Mohon tunggu...
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widarmanto Mohon Tunggu... Guru - Penulis dan praktisi pendidikan

Lahir di Ngawi, 18 April 1969. Pendidikan terakhir S2 di bidang Bahasa dan Sastra Indonesia. Menulis dalam genre puisi, cerpen, artikel/esai/opini. Beberapa bukunya telah terbit. Buku puisinya "Percakapan Tan dan Riwayat Kuldi Para Pemuja Sajak" menjadi salah satu buku terbaik tk. nasional versi Hari Puisi Indonesia tahun 2016. Tinggal di Ngawi dan bisa dihubungi melalui email: cahyont@yahoo.co.id, WA 085643653271. No.Rek BCA Cabang Ngawi 7790121109, a.n.Tjahjono Widarmanto

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Pertanyaan dan Jawaban yang Hilir Mudik

20 September 2020   19:00 Diperbarui: 20 September 2020   19:11 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Manusia adalah mahluk yang bertanya. Semenjak masa anak-anak setiap manusia gemar bertanya. Bahkan secara spontan dan kadang pertanyaannya muskil, tak hanya sulit dijawab namun juga pertanyaanya tak masuk akal. Keinginan untuk selalu bertanya itu membuktikan bahwa setiap manusia mempunyai bakat menjadi filosof.

Manusia adalah mahluk yang bertanya, termasuk mempertanyakan dirinya sendiri, keberadaannya, orang lain, lingkungan, semesta, bahkan pun pada bagian-bagian paling misteri yang dihadapi dalam hidupnya.

 Kodrat bertanya inilah yang membedakan manusia dengan mahluk yang lain. Kemampuan bertanya inilah yang menjadi manusia lebih menjulang dibanding mahluk lainnya. 

Kemampuan bertanya inilah yang memungkinkan manusia melakukan kritik terhadap dirinya sendiri. Pun melalui pertanyaan-pertanyaan manusia merancang dirinya dengan sadar melihat kemungkinan-kemungkinan yang terbuka untuk membangun masa depannya sekaligus terus-menerus merumuskan dirinya sendiri.

Manusia memenuhi hidupnya dengan tanda tanya tidak dengan tanda seru. Bahkan dirinya sendiri adalah bagian dari tanda tanya itu. Tanda seru dan tanda tanya mengimplisitkan dua dunia yang sangat berbeda bahkan bertolak belakang. 

Tanda seru adalah meneguhkan, menyuguhkan pemecahan yang tuntas, melambangkan kepastian dan percaya diri. Manusia yang mengusung tanda seru adalah manusia yang menyusuri dunia yang mantap, aman, selesai, pasti dan tidak tergoyahkan. 

Sebaliknya, tanda tanya mengimplisitkan dunia yang penuh kejutan, penuh tak terduga, penuh kemungkinan, goyah, sementara, relatif, dinamis, menggelisahkan, evolutif, jalan yang rumpil bukan lapang, penuh ketakpastian dan kesangsian sekaligus menyodorkan banyak alternatif dan berbagai kemungkinan.

Pertanyaan-pertanyaan atau tanda tanya yang muncul adalah pemantik bahkan alat pendobrak untuk merumuskan siapa dirinya dan tujuan hidupnya. Manusia semakin melampaui zamannya, semakin modern, maka ia makin gelisah terhadap keberadaannya. 

Kecemasan dan kebimbangan muncul setiap manusia melewati kurun waktu dan semakin gelisah pula mencari kemungkinan-kemungkinan jawaban. Di sisi lain, lambat laun manusia menyadari bahwa dirinya tidak pernah paripurna, namun selalu dalam kondisi "membelum".

Karena mahluk yang bertanya, maka manusia sadar bahwa posisinya adalah penanya yang harus selalu mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaannya sendiri, Jadilah ia mahluk yang haus akan kemungkinan-kemungkinan. Jadilah ia menjadi mahluk yang gelisah yang selalu dalam pencarian yang terus menerus bahkan radikal.

Pertanyaan-pertanyaan yang radikal yang juga menutut pencarian jawaban yang radikal,salah satunya adalah pertanyaan yang paling klise yaitu menyoal eksistensi manusia itu sendiri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun