di seluruh dunia naik sekitar 1,6 juta barel per hari. Jadi, China berperan lebih dari 58% kenaikan impor minyak sedunia.

3. AS mengimpor sekitar 8,1 juta barel minyak mentah per hari (www.forbes.com). Selain impor, AS juga mengekspor sekitar 900.000 barel per hari.

4. Russia dan Venezuela sudah mulai menjual sebagian minyak mereka ke China dalam CNY.

5. Saat ini AS mengekspor sekitar 350.000 barel minyak mentah ke Asia, terutama China. Jadi, eksportir minyak AS yang menjual minyak ke China wajib ikut INE dan menerima bayarannya dalam CNY!!!

6. Arab Saudi adalah supplier minyak bumi nomor satu ke China selama 8 bulan pertama tahun 2016, tetapi untuk periode Januari-Agustus 2017, peringkat Arab Saudi turun ke posisi 3 setelah Russia dan Angola.

7,  Ekspor Arab Saudi ke China turun sebesar 1,7 persen menjadi 1,03 juta barel per hari selama masa yang sama.

8, Mulai awal Desember 2017, Russia menambah ekspor langsung mereka lewat jalur pipa ESPO yang kedua dari Siberia ke Daqing, China,  dengan kapasitas angkut 15 juta ton minyak bumi setahun.  Jalur pipa ESPO yang pertama juga berkapasitas sama sehingga setiap hari Russia mengekspor sekitar 600.000 barel minyak mentah ke China (www.cnpc.com.cn).

9. Dengan demikian persaingan semakin ketat di antara ketiga produsen minyak bumi itu (Russia, Angola dan Arab Saudi).

10. Sudah setahun ini Arab Saudi berencana menjadikan Saudi Aramco, produsen minyak bumi terbesar di dunia, go public melalui IPO (Penawaran Saham Perdana), dengan pilihan: bursa efek New York, London, Tokyo, Hong Kong dan/atau Shanghai.

11. Rencana IPO itu menjadi rebutan kelima buah bursa tersebut karena nilainya akan yang terbesar di dunia dan diperkirakan antara USD 100 miliar-200 miliar, yaitu 5-10% dari perkiraan harga pasar total Saudi Aramco, dengan syarat harga minyak bumi tidak ambruk menjelang IPO.

12. Mengingat kemampuan serap bursa-bursa efek tersebut, pemerintah Arab Saudi kemungkinan melakukan gabungan: private placement terlebih dahulu untuk 5%, lalu IPO untuk 5% berikutnya.

13. Mengingat juga kekuatan uang tunai di dunia, hanya PetroChina (anak usaha CNPC; CNPC beraset total sekitr USD 650 miliar) dan/atau Sinopec yang saat ini mampu menyerap private placement itu (senilai USD 100 miliar) dengan dukungan USD cash yang berjibun di China.

14. Reuters pada 16 Oktober 2017 memberitakan bahwa China sudah mengajukan diri akan membeli sd 5% saham Saudi Aramco, bahkan lebih jika dibolehkan, secara cash. Nikkei Asian Review memperkuat berita itu pada 16 November 2017.

15, Saudi Aramco punya berbagai macam proyek kilang minyak dan petrokimia yang besar di China.

Contoh: di Provinsi Yunnan, China Bagian Selatan, Saudi Aramco berencana menanam USD 1-5 miliar ke proyek kilang Anning dengan kapasitas 260.000 barel per hari, kongsi dengan PetroChina dan juga aset-aset bisnis eceran PetroChina. Jika deal, Saudi Aramco akan berhak memasok sebagian dari kebutuhan minyak mentah kilang itu yang akan operasional Oktober 2017, kata Reuters 2 Oktober 2017.

16. Tahun lalu Raja Salman berkunjung ke China dan membahas IPO itu.

17. Minyak bumi sebagai bahan bakar fosil pembangkit listrik dan alat angkut (mobil dll) semakin terancam oleh program pengurangan panas bumi dengan mengurangi konsumsi minyak bumi di seluruh dunia, melalui program mobil listrik besar-besaran di China dan Eropa Barat, peningkatan kapasitas pembangkit listrik tenaga surya, angin dan air di mana-mana di dunia. China adalah nomor satu di dunia saat ini karena lebih dari 1/3 produksi listrik China dibuat dari ketiga sumber alam itu.

Peserta dari LN

Ada tiga golongan:

  • Overseas Special Brokerage Participant (OSBP);
  • Overseas Special Non-brokerage Participant (OSNBP); dan
  • Overseas Intermediary.

Deposit minimum untuk OSBP dan OSNBP: individu CNY 500,000; perseroan: CNY 1,000,000.

C. Riwayat Petrodollar

Dominasi USD di dunia perdagangan, yang dimulai dalam perdagangan minyak bumi sejak diakhirinya Perjanjian Brettons Woods oleh Presiden Nixon pada 1971 di mana penerbitan USD tidak lagi didukung oleh cadangan emas AS, akan semakin surut.  

Perjanjian itu dibuat pada tahun 1944 di Bretton Woods, AS, oleh Pasukan Sekutu, yang antara lain mendirikan Bank Dunia dan IMF, juga menentukan USD, dengan kurs tukar yang tetap, sebagai mata uang cadangan bank-bank sentral di dunia. AS berjanji bahwa USD dapat ditukar menjadi emas setiap waktu.

Pada 1974 Presiden Nixon dan Menlu Kissinger sepakat dengan Arab Saudi bahwa perdagangan minyak mentah dilakukan dalam USD dan juga komoditi-komoditi lainnya. Itulah sebabnya USD yang dipakai sebagai mata uang pembayarannya disebut juga sebagai Petrodollar. Akibat lanjutannya adalah perdagangan sedunia dilakukan dalam USD melalui bank-bank besar AS di New York.

Sekarang AS tidak lagi mendominasi perdagangan di dunia karena bersaing ketat dengan China dan Uni Eropa. Peran USD sudah berkurang jauh dalam perdagangan sedunia karena masuknya GBP, JPY, Euro dan CNY.

Dalam perbankan, empat buah bank China: ICBC, CCB, BoC dan ABC, adalah peringkat  terbesar 1-4 di dunia dalam hal asset.

D. Peluang INE dan Petroyuan:

1. Russia, Angola, Iran, Venezuela dll akan ikut INE.

2. Arab Saudi sangat berkepentingan sehingga 9 juta barel impor minyak bumi China per hari akan dilakukan lewat INE nantinya.

3. Produsen-produsen minyak AS yang besar kemungkinan sedang pikir-pikir untung ruginya ikut INE.

4. Eksportir minyak AS ke China wajib ikut INE.

5. Pengalaman China, sebagai importer bijih besi 1 miliar ton setahun, yang terbesar di dunia, salah satunya dalam perdagangan berjangka (futures) bijih besi melalui Bursa Komoditi Dalian (DCE), membuat INE yakin sukses.

6. Menurut catatan saya, selama beberapa hari dalam setahun ketika harga bijih besi bergolak, omset harian transaksi futures bijih besi di DCE pernah mencapai sekitar 24 kali total impor bijih besi China dalam setahun, artinya 24 X 1 miliar ton x USD 74,5 (harga 29 Jan 2018)= USD  1,788 miliar (sekitar IDR 24.000 triliun)!!! Dasyat bukan?

7. CSRC sudah juga mengijinkan peserta asing ikut perdagangan berjangka bijih besi di DCE sehingga DCE adalah bursa berjangka komoditi yang kedua di China di mana peserta dan pemodal asing boleh ikut dagang sehingga tingkat pemakaian CNY semakin tinggi.(www.platts.com).

Langkah besar ini juga akan turut merontokkan kedudukan USD dalam perdagangan bijih besi. 

8. Khusus untuk bursa berjangka minyak di INE,  jika harga minyak bumi rata-rata USD 60/barel, setiap hari rata-rata sekitar USD 540 juta (9 juta barel X USD 60) nilai penyerahan fisik minyak bumi impor akan terjadi. Itu di luar pembelian oleh pemerintah China untuk cadangan strategis nasional dll. Tetapi, karena banyak pedagang, supplier dan peserta menjual-beli kontrak futures untuk lindung nilai, spekulasi maupun berdagang fisik, nilai kontrak futuresnya bisa berlipat-lipat, belum lagi ketika produksi minyak bumi China, yang sekitar 7,5 juta ton per hari (www.oilandgas.com), juga diikutkan dalam transaksi di INE. 

Catatan: Bangsa China terkenal suka spekulasi sehingga transaksi minyak futures di INE pun kemungkinan akan sesukses transaksi futures bijih besi di DCE. Artinya: bisa saja transaksi harian INE itu suatu ketika berjumlah sekitar 24 X 3 miliar barel minyak bumi X USD 60/barel (rata-rata)= USD 4.320 triliun (IDR sekitar 57.500 triliun!!!), terutama ketika harga minyak sedang turun-naik tajam, dengan catatan semua transaksi dagang dan penyerahan itu dalam CNY!!!

9. Untuk margin trading, menurut siaran pers INE pada 4 Juli 2017, INE menyetujui Bank of China, Bank of Communications, China Merchants Bank and Development Bank of Singapore (DBS) China sebagai bank-bank resmi untuk penerimaan uang jaminan untuk jaminan margin (pinjaman/utang) para nasabah asing INE: OSBP, OSNBP dan perantara asing.

10. Margin trading boleh dalam mata uang-mata uang asing misalnya USD.

11. INE adalah counterparty tunggal.

E. Peran USD sebagai cadangan devisa bank-bank sentral di dunia semakin turun

Menurut laporan IMF “Currency Composition of Official Foreign Exchange” pada Juni 2018, pangsa USD sebagai salah satu devisa cadangan bank-bank sentral di dunia turun dari sekitar 70% per tahun 2000 menjadi sekitar 62% per akhir Juni 2018. Dengan segala ketidak-pastian di pemerintahan AS saat ini, yang menimbulkan banyak musuh baru bagi AS, angka itu akan semakin turun.

F. Upaya-upaya lain untuk mengurangi peran USD sebagai devisa cadangan resmi dan perdagangan internasional

Penambahan Cadangan Emas

Pada 8 Oktober 2018, edisi online The South China Morning Post (SCMP) melaporkan bahwa bank sentral China (PBoC) terus menambah cadangan emasnya dengan terus membeli dari pasar. Secara resmi, PBoC mengumumkan bahwa per akhir kuartal pertama 2015 cadangan emas batangan mereka berjumlah 1.054 ton. Per akhir kuartal kedua 2018, angka itu sudah baik menjadi 1.843 ton. Angka-angka tersebut di luar emas-emas batangan yang dipegang oleh perbankan China, badan-badan pemerintah China yang bertugas membeli emas batangan dari dalam dan luar negeri. Sejak 2017 China adalah produsen emas yang terbesar di dunia, dengan produksi tahunan hampir 500 ton, sekitar 3,3 x produksi tahunan Afrika Selatan (nomor 8 di dunia) saat ini. Sebagian besar produksi itu diubah menjadi perhiasan dan barang-barang manufaktur emas lainnya. Provinsi Shandong adalah daerah penghasil emas yang terbesar di China.

Bursa Emas Shanghai adalah bursa emas fisik tunai yang terbesar di dunia. Mayoritas perusahaan tambang emas yang terbesar di China adalah milik pemerintah China. Yang terbesar adalah China National Gold Group Corporation (CNGGC), dengan pangsa produksi sebesar 20% dan pemilik lebih dari 30% cadangan emas di China. Shandong Gold Mining, yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Shanghai (SSE), adalah perusahaan tambang emas kedua yang terbesar di China dan memproduksi sekitar 35 ton emas batangan per tahun. Cadangan emas perusahaan itu berjumlah 339 ton sebelum penemuan lapisan emas di Xiling. (Pada September 2018, perusahaan itu mengumumkan rencananya untuk IPO di Hong Kong.)

Pada 31 Maret 2017, perusahaan itu mengumumkan penemuan lapisan (seam) emas yang terbesar di China dengan cadangan terdeteksi sebesar 382 ton, di Xiling, wilayah Laizhou-Zhaoyuan. Angka itu diperkirakan akan naik menjadi 550 ton setelah eksplorasi selesai pada 2019. Perlu waktu sekitar 40 tahun untuk menambang seluruh cadangan tersebut. Untuk menjadikannya salah satu perusahaan tambang emas yang terbesar di dunia, pada Juni 2017 perusahaan itu membeli 50% dari kepemilikan Tambang Veladero, yang merupakan tambang emas terbesar di Argentina dan terbesar kedua di Amerika Selatan, dari Barrick Gold, perusahaan tambang emas yang terkenal dari Kanada.

G. Pembentukan Sistem Pembayaran Minyak Bumi di luar USD

1. Untuk menghindari sanksi AS terhadap Iran, pada September 2018 Uni Eropa bersama-sama dengan Russia dan China mengumumkan suatu system pembayaran di luar sistem USD untuk pembayaran minyak bumi Iran.

2. Venezuela, yang merupakan salah satu pemilik cadangan minyak bumi yang terbesar di dunia,  juga sudah dikenakan sangsi-sangsi oleh AS. Venezuela sudah membuat salah satu mata uang kripto (cryptocurrency) yang disebut sebagai Petro, yang disangga oleh cadangan minyak bumi Venezuela, sebagai salah satu cara untuk menghindarkan pemakaian USD. China adalah kreditur terbesar Venezuela dan juga salah satu pembeli minyak bumi Venezuela yang besar.

H.  Akibat-akibat lain perdagangan berjangka minyak bumi oleh INE, antara lain:

1. Pemerintah Arab Saudi harus berpikir keras untuk melakukan private placement dan IPO itu.

2. Mengingat persaingan dengan Russia dan sulitnya mencari pembeli sebesar dan semakmur China, banyak analis memperkirakan Arab Saudi akan mengutamakan China sebagai pembeli private placement. Tentu pemerintah dan para pengusaha AS dan Inggeris Raya akan berjuang untuk bersaing dengan China.

3. Para produsen, pembeli, pedagang, broker, spekulan minyak bumi dll dapat pilih bursa yang mereka sukai.

4. Untuk spekulan dll, tersedia peluang arbitrage, yaitu berbedanya harga karena perbedaan kurs tukar dll.

I. CNY akan semakin kuat terhadap USD karena sejumlah langkah terbaru oleh pemerintah plus pengusaha China:

1. Mulai 1 Mei 2018, pemerintah China menaikkan sampai 4 kali lipat jumlah kuota harian saham perusahaan-perusahaan China yang bisa dibeli oleh investor asing melalui Shanghai-Hong Kong Stock Connect, menjadi USD 8,2 miliar. Akibatnya: sebagian pasokan forex (USD, JPY, Euro dll) terutama yang dialokasikan untuk Asia Pasifik, akan mengalir ke China dan bisa berjumlah USD 500 miliar dalam 5 tahun ke depan. Catatan:  sejak dimulai pada 2014, saham-saham di Bursa Efek Shanghai (SSE) senilai USD 509 miliar telah diperdagangkan oleh investor asing; perdagangan harian selama 2017 tercatat sekitar USD 400 juta (IDR 5,5 triliun), atau 1,14% dari total perdagangan harian SSE [South China Morning Post (SCMP): Who are the winners in Mainland-Hong Kong stock connect trading?], 17 November 2017);

2. Melalui Shenzhen-Hong Kong Stock Connect, mulai Desember 2016 sd 17 November 2017, saham-saham di Bursa Efek Shenzhen (SZSE) senilai USD 110 miliar telah diperdagangkan oleh investor asing; transaksi harian selama 2017 tercatat sekitar USD 275 juta (IDR 3,8 triliun), atau 0,66% dari total transaksi harian SZSE (SCMP 17 November 2017).

3. Jumlah pembelian bulanan surat utang pemerintah dan perusahaan China yang dibeli oleh investor asing lewat Shanghai-Hong Kong Bond Connect dan Shenzhen-Hong Kong Bond Connect naik 60% mulai Januari 2018 sehingga setiap bulan mencapai USD 5-6 miliar. Akibatnya: sebagian lagi pasokan portofolio USD, Euro, Yen, GBP dll di dan untuk Asia Pasifik akan mengalir ke China dan bisa berjumlah USD 500 miliar lagi dalam 5 tahun ke depan.

Salah satu hasilnya saat ini: yield surat utang pemerintah China yang berjangka 10 tahun pernah mencapai 3,944%  per akhir Januari 2018 sekarang turun menjadi  3,653% per 1 Mei 2018 (atau turun hampir 8%)!!!

Catatan: koran-koran di China, Hong Kong, Jepang dan Bloomberg sebulan terakhir ini memberitakan bahwa surat utang pemerintah China sudah menjadi salah satu safe haven (tempat berlindung yang aman) bagi sejumlah investor asing yang mulai khawatir dengan keuangan pemerintah AS maupun yang mendiversifikasi portofolio mereka mengingat Yuan China (CNY) sudah menjadi salah satu dari 5 mata uang yang paling kuat di dunia dan menjadi salah satu komponen SDR-nya IMF.

4. Mulai 1 Juni 2018 saham-saham kategori A, yaitu saham-saham yang diperdagangkan dalam Yuan China (A-shares), yang diterbitkan oleh lebih dari 200 perusahaan besar China akan masuk ke MSCI Emerging Market Index sehingga akan semakin banyak A-shares mereka yang dibeli oleh investor asing. Para investor yang memiliki exchange-traded fund (ETF; reksa dana yang diperdagangkan di bursa efek), yang berinvestasi menurut indeks, akan otomatis berinvestasi dalam A-shares yang tercantum di indeks tersebut sesuai dengan bobot A-shares di indeks tersebut, yaitu sekitar 1%, yang bernilai sekitar 5% (USD 400-450 miliar) dari seluruh A-shares yang beredar. (Financial Times, 11 April 2018: China boosts Mainland-Hong Kong Stock Connect quotas).

Selama April 2018 saja, para investor asing telah membeli A-shares senilai USD 29,5 miliar, naik sebanyak 6% dibandingkan dengan yang Maret 2018, lewat HKSE (SCMP, 2 Mei 2018: Global investors take their positions ahead of China’s inclusion in MSCI index).

Karena itu, Otoritas Moneter Hong Kong (HKMA) sudah sejak tahun lalu berpesan kepada bank-bank clearing CNY di Hong Kong untuk tidak menimbun CNY mereka agar pada 1 Juni 2018 para investor asing yang berebutan membeli A-shares lewat HKSE tidak kekurangan CNY.

5. Akibatnya: Gabungan Point 1 sd 4 di atas bisa mempercepat masuknya sejumlah USD 1 triliun ke China selama kurang dari 5 tahun ke depan. Catatan: Saat ini industri keuangan China berjumlah sekitar USD 44 triliun. Saat ini baru sekitar 2% milik asing. Dalam 10 tahun ke depan bisa menjadi 10% dari nilai sekarang itu, yang berarti forex (USD, Euro dll), dan bisa mencakup Yuan yang ada di luar China) senilai USD 4,4 triliun (sekitar IDR 61.000 triliun) bisa masuk ke China!!! Padahal pada tahun 2028, nilai total industri keuangan China bisa mencapai USD 80 triliun. Jika pemerintah China mengijinkan investor asing memiliki sd 10% dari nilai tersebut, berarti forex sekitar USD 8 triliun (IDR 110.000 triliun) bisa masuk ke China sd tahun 2028 saja. 

Akibat -akibat lanjutannya: 

(i) CNY akan menguat sekali secara jangka panjang; 

(ii) Semakin banyak modal akan keluar dari bursa-bursa saham besar misalnya Bursa Saham New York (NYSE), Tokyo (TSE), London (LSE), dan masuk ke China; 

(iii) Bank-bank sentral di dunia, perusahaan asuransi dan dana pensiun akan membeli semakin banyak obligasi pemerintah China sebagai bagian dari cadangan forex mereka;

Pada 14 Juni 2018 koran online the Inquirer melaporkan hasil survei Bank HSBC bahwa para pengurus 79 buah bank sentral di dunia memperkirakan mereka akan menambah porsi CNY dalam cadangan devisa masing-masing sehingga CNY akan mengambil porsi sd 8,5% dari cadangan devisa mereka per akhir 2020. Mereka saat ini mengusai sekitar USD 5,5 triliun dari jumlah cadangan devisa sedunia yang sekitar USD 11,2 triliun, dengan Bank Sentral China (PBoC) saja menguasai sekitar USD 3,2 triliun. Jadi per akhir 2020, CNY senilai USD 680 miliar akan dipegang sebagai bagian dari cadangan devisa bank-bank sentral sedunia. Itu belum mencakup CNY yang akan dipegang oleh perbankan komersil, perusahaan investasi dan asuransi, dana pensiun, dealer forex, perseorangan dll di seluruh dunia. Jelas sekali peran USD akan semakin berkurang di dunia.

The Centre for Economics and Business Research (CEBR) melaporkan hasil riset mereka pada 2016 bahwa pada 2030, secara nominal  GDP China akan mencapai USD 34,3 triliun, peringkat kesatu di dunia,  sehingga menjadi melebih AS yang USD 32,9 triliun, peringkat kedua. Indonesia peringkat ke-11, dengan GDP 2,5 triliun. Pada 4 September 2017 CEBR, dengan mengutip perkiraan IMF, menyebutkan bahwa GDP China akan melampaui GDP AS pada 2027 dan pada 2040 GDP China akan mencapai sekitar USD 50-55 triliun, 20% di atas yang AS, sekitar USD 40-45 triliun. Jika kurs CNY naik sebesar 20% saja sd tahun 2040, GDP China akan mencapai USD 60-66 triliun sehingga menjadi 1,5 kali GDP AS secara nominal.

Menurut Reuters pada 29 Mei 2018, China sudah menjadi mitra dagang yang terbesar untuk lebih dari 130 buah negeri sedunia. Empat belas buah negeri di wilayah MEFMI Afrika sedang membahas CNY sebagai mata uang cadangan devisa mereka karena sebagian besar dari mereka sudah menerima kredit dan hibah dari China. Logis  untuk mereka membayar kredit itu dalam CNY. MEFMI mencakup Angola, Botswana, Burundi, Kenya, Lesotho, Malawi, Mozambique, Namibia, Rwanda, Swaziland, Tanzania, Uganda, Zambia dan Zimbabwe. Zimbabwe sudah mengumumkan CNY sebagai salah satu mata uang untuk transaksi harian dalam negeri mereka sejak akhir 2015  dan juga perdagangan di antara Zimbabwe dan China. (The Guardian 22 Desember 2015). China adalah mitra dagang terbesar Zimbabwe.

Khususnya untuk Afrika, pada Mei 2018 South China Morning Post memperkirakan bahwa dalam 50 tahun mendatang bahasa Mandarin bisa menjadi lingua franca di antara puluhan negeri di sana karena pemerintah China sudah mendirikan Confucius Institute di puluhan negeri di sana.

(Kembali ke) Prospek Dolar dan Rupiah versus Yuan (RMB)

(iv) Para investor swasta cenderung menyebarkan risiko dengan menyebarkan modal mereka di antara obligasi pemerintah China, swasta dan saham.

6. Akan IPO-nya lima perusahaan teknologi China (Lufax, Ant Financial dkk dengan nilai pasar total sekitar USD 500 miliar). Karena Xiaomi sudah tercatat di HKSE, kemungkinan yang lainnya juga akan di Hong Kong. Mereka akan menyedot forex antara USD 50-100 miliar selama tahun 2018 saja, belum lagi perusahaan-perusahaan property, pabrik dll dari China juga yang go public maupun menjual obligasi mereka.

Catatan: untuk antisipasi meledaknya pesanan pembelian saham Xiaomi ketika go public, HKMA sampai harus bersiaga menjaga likuiditas karena mungkin akan terjadi oversubscription (kelebihan pesanan) yang luar biasa. Diperkirakan sekitar 2/3 dari jumlah dolar Hong Kong (HKD) yang beredar akan terkunci selama sekitar 1 bulan sebagai bukti pesanan tersebut (sekitar USD 1 triliun, atau IDR 13.800 triliun). Contoh: beberapa bulan lalu, Ping An Good Doctor, yang meraih USD 1,1 miliar di HKSE, pernah menggembok sekitar 1/3 dari jumlah HKD yang beredar. Xiaomi menargetkan peraihan dana senilai USD 10 miliar.

7. Mulai akhir 2018 sd akhir 2021, bank-bank asing boleh memiliki saham-saham di bank-bank China dengan persyaratan yang sama seperti investor lokal China: kepemilikan maksimum 30% di bank-bank swasta.

8. Peraturan yang sama berlaku bagi kepemilikan asing di perusahaan-perusahaan pengelola aset keuangan lokal China.

9. Mulai akhir 2018 sd akhir 2021, perusahaan-perusahaan sekuritas dan pengelola dana (fund manager) asing boleh memiliki sd 51% saham dalam perusahaan sekuritas lokal patungan; sesudah akhir 2021, batasan itu akan dihapus total (Bloomberg, 10 November 2017: How China is opening up to foreign Finance Firms).

Akibatnya: alokasi sebagian besar fund manager di dunia untuk membeli saham-saham di China bisa semakin besar.

10. Mulai akhir 2018, investor asing bisa membeli saham di SSE melalui Shanghai-London Stock Connect, begitu juga para investor China bisa membeli saham yang tercatat di Bursa Efek London (LSE) (Financial Times, 11 April 2018).

Catatan: Pemerintah China bisa menyetel kurs tukar CNY terhadap USD dll sesuai dengan strateginya, misalnya untuk menjaga pertumbuhan ekspor.

Contoh: Selama perang dagang AS-China yang sedang berlangsung saat ini, manfaat kenaikan tarif impor oleh AS atas produk-produk China akan menjadi berkurang jika China melemahkan kurs CNY/USD. Selain itu, penurunan tersebut juga akan membantu ekspor China ke negeri-negeri lain, yang mencakup Indonesia, dengan catatan bahwa tindakan China itu akan bersifat sementara saja karena target jangka menengah dan panjang China adalah menjadikan CNY kuat bertarung lawan USD sebagai mata uang perdagangan dan cadangan devisa di dunia. Akhirnya China akan melepaskan kendalinya atas kurs CNY/USD dan juga CNY terhadap mata uang lainnya jika pemerintah China anggap hal itu akan membantu menambah makmur rakyatnya, terutama ketika kualitas produk-produk teknologi tinggi China sudah setara atau di atas produk negeri maju-maju seperti Jepang, Perancis, Inggeris.

11. Peningkatan pemakaian CNY di 17 buah negeri Eropa Bagian Tengah dan Timur (CEEC)

Pada 12 Juli 2018 Yicai Global memberitakan bahwa bank sentral China akan meningkatkan kerja sama dengan negeri-negeri tersebt dan meneliti pendanaan dengan CNY dan penerbitan obligasi-obligasi untuk investasi yang ramah lingkungan (green bond). Pada 11 Juli 2018, dalam pernyataan setelah rapat tahunan ketujuh China-CEEC di Soofia, Bulgaria, China menyambut baik pemasukan CNY ke dalam cadangan-cadangan devisa negeri-negeri tersebut. CEEC beranggotakan 17 buah negeri di Eropa Bagian Tengah dan Timur. Sebagian besar negeri tersebut sedang tumbuh dan memerlukan investasi yang besar sekali dalam bidang infrastruktur yang bersiklus panjang.

12. Kurs CNY turun untuk sementara selama ekonomi China melakukan peneysuaian dalam rangka memasuki sektor-sektor teknologi tinggi

Karena itu, para investor asing selama Juli-September 2018 semakin gencar membeli obligasi maupun saham dalam CNY karena mereka yakin tentang penguatan CNY secara jangka menegah dan panjang terhadap USD dkk antara lain karena:

i. CNY sudah dimasukkan ke dalam kelompok mata uang komponen cadangan uang IMF, dari semula 4 buah: USD, GBP, Euro & JPY, menjadi 5;

ii. Semakin banyak yang memakai CNY sebagai mata uang pembayaran transaksi bisnis dll: Pakistan, Zimbabwe; Venezuela dan Russia menerima CNY untuk pembayaran sebagian minyak yang mereka jual ke China;

iii. Pemerintah China sudah teken banyak perjanjian pertukaran (swap) CNY dengan 30-an mata uang lainnya: IDR, Baht, Won, dll senilai sekitar USD 550 miliar. Contoh: Pada 2013, (1) Bank of England, Bank Sentral Inggeris Raya, dan PBoC (Bank Sentral China) teken perjanjian pertukaran CNY dengan GBP senilai CNY 200 miliar (saat ini senilai sekitar IDR 430 triliun) sehingga perdagangan di antara kedua negeri mereka bisa dilakukan dalam mata uang masing-masing, bukan USD; (2) Bank Sentral Brazil dan PBoC teken perjanjian swap CNY dan real Brazil senilai USD 30 miliar, Pada 2017, Bank Sentral Argentina dan PBoC teken perjanjian serupa yang bernilai CNY 70 miliar dan pada 2018 ditambah sehingga menjadi CNY 140 miliar;

iv. BI dan PBoC sudah perpanjang perjanjian pertukaran IDR dengan CNY sejumlah IDR 270 triliun yang bisa dipakai untuk perdagangan bilateral

v. Semakin banyak bank sentral di dunia membeli obligasi pemerintah China dalam CNY terutama secara langsung, atau lewat Bond Connect. Contoh Financial Times 15 Januari 2018 memberitakan bahwa Deutsche Bundesbank, bank sentral Jerman, memasukkan CNY sebagai salah satu cadangan devisanya menurut Andreas Dombret, seorang anggota Dewan Direksi Deutsche Bundesbank.Dia juga mengatakan bahwa ECB (Bank Sentral Eropa) telah melakukan yang sama.

vi. Pada 18-19 Juni 2018, koran online atimes.com, yicai global, dll memberitakan bahwa melalui majalah resminya, Bank Sentral China (PBoC) melakukan survei kepada 79 pejabat bank sentral di dunia yang menguasai USD 5,5 triliun, atau 54% dari total cadangan devisa di dunia (sekitar USD 11,2 triliun). (Catatan China sendiri memiliki sekitar USD 3,2 triliun). Temuan mereka: sd 2020 mereka akan menambah CNY/RMB sebagai bagian dari cadangan devisa mereka sehingga CNY akan berjumlah sekitar 8,5% dari total cadangan devisa mereka. itu berarti CNY senilai USD 460 miliar. Jika bank-bank sentral lainnya ikut menambah atau memiliki CBY, CNY senilai USD 680 miliar akan ada di bank-bank sentral sedunia per akhir 2020 saja, belum lagi yang dipegang oleh perbankan komersil, investor, perusahaan, pribadi dll.

vii. Semakin banyak investor swasta asing membeli obligasi pemerintah maupun swasta China dan saham perusahaan China dalam CNY lewat Hong Kong melalui Bond Connect maupun Stock Connect;

Per akhir Maret 2018, nilai obligasi pemerintah, semi-pemerintah dan swasta China yang sudah dimiliki oleh para investor asing adalah USD 206 miliar, yang menunjukkan kenaikan selama 13 bulan berturut-turut. Tahun ini diperkirakan USD 110 miliar lagi akan dibeli oleh mereka. Angka-angka itu belum mencakup nilai saham perusahaan-perusahaan China Daratan yang dibeli oleh investor asing. (Lihat juga: Dollar dan Mata Uang Lainnya yang semakin tersedot Yuan dan Obligasi China oleh Tjan Sie Tek, kompasiana.com 6 Mei 2018).

Sebagian lagi membeli dim sum bond (obligasi CNY di luar negeri) lewat Hong Kong dll;

viii. China ingin menjadi negeri perdagangan terbesar di dunia dengan menaikkan nilai ekspor dan importnya, terutama impornya, dari USD 4,2 triliun menjadi USD 10 triliun per tahun 2022, yang sebagian besar akan dibayar dalam CNY.

Di Shanghai, dengan nama China International Import Expo (CIIE), dari 5 sd 10 November 2018, setiap tahun China akan adakan Pameran Impor dengan mengundang eksportir sedunia, terutama barang-barang konsumsi, misalnya buah, sayur,daging, kedele. Panitianya memperkirakan ribuan perusahaan dari lebih dari 100 buah negeri dan wilayah akan ikut. CIIE akan mencakup perdagangan, investasi dan usaha. (website: China International Import Expo; www.english.mofcom.gov.cn). Reuters memberitakan pada 30 Mei 2018 bahwa mulai 1 Juli 2018, China akan potong tarif impor banyak sekali barang konsumsi lainnya, misalnya pakaian, kosmetik, peralatan rumah tangga, produk kebugaran, dari 15,9% menjadi hanya 7,1%. Untuk mesin cuci dan kulkas, China akan potong dari 20,5% menjadi hanya 8%. Untuk makanan olahan, misalnya produk ternak air dan ikan, dari 15,2% menjadi 6,9%.

ix. Semakin sedikit pembeli surat-surat utang pemerintah AS dari luar AS

Menurut catatan penulis, sejak genderang perang tarif ditabuh oleh AS pada awal 2018, hampir 100% dari USD 500 miliar surat utang baru yang diterbitkan sampai saat ini oleh pemerintah AS dibeli oleh orang-orang dan perusahaan (yang sudah memulangkan sekitar USD 1,5 triliun aset keuangan mereka dari luar AS sampai hari ini karena adanya keringanan pajak perusahaan dari 35% menjadi 19%) atau instansi AS sendiri karena China dll mulai tidak suka membelinya, bahkan Russia sudah menjual sekitar USD 80 miliar baru-baru ini. Sebaliknya, sd akhir tahun ini Pemerintah AS diperkirakan masih akan menerbitkan sekitar USD 500 miliar lagi secara bersih sampai akhir tahun ini untuk menutupi defisit APB federal. Karena berkurangnya minat dan kemampuan pasar untuk menyerap supply itu plus kemungkinan kenaikan-kenaikan lanjutan suku bunga dana the Fed, yield-nya pun akan naik. Kurs USD terhadap banyak mata uang di dunia akan naik juga untuk jangka pendek. Sebaliknya, jika keadaan itu berlanjut 1-2 tahun lagi, kurs USD pun akan mulai turun. Akibatnya, laju inflasi di AS akan terus naik. Untuk menahan laju itu, the Fed mungkin akan menunda kenaikan suku bunganya.

Jika surat-surat utang pemerintah AS semakin kekurangan pembeli, the Fed pun terpaksa akan membelinya, antara lain, dengan cara mencetak uang baru lagi. Akibatnya, kurs USD akan terus turun terhadap banyak mata uang asing yang kuat dan cukup kuat.

Akibat lain dari penerbitan surat-surat utang pemerintah federal AS selama 2-3 tahun ke depan adalah "crowding-out," yaitu surat-surat utang itu mendepak keluar surat-surat swasta AS yang sudah ada dan menghambat masuknya yang baru untuk membayar sebagian investasi mereka. Jadi, ekonomi AS, yang sekitar 77,5% didorong oleh swasta AS, akan mengalami stagnasi, stagflasi, kontraksi dan akhirnya mungkin juga resesi.

J. Sebab-sebab BUMN dan swasta China semakin gencar terbitkan obligasi dalam USD di LN, terutama lewat Hong Kong

1. Untuk membantu menutupi kebutuhan sebagian dari rencana investasi China yang sekitar USD 1,4 triliun untuk Prakarsa One Belt One Road (OBOR) China di sekitar 62 buah negeri, BUMN dan perusahaan swasta China, terutama di sektor-sektor energi dan transportasi, perlu cari banyak dana, sebagian CNY dan sebagian lagi USD.

2. Pada Oktober 2017, pemerintah China, melalui Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional (KPRN; NDRC), mengijinkan kembali BUMN maupun perusahaan swasta mencari dana dalam USD di LN, terutama lewat Hong Kong, dengan menerbitkan obligasi dll.

3. Pada Oktober 2017, pemerintah China untuk pertama kalinya selama 13 tahun (sejak 2004) menerbitkan obligasi dalam USD senilai USD 2 miliar. Pemerintah China tidak perlu USD dan devisa asing lainnya karena sudah punya berlebihan (USD 3,14 triliun, tetapi pemerintah China ingin membantu menurunkan biaya bunga yang harus dibayar oleh BUMN dan perusahaan swasta China, terutama yang ikut prakarsa OBOR. Karena itu, tujuan penerbitan obligasi pemerintah tersebut dalam USD adalah menciptakan suku bunga pinjaman/obligasi tolok ukur (benchmark) bagi BUMN dan perusahaan swasta tersebut.

4. Inilah cerdasnya cara bisnis China: mereka tahu bahwa dalam jangka menengah dan panjang, kurs tukar USD/CNY akan turun. Kemungkinan antara 10%-20% dalam 5-10 tahun. Jadi, BUMN dan perusahaan swasta China yang terbitkan obligasi dalam USD akan untung dalam tiga hal: (i) suku bunga yang lebih rendah daripada sebelumnya, (ii) risiko mata uang (currency risk) akan berkurang jauh atau bahkan tidak ada sama sekali jika uang dari penerbitan obligasi mereka dipakai untuk operasi di LN dalam USD dan mendapatkannya kembali juga dalam USD, dan (iii) khususnya untuk BUMN dan swasta (terutama bidang properti) yang memakainya dalam operasi mereka di China, ketika obligasi mereka jatuh tempo, kurs tukar USD/CNY akan sudah turun antara 10%-20% (bergantung pada tenor obligasi mereka). Misalnya, obligasi mereka berjumlah USD 1 miliar dan tenor 5 tahun. Misalnya ketika jatuh tempo, kurs USD/CNY sudah turun menjadi 10% sehingga kewajiban mereka dalam CNY turun 10%!!! Jika mereka membayar bunga obligasi sebesar 5-6%/tahun (di luar biaya emisi dan perbankan), itu berarti selama 5 tahun mereka akan mendapat diskon bunga rata-rata 1,8%-2%/tahun!!!, atau pengehmatan sebesar USD 100 juta per 5 tahun!!!

5. Tidak heran sejak Oktober 2017, terjadi lonjakan penerbitan obligasi dalam USD oleh BUMN dan perusahaan swasta China, terutama di Hong Kong.

6. Sebagian pembeli obligasi-obligasi di atas adalah perbankan China juga yang berjibun USD-nya (sekitar USD 900 miliar), yang sebagian mereka terima dari para deposan lokal dan sebagian kecil asing, dengan memberikan bunga hanya 0,75%-1% per tahun.

 Semoga bermanfaat. Silakan share dengan semua teman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun