"Ini memang masa keemasan Amerika," ujarnya penuh percaya diri.
Tak hanya itu, ia juga menyindir pemerintahan sebelumnya yang dipimpin Joe Biden. Menurut Trump, berbagai bencana dan masalah yang menimpa AS beberapa tahun terakhir adalah warisan kegagalan Biden. "Hari ini, hanya delapan bulan masa pemerintahan saya, kita adalah negara terpanas di dunia, dan tidak ada negara lain yang menyamainya," katanya.
Dari Ditertawakan ke Didengarkan
Yang menarik, kali ini reaksi hadirin berbeda total dibanding tahun 2018. Tidak ada yang tertawa. Tidak ada yang menyindir balik. Semua mendengarkan dengan serius, meski mungkin di dalam hati ada yang mengernyitkan dahi.
Perubahan sikap audiens ini menimbulkan pertanyaan, kenapa dunia sekarang diam saja? Ada beberapa kemungkinan penjelasan.
- Orang Sudah Terbiasa dengan Gaya Trump
Tujuh tahun lalu, gaya sesumbar Trump masih terasa asing di forum internasional yang biasanya penuh formalitas. Tapi sekarang, semua sudah tahu bahwa gaya Trump memang begitu. Klaim besar, kalimat sederhana, dan penuh kebanggaan diri. Tidak ada yang kaget lagi. - Situasi Dunia Lebih Serius
Tahun 2025, dunia menghadapi banyak ketidakpastian, konflik geopolitik, perubahan iklim, ekonomi global yang labil. Para pemimpin mungkin merasa tidak punya waktu untuk menertawakan gaya bicara Trump. Yang mereka butuhkan adalah memahami arah kebijakan AS, apakah bisa jadi solusi atau malah masalah baru. - Trump Lebih Kuat Secara Politik
Kembali terpilih sebagai presiden setelah sempat lengser membuat Trump terlihat tangguh. Ia berhasil membuktikan bahwa dukungan publik di dalam negeri tetap kuat. Di panggung dunia, hal ini memberi sinyal bahwa Trump bukan fenomena sementara. Ia adalah realitas politik yang harus dihadapi.
Reaksi Dunia & Media
Media internasional cepat menangkap momen ini. Beberapa menyoroti isi pidato Trump yang penuh klaim keberhasilan. Sebagian lain menyoroti perbedaan atmosfer dibanding 2018.
Bagi para analis, keheningan audiens justru lebih berbicara daripada tawa. Diam bisa berarti dua hal,
- Respek, karena audiens menganggap Trump sekarang benar-benar harus didengarkan.
- Ketidaksetujuan terpendam, karena orang lebih memilih menahan komentar daripada menimbulkan kegaduhan diplomatik.
Yang jelas, Trump kembali berhasil mencuri perhatian. Seperti biasa, headline media dunia kembali dipenuhi namanya.
Trump Effect, Dampak Sesumbar bagi Dunia
Apakah gaya sesumbar Trump berpengaruh? Jawabannya, sangat.
- Untuk Politik Domestik AS
Klaim-klaim Trump memperkuat citra bahwa ia adalah pemimpin yang percaya diri dan tidak ragu menantang status quo. Bagi pendukungnya, ini alasan mereka memilihnya. - Untuk Diplomasi Internasional
Sesumbar Trump bisa membuat sekutu merasa dipandang rendah, tapi di sisi lain juga bisa menunjukkan kekuatan Amerika. Diplomasi ala Trump sering kali membuat lawan bingung, apakah ini sekadar retorika, atau benar-benar rencana serius? - Untuk Citra PBB
Setiap kali Trump bicara di forum ini, PBB jadi lebih diperhatikan publik global. Entah karena serius atau karena kontroversinya, perhatian dunia tetap tertuju.
Dari Bahan Tertawaan ke "Normalitas"
Kalau kita tarik garis dari 2018 ke 2025, ada pelajaran menarik. Gaya bicara Trump yang dulu dianggap konyol kini sudah jadi bagian dari "normalitas". Dunia sudah terbiasa dengan pemimpin yang blak-blakan, bahkan hiperbolis.
Mungkin ini cermin zaman, era ketika diplomasi tak lagi kaku, ketika panggung politik dunia bukan hanya soal data dan strategi, tapi juga soal siapa yang paling pandai mencuri perhatian.
Trump, suka atau tidak, adalah maestro dalam hal itu.