Mohon tunggu...
Fatimatuzzahra
Fatimatuzzahra Mohon Tunggu... Mahasiswa S1 di UIN Sunan Kalijaga (NIM: 24107030060)

Kerap disapa Tizzahra—Tizza untuk singkatnya. Menyukai kegiatan kepenulisan sejak kecil, merasa terhubung dengan sastra dan literatur. Bergaya dan mencari jati diri adalah kegiatan utamanya untuk mencari makna kehidupan yang baik baginya.

Selanjutnya

Tutup

Trip

Jogokariyan, Destinasi Ramadhan yang Mengesankan

30 Maret 2025   08:17 Diperbarui: 30 Maret 2025   08:17 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Dokumentasi Pribadi

Pastinya warga Jogja sudah tidak asing lagi dengan Ramadhan di Jogokariyan. Sudah sejak tahun 1966 Jogokariyan menjadi destinasi Ramadhan yang khas bagi warga Jogja. Sejak tahun 1966, masjid Jogokariyan sudah mengadakan berbagi buka gratis di masjid Jogokariyan. Hal ini membuat daerah Jogokariyan terkenal dengan suasana ramadannya yang indah dan penuh makna. Daerah Jogokariyan biasanya tidak hanya dikaitkan dengan hal-hal berbau ramadhan, melainkan juga hal-hal yang berbau dengan keislaman, pondok, dan sebagainya. Meskipun daerah Jogokariyan juga dikaitkan dengan pondok, Jogokariyan tidaklah sama dengan daerah Krapyak yang memang masyhur dengan pondok pondoknya yang terbagi menjadi beberapa komplek.

Jogokariyan memiliki ciri khas berupa Kampung Ramadhan Jogokariyan (KRJ) yang mana Kampung Ramadhan Jogokariyan ini berupa bazar atau pasar ramadhan yang menjual beraneka ragam takjil atau hidangan berbuka. Kampung Ramadhan Jogokariyan terletak di sekitar Masjid Jogokariyan, tepatnya di Jalan Jogokaryan No.36, Mantrijeron, Kecamatan Mantrijeron, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. Letak ini sangatlah strategis, mengingat masjid Jogokariyan merupakan masjid yang sudah cukup lama dibangun, sehingga masjid Jogokariyan merupakan salah satu masjid terkenal di kalangan warga Yogyakarta.

Masjid Jogokariyan berdiri sejak Agustus 1967 dan diresmikan oleh ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Yogyakarta. Pembangunan Masjid Jogokariyan berawal dari seorang pengusaha batik asal Karangkajen bernama H. Jazuli yang kebetulan memiliki rumah di kampung Jogokariyan, beliau dan masyarakat sekitar membeli tanah seluas 600 meter persegi dengan kerjasama dengan koperasi batik Karang Tunggal dan koperasi tenun Tri Jaya.

Masjid Jogokariyan memiliki beberapa keunikan, salah satunya yaitu dengan tidak membuang unsur budaya setempat dalam pembangunannya. Hal tersebut dapat dilihat pada logo Masjid Jogokariyan yang menggunakan tiga bahasa, yaitu Bahasa Arab, indonesia, dan Jawa. Keunikan lainnya dari Masjid Jogokariyan adalah ketika sholat subuh, suasana masjid terasa seperti sholat Jumat, yang mana masjid tidaklah sepi jamaah. Selain itu, Masjid Jogokariyan juga selalu menyajikan ribuan hidangan berbuka disetiap harinya secara gratis.

Sumber Gambar: Dokumentasi Pribadi
Sumber Gambar: Dokumentasi Pribadi

Membahas Masjid Jogokariyan pada Ramdhan, berarti tidak jauh-jauh dari Kampung Ramadhan Jogokariyan berdiri sejak tahun 2004, dan pada tahun 2025 ini, Kampung Ramadhan Jogokariyan telah berdiri selama 21 tahun lamanya dan turut serta meramaikan suasana ramadhan di Yogyakarta. "Dulu waktu awal-awal Kampung Ramadhan Jogokariyan, pihak masjid sudah meminta warga untuk jualan di sekitaran masjid, tapi warga sekitar belum ada yang mau berjualan, sehingga pihak masjid meminta UMKM luar daerah Jogokariyan untuk berjualan di area Jogokariyan," ucap Imam, penjual mochi bite dan aneka kue. "UMKM luar yang berjualan disini diberi ketentuan masjid, kalau dagangan mereka tidak laku, masjid akan membeli semua dagangan UMKM itu, atau istilahnya adalah babat alas." lanjut Imam.

Kampung Ramadhan Jogokariyan saat ini sudah ramai, terlebih lagi adanya Yogyakarta sebagai kota pelajar, dan memiliki banyak mahasiswa rantau menjadi semakin ramai. Khususnya jika mahasiswa tersebut menjalankan ibadah ramadhan di perantauan, mereka dapat saja memilih alternatif ngabuburit atau mencari takjil di Jogokariyan. "Kami siap-siap dari jam setengah empat, sehabis shalat ashar tepatnya. Lalu jam tujuh malam harus sudah steril karena dari pemerintah sudah ditetapkan jam-jam berjualannya" ucap Ana, penjual aneka bakaran dan gorengan di Kampung Ramadhan Jogokariyan.

Mengenai proses pendaftaran UMKM agar dapat berjualan, proses ini dimulai dari mendaftar ke panitia penyelenggara dan mengisi formulir yang diberi, setelah semua persyaratan dan pendaftaran dengan pihak panitia penyelenggara telah terpenuhi, jangan lupa untuk meminta izin kepada pemilik rumah yang akan dijadikan lokasi berjualan. Setelah semua proses perizinan telah disetujui, UMKM akan masuk ke dalam grup UMKM Jogokariyan sehingga dapat menyesuaikan dengan UMKM lainnya.

Jika kita mencari takjil di Jogokariyan, menunya jauh lebih banyak dibandingkan tempat-tempat berjualan takjil lainnya di Jogja. Hal ini dikarenakan Kampung Ramadhan Jogokariyan memang sangat dikenal oleh warga, sehingga banyak orang yang memandang daerah Jogokariyan tersebut sebagai ikon dari Ramadhan di Yogyakarta. Suasana Kampung Ramadhan Jogokariyan yang ramai selalu menjadi ciri khas Kampung Ramadhan Jogokariyan ini, maka dari itu tak heran jika banyak orang yang merindukan suasana ramadhan di Jogokariyan.

Sumber Gambar: Dokumentasi Pribadi
Sumber Gambar: Dokumentasi Pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun