Mohon tunggu...
Prinz Tiyo
Prinz Tiyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - I just don't like the odds.

I just don't like the odds.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Program Wisata Nusantara

6 Juni 2011   10:47 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:48 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI....bukan yang lain) terdiri atas gugusan pulau yang dikelilingi oleh perairan yang sangat luas. Kata orang garis pantai wilayah NKRI adalah yang terpanjang di dunia. Di dalamnya terdapat keanekaragaman. Sangat luar biasa memang bahwasanya negara seluas ini masih (secara de jure) utuh di bawah naungan satu pemerintahan, yakni Pemerintah Republik Indonesia.  Saking luasnya wilayah negara, sampai-sampai waktu pun harus dibagi sesuai dengan garis bujurnya. Kita memiliki tiga wilayah waktu, WIB, WITA, dan WIT. Wilayah yang sangat luas ini membuat satu daerah berjauhan dengan daerah yang lain. Wilayah yang sangat luas ini membuat seseorang tidak mampu untuk menjangkau daerah di luar daerah asalnya, dalam arti menjangkau secara fisik. Dari kenyataan ini saya mengusulkan kepada pemerintah untuk mengadakan sebuah program pengenalan, berujud kunjungan wisata kelompok warga dari satu daerah ke daerah lain. Program ini saya namakan "Program Wisata Nusantara". Manfaat dari program ini antara lain: 1) mempererat tali persatuan bangsa; 2) memperkenalkan budaya, adat istiadat, dan kehidupan daerah; 3) mengurangi potensi perpecahan bangsa dan/atau disintegrasi wilayah; 4) memungkinkan adanya semangat berbagi informasi antardaerah; dan 5) menutup kesenjangan yang terjadi antara satu daerah dan daerah lain. Program Wisata Nusantara berbeda dari paket-paket wisata individual atau kelompok yang telah sekian lama kita kenal. Program ini dilaksanakan di bawah pengawasan pemerintah. Sebagai salah satu misi untuk mempererat persaudaraan, memperkenalkan kekayaan bangsa, dan membangun kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, pemerintah perlu mencanangkan sebuah program reguler kepada setiap warga negara, terutama warga yang kurang mampu, atau setidaknya warga yang memiliki kelas perekonomian menengah ke bawah. Harapan dari program ini ialah untuk memperluas wawasan warga negara tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan Nusantara dan Indonesia. Era informasi telah sedemikian pesatnya berkembang dan kita dapat menyaksikan perkembangan yang terjadi di daerah yang berjauhan jarak dengan daerah tempat kita berada. Namun demikian, menurut saya ini belumlah cukup untuk membuat orang "benar-benar merasakan sendiri" keadaan yang berlangsung di daerah jauh tersebut. Selain itu, wisata dan keanekaragaman daerah jauh tersebut sejauh ini hanya dapat dinikmati oleh orang-orang yang memiliki penghasilan banyak karena biaya perjalanan mahal. Belum ada niat dan prakarsa dari pemerintah untuk melibatkan semua lapisan masyarakat untuk mengadakan "anjangsana" (saling berkunjung). Kampanye wisata tidaklah cukup karena pada kenyataannya kampanye tersebut hanya dapat dinikmati oleh orang-orang yang berpenghasilan banyak. Program Wisata Nusantara dapat dilaksanakan satu kali dalam sepekan dengan memberangkatkan 100-200 orang dari satu daerah ke daerah lain; misalnya rombongan dari Provinsi Jawa Tengah berkunjung ke Provinsi Papua. Ini dilakukan secara kontinyu dengan memberangkatkan kelompok lainnya dengan anggota/peserta yang berbeda. Biaya Program Wisata Nusantara dapat diambilkan dari dana yang selama ini sering "disalah-alokasikan", yang cenderung dinikmati oleh kelompok-kelompok tertentu, misalnya dana kunjungan ke luar negeri oleh pejabat, dana pengadaan mobil dinas, dana pembangunan gedung-gedung dinas yang terlalu mewah, dan alokasi dana lainnya yang menimbulkan kontroversi. Jika pemerintah merasa tidak mampu dapat merangkul pihak swasta. Intinya ialah memberikan akses rekreasi kepada warga negara secara mudah dan terjangkau. Menurut saya kinilah saatnya bagi pemerintah untuk mengambil hati masyarakat dengan "sedikit memberi kesenangan" kepada masyarakat. Rakyat telah terlalu disibukkan oleh masalah-masalah kompleks yang mengganggu kehidupan. Pemerintah tidak mau tahu sama sekali. Selama ini yang menikmati kebutuhan tersier seperti rekreasi adalah warga yang berkantong tebal atau yang mendapatkan fasilitas dari pemerintah dengan alasan kunjungan dinas, studi banding, tugas kantor, dan sebagainya. Ini sama sekali tidak lucu. Jika program ini dilaksanakan, maka kesenjangan antardaerah dapat tertutupi, atau setidaknya terkurangi sedikit demi sedikit. Orang Jawa Tengah akan bergaul dengan orang Papua, Orang Sulawesi akan saling berkunjung dengan orang Sumatera, dan sebagainya. Alangkah indahnya jalinan persaudaraan; alangkah asyiknya jika persatuan diwujudkan secara nyata, yakni secara jabat tangan dan tatap muka langsung; bukan sekedar melalui televisi, Internet, atau alat komunikasi lainnya. Bagaimana, Pem????? Nggak menarik yaa??.... Nggak kaget kok. Sumber gambar: Sumber gambar: didikninithowok.info, gotravel-indonesia.com, hotshotstockimage.com, jktmike.blogspot.com, kbrimanila.org.ph, demotix.com, gohappytourism.blogspot.com, irwan.net, newsitearea.com, reallyindonesia.com, torajacybernews.blogspot.com, viewtourism.com, travelihub.com.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun